Pdt. Ferdinand Edu

Ibadah raya 1 & 2 - minggu, 10 Februari 2019
Rekaman Khotbah : Pdt Ferdinand Edu
Ibadah Raya 1&2 – Minggu, 10 Februari 2019 di GBI Bumi Anggrek Bekasi

Ringkasan Khotbah

Menjadi Sesama Bagi Orang Lain

Kita sebagai orang Kristen harus bersyukur karena anugerah Tuhan sehingga kita yang seharusnya tidak layak dilayakkan. Karena itu kita harus serius dalam mengisi kehidupan ini. Bukan hanya beranggapan beragama tapi harus terbukti dalam tingkah laku kita sehari-hari. Agama hanya berbicara rutinitas ritual tanpa makna, tapi kekristenan berbicara hubungan dengan Tuhan, sehingga semakin hari kita akan semakin disempurnakan, untuk menyenangkan dan melayani perasaan Tuhan. Jika perasaan Tuhan tidak disenangkan maka itu bukanlah pelayanan. Jika Tuhan begitu rupa memberikan penilaian kepada manusia, begitu pula kita wajib memberikan penilaian kepada sesama.

Menjadi pengikut Kristus atau orang Kristen bukan main-main tapi sesuatu yang sangat serius. Harus didorong atau digerakkan oleh sesuatu yang sangat serius, dan harus meresponi dengan serius, Karena menentukan kualitas kita di hadapan Tuhan. Sebagai orang yang menyadari sudah diselamatkan oleh Tuhan, harus menjadi dampak atau berkat di mana pun Tuhan tempatkan, apalagi kita sadar bahwa kita anak Allah. Rahasia utk menjadi berkat adalah dengan menjadikan diri kita sesama bagi orang lain. Bukan menuntut orang lain menjadi sesama bagi kita. Segala perbedaan kiranya tidak menjadikan kita menjadi penting atau sebaliknya tidak penting bagi orang lain. Jika perbedaan itu menjadi memuncak maka sulit bagi kita menjadi sesama bagi orang lain. Suatu pergumulan. Pengertian sesama adalah seimbang, agar kita tidak memanfaatkan atau menjadikan obyek atau merasa lebih penting bagi orang lain. 

Lukas 10:25-37 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.  Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.  Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”  Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”

Tuhan mau kita perbuat demikian. Tidak menganggap sesama berarti mengingkari maksud penciptaan dan sang pencipta sendiri, Karena ciptaan memiliki kehormatan yang sama. Kita harus menganggap sesama adalah sama, tidak lebih penting atau tinggi kedudukannya. Dan itu bisa dilakukan jika kita memiliki kasih. Dan sebaliknya juga tidak boleh rendah diri. Pertanyaannya apakah kita punya kasih bagi mereka. Ini dasarnya.

Makna mengasihi sesama berarti:

1. Berarti mengasihi Tuhan

1 Yoh 4:20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Jangan kita menjadi pendusta/mengingkari kehidupan. Ujian kasih kita kepada Tuhan diuji dengan bagaimana kita memperlakukan sesama. Biar pun memuji Tuhan tapi tidak memperlakukan sesama yg representatif bagi Allah, dia adalah pendusta. Itulah sebagai orang Kristen kita harus serius, karena ujian ada dari orang sekitar kita. Bukan sebagai penghalang bagi kita, tapi jadi sarana menjadikan kita lebih unggul. Bagaimana memandang dan memperlakukan orang lain. Adam Hawa jatuh dalam dosa, terlihat saling menyalahkan. Ini ujian apakah kita punya persepsi yang benar pada orang sekitar, apakah sebagai rival atau ancaman. Ingat Surga bukan milik kita sendiri tapi bagaimana kita menyelamatkan sebanyak orang, yang bisa kita lakukan jika kita punya persepsi yang benar bagi sesama. Kasih kita teruji bagaimana kita perlakukan orang lain. Sehingga terjadilah Mazmur 133 ada inisiatif. Peace maker.

