RENUNGAN KHUSUS
DAMAI SEJAHTERA DI BUMI
Pada malam kelahiran Yesus, gembala-gembala di Betlehem mendapat kunjungan para malaikat. Itu adalah pengalaman yang luar biasa, menakutkan sekaligus menakjubkan. Mereka mendengar pesan bahwa Juruselamat, Imanuel yang dinubuatkan oleh nabi-nabi telah lahir pada hari itu. Mereka juga mendengar seruan bala tentara surga yang menyatakan kemuliaan bagi Allah.
Tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya, “Kemuliaan bagi Allah di tempat Yang Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Lukas. 2:13-14, TB2
Alkitab menyatakan bahwa di sorga, seruan pengagungan kepada Allah terdengar setiap waktu, siang dan malam. Yesaya pernah mendapat kehormatan menyaksikan penyembahan di sorga.
Rasul Yohanes ketika dibuang di pulau Patmos, juga melihat penyembahan di surga: “Keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan tanpa henti-henti mereka berseru siang dan malam, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Maha Kuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.” Wahyu. 4:8, TB2
Di bumi seharusya manusia melakukan yang sama, yaitu siang malam menyembah Tuhan. Namun sayangnya manusia yang sudah jatuh dalam dosa tidak dapat senantiasa mengagungkan Tuhan.
LAHIRNYA SANG RAJA DAMAI
Allah mengasihi manusia dalam keadaan apa pun, termasuk ketika jatuh dalam dosa. Dalam kondisi berdosa, tentulah manusia tidak dapat merasakan damai sejahtera, sebaliknya manusia akan merasakan takut untuk berhubungan dengan Tuhan, seperti yang dialami Adam dan Hawa. Dengan terpisah dari Allah, manusia tidak mengalami damai sejahtera. Allah merancang keselamatan bagi manusia agar kembali memiliki hubungan yang baik dengan-Nya dan kembali mengalami damai sejahtera.
Kelahiran Yesus, Sang Raja Damai menjadi titik awal bagi keselamatan umat manusia, sehingga manusia mengalami damai sejahtera sejati. Malaikat memberikan petunjuk yang sangat spesifik bahwa Sang Juruselamat itu dibungkus dengan kain lampin