Renungan Khusus

 Minggu Keempat Mei 2019

 

 

Salah satu pencobaan yang dialami Tuhan Yesus adalah ketika Iblis membawanya ke sebuah gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan dunia dan kemegahannya

Kekayaan :

Anugerah atau Kutuk ?

Salah satu pencobaan yang dialami Tuhan Yesus adalah ketika Iblis membawanya ke sebuah gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan dunia dan kemegahannya. Jika Yesus mau sujud menyembah Iblis maka semua kekayaan dunia itu akan diberikan (Mat. 4:8-10).

Bagi sebagian besar manusia, tawaran ini sangat menggiurkan dan terutama mereka yang memiliki tabiat cinta uang;  akan banyak gagal dalam pencobaan seperti ini. Lain halnya dengan Yesus, tawaran ini sama sekali tidak menggoyahkan hati dan pikiran-Nya.

Pemikiran dunia yang dibentuk dari sejak lama mengatakan bahwa kebahagiaan bisa diperoleh dengan kekayaan, kesuksesan ditandai dengan berapa banyak harta yang diraih dan semakin banyak uang maka kekuasaan dan kehormatan akan semakin meningkat. Tidak heran banyak orang yang menganggap bahwa uang adalah segalanya dan kekayaan menjadi tujuan hidup yang harus diraih.

Bagaimana dengan orang percaya? Sebagai orang percaya, kita pun tidak luput dari pencobaan kekayaan dunia ini. Banyak orang yang tadinya berhasrat untuk ‘mengejar Tuhan’ berubah menjadi ‘mengejar harta duniawi.’ Tujuan hidup yang semula adalah menginginkan Tuhan sekarang berubah menjadi menginginkan kekayaan. Itu sebabnya, Tuhan Yesus mengingatkan dalam Mat 13:22,

Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”

Kekayaan bisa menipu dan mengaburkan mata orang percaya dari fokus yang sesungguhnya.

 

PRINSIP – PRINSIP KEKAYAAN 

Apakah orang Kristen tidak boleh menjadi kaya atau menikmati kekayaan atau mengejar kekayaan dalam hidup ini? Apakah benar prinsip yang berkata, “Semakin miskin maka akan semakin rohani?

Alkitab menjelaskan prinsip-prinsip kebenaran yang seharusnya dipahami oleh orang percaya dan menjadi pedoman hidup agar ‘diterima dalam kemah yang abadi’ (Luk. 16:9)

  1. Kekayaan Bukanlah Tujuan Hidup

Itu hanyalah ‘hadiah/bonus’ yang diterima ketika tujuan utama diraih.

Mat 6:33Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Kerajaan Allah dan kebenarannya adalah tujuan utama sedangkan ‘semuanya itu’ yang didalamnya termasuk kekayaan hanyalah hadiah/bonus.

Ams 22:4Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”

Tujuan utama adalah hidup dalam kerendahan hati dan takut akan Tuhan sedangkan kekayaan hanyalah hadiah/ganjaran saja.

 

Kekayaan diperoleh ketika Tuhan berkenan.

1 Raj 3:5-14, Salomo meminta hikmat (hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat Israel) kepada Tuhan dan karena Tuhan berkenan atas permintaan ini (ay. 10) maka Tuhan memberikan apa yang diminta Salomo dan memberikan tambahan berupa kekayaan dan kemuliaan (ay. 13).

Mal 3:10, berkat akan Tuhan curahkan sampai berlimpah ketika persembahan perpuluhan dibawa ke rumah perbendaharaan. Ketaatan mendatangkan berkat. Demikian juga janji Tuhan dalam Ams 3:9-10, yaitu lumbung akan terisi penuh sampai melimpah ketika Tuhan dimuliakan dengan hasil pertama dari segala penghasilan.

 

  1. Kekayaan Bisa Menjadi Penghalang Kita Menerima Hidup Yang Kekal

Pemuda kaya raya ini berharap bisa memperoleh jawaban dari Tuhan Yesus tentang hidup yang kekal, tapi ironisnya ternyata kisah ini berakhir dengan kekecewaan yang menyebabkan pemuda tersebut pulang dengan sedih tanpa memperoleh pengharapan akan kehidupan kekal. Mengapa? Ketika Yesus meminta dia menjual hartanya yang sangat banyak untuk memperoleh harta di sorga dan kemudian mengikuti Yesus, pemuda ini tidak dapat merelakan hartanya. Akhirnya dia lebih memilih hartanya daripada mengikuti Yesus. Dalam ayat 24, Tuhan Yesus bahkan menyatakan bahwa lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kekayaan bisa menghalangi terjadinya keselamatan dalam hidup seeorang.

 

  1. Ada Banyak Hal Yang Lebih Penting Daripada Kekayaan Duniawi

 

  1. Tuhanlah sumber kekayaan yang sejati, bahkan Tuhan yang bisa memberikan kuasa untuk menikmati kekayaan itu bagi orang yang takut akan Dia

 

  1. Kekayaan Tidak Bisa Memberikan Kepuasan, Hanya Tuhan Yang Sanggup

Tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, jika kita tetap menempatkan Kristus lebih dari kekayaan kita (Ibr 11:26). Menjadikan Kristus sebagai tujuan hidup dan bukan mengejar harta.

Di dalam Perjanjian Baru dikisahkan bagaimana kekayaan yang dimiliki oleh Yohana, Susana dan banyak perempuan lain yang mengasihi Dia (Luk 8:3) bisa digunakan untuk mendukung pelayanan Tuhan Yesus.

Artinya hari-hari ini kekayaan orang percaya bisa digunakan untuk mendukung pekerjaan Tuhan dalam melakukan kehendak Tuhan dalam zaman ini yaitu penuaian jiwa terbesar di era Pentakosta Ketiga. Amin. (BM)

 

Sumber : Warta Pusat HMMinistry

Tidak salah menjadi kaya

Tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, jika kita tetap menempatkan Kristus lebih dari kekayaan kita (Ibr 11:26). Menjadikan Kristus sebagai tujuan hidup dan bukan mengejar harta.

Di dalam Perjanjian Baru dikisahkan bagaimana kekayaan yang dimiliki oleh Yohana, Susana dan banyak perempuan lain yang mengasihi Dia (Luk 8:3) bisa digunakan untuk mendukung pelayanan Tuhan Yesus.

Artinya hari-hari ini kekayaan orang percaya bisa digunakan untuk mendukung pekerjaan Tuhan dalam melakukan kehendak Tuhan dalam zaman ini yaitu penuaian jiwa terbesar di era Pentakosta Ketiga. Amin. (BM)

Silakan share :