Pdm Irwan Ambarita

Ibadah raya 1 - minggu, 19 Mei 2019
Rekaman Khotbah : Pdm Irwan Ambarita
Ibadah Raya 1 – Minggu, 19 Mei 2019 di GBI Bumi Anggrek Bekasi

Ringkasan Khotbah

KEBERSAMAAN

Filipi 2:1-5 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Dalam Hidup Bersama Menaruh Pikiran Dan Perasaan dalam Yesus Kristus

– Sehati sepikir

– Dalam satu kasih

– Satu jiwa

– Satu tujuan

 

Pikiran Dan Perasaan Kristus

1) Pikiran Kristus adalah supaya semua satu seperti Aku dan Bapa adalah satu. Dimulai dari kita ada satu kesatuan. Kesatuan yang benar, yaitu satu Roh Kristus. Sehingga tidak ada merasa satu lebih dari yang lain. Saling membutuhkan dan saling melayani.

2) Rendah hati dan lemah lembut (Ayat 5). Dengan kerendahan hati membuat orang bisa melayani orang lain. Kasih karunia kita dapat secara cuma-cuma,  harus kita bagikan dengan cuma-cuma. Bagaimana orang beragama Kristen tidak menaruh kepercayaan pada Yesus Kristus. Terperosok dalam aktivitas keagamaan. Sibuk dengan pelayanan, rajin ke gereja, memuji Tuhan, tapi tidak merasakan kuasa dari Allah. Tanya diri apakah kita beragama atau bertuhan. 

2 Timotius 3:5-9 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!  Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.  Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan merekapun akan nyata bagi semua orang.

 

Seperti babi dan domba. Babi selalu mau ke kubangan, tapi domba jika kakinya masuk ke lumpur akan mengangkat kaki untuk dibersihkan oleh gembalanya dan mundur.

Seperti Yesus tanya kepada Petrus 3 kali :

– Feed the lamb (bayi)

– Take care of my sheep (dewasa)

– Feed my Sheep (dewasa namun masih seperti bayi)

Kesaksian 2 sahabat yang bertemu setelah lama tidak berjumpa. Satu anak sekolah di universitas terkemuka dan yang satu lulus SMA wiraswasta. Namun setelah pulang, ibu yang ditunggu anaknya yang kuliah fimarahin karena lama menunggu, tidak ada damai sejahtera. Sebaliknya ibu yang satu disambut dengan kue dan bunga ulang tahun dan bersukacita. 

Ketika orang melupakan Tuhan jadi hidup tidak bermoral dan kehilangan kuasa illahi dalam hidupnya. Dan kebodohannya diketahui semua orang. Beda orang beragama menaruh Firman di luar, dan orang bertuhan ditaruh dalam hatinya. Orang beragama akan kehilangan kebaikan, kemurahan dan kesetiaannya. Seharusnya ketika kita alami aniaya dan tekanan, orang bertuhan seharusnya bangkit. Ada kebenaran, kesetiaan dan nilai moral di dalam hidupnya. Orang beragama hidup dalam modus tidak benar. Orang bertuhan ada iman, namun tidak tinggal diam tetapi tetap melakukan perbuatan, tapi kuat dari godaan dosa. Orang bertuhan tidak mengganggu gugat kebenaran dan kesetiaan orang lain, tapi fokus pada kebenaran dan kesetiaan sendiri. Orang beragama bengis dan marah, Tuhan kehendaki lemah lembut. 

Matius 5:20  Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  Dilakosune = kharakter lebih baik dari pada orang beragama. Kita berbuat baik bukan karena takut di hukum, bukan karena dilihat orang, tapi ada kharakter dan pikiran illahi dalam diri kita. Aktivitas yang menunjang kehidupan bukan yang merusak kehidupan. Lama kelamaan manusia bertuhan akan dikuasai oleh natur illahi. Memiliki pola pikir yang serupa dengan Kristus, segala gerak getik kita digerakkan hanya untuk memulihkan dan mengagungkan Tuhan. Afoda = melayani Tuhan, dengan segala gerak gerik kita untuk memuliakan Tuhan di segala tempay. Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!  Dan kejar segala sesuatu. 

 

 

 

 

Silakan share :