2. Mengasihi diri sendiri

Matius 7:12 “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Ini adalah golden rule isi seluruh hukum Taurat. Hari ini kita menolong dan memperlakukan yang baik, maka nama baik dan kehidupan yang baik akan menjadi tolok ukur orang lain memperlakukannya, atau kepada anak keturunan kita. Sikap yang baik menjadi berita yang kencang dan terngiang-ngiang melampaui generasi. Suratan terbuka, pelita dan terang yang dilihat banyak orang. Tidak menghendaki orang berbuat baik tapi kita tidak berbuat baik pada orang lain. Siapa yang menjadikan dirinya sesama bagai orang yang lemah

Keselamatan datang dari Tuhan. Kita harus selalu mengerjakan keselamatan. 

Bagaimana caranya menjadikan diri kita sesama bagi orang lain:

 

1. Perlakukan orang lain lebih mulia meskipun TIDAK MENGUNTUNGKAN

Dunia sekarang sudah rusak karena hanya memuliakan bagi yang menguntungkan. Apa benar Tuhan memiliki nilai seperti itu. Seperti Yesus menyerahkan nyawanya yang tidak menguntungkan. Apakah ketuhananNya akan rusak jika tidak menyerahkan nyawanya? Tuhan menuntut kita seperti itu, karena kita anak Allah yg harus punya nilai kebih bagi orang lain, merendahkan diri bagi orang lain. Apalagi orang tersebut pernah melukai kita. Memang tidak mudah, tapi jalan ke Surga memang tidak mudah. Bukan sekedar kumpul menyanyi tapi ada tujuannya yaitu semakin berkenan dan disempurnakan. Jalan ke Surga itu sempit susah perlu perjuangan. Tuhan akan memperbarui menjadi baru, menjadi pribadi yang unggul. Tidak lagi menjadi pribadi yang egois dalam sebuah komunitas.

2. Perlakukan orang lain dengan mulia meskipun KITA HARUS BERKORBAN

Seperti orang Samaria tadi katakan akan membayar semua. Kadang korban perasaan juga. Sudah ditolong masih ngelunjak. Tapi itu bukan alasan untuk kita berhenti mengasihi sesama. Karena kita semua pernah mengecewakan atau dikecewakan. Tetaplah mengasihi dan berkorban perasaan, waktu, tenaga, materi bagi orang lain. Bahkan Yesus korban nyawa bagi diri kita. Seperti kita nyanyi ku mau seperti mu Yesus. Ini harus menjadi gaya bagi orang percaya meneladani Kristus. Tidak seperti Imam dan orang Lewi yang tidak peduli dan tidak meneladani Kristus. Harus menerapkan dalam diri kita apapun status dan kedudukan kita

3. Perlakukan orang lain dengan mulia sekalipun itu MEREPOTKAN

Hidup sendiri dan pergumulan kita saja sudah merepotkan, tapi ini orang lain. Tuhan berkata tetap menolong dan melakukan terbaik, perhatian, solider pada orang lain. Kita didesain Tuhan untuk menjadi orang yang tidak egois. Itu menjadi syarat kita menggenapi kehendak Tuhan dalam hidup kita. Orang Samaria repot dan menghambat perjalanannya tapi sadar orang lain adalah sesama yang harus kita kasihi. Jangan juta sudah ke gereja tapi pura2 tuli, bego dan tidak melihat penderita orang lain. Ini tidak boleh membuat kita menyesal menjadi pengikut Kristus. Bentuk pengabdian dan pelayanan kita bagi Tuhan. Hebat di gereja tapi gagal memperlakukan orang lain dengan benar maka seluruh Ibadah kita menjadi sia-sia. Tuhan cinta semua

4. Perlakukan orang lain dengan mulia sekalipun ORANG ITU TIDAK PANTAS

Bagi orang Lewi orang itu tidak pantas dengan berbagai alasan. Kita yang sudah mengenal kebenaran meskipun orang tidak pantas, kita tetap harus memperlakukan, menghormati dan menghargai mereka. Adalah bentuk pengabdian kita bagi Tuhan. Orang itu mungkin tidak bisa membalas, itu bukan ukuran, saya ingin melakukan kehendak Tuhan. Urusan kita apakah kita mau menjadi sesama bagi orang lain. Masalah orang lain menjadi sesama bagi kita itu urusan orang lain. Sehingga terjadi kebersamaan. Itulah pikiran dan perasaan Kristus. Tidak menganggap kemuliaanNya harus dipertahankan.

Saat ini kita semua dituntut masuk dalam situasi bagaimana kita harus menjalani kehidupan sebagai orang Kristen dengan serius.

 

Silakan share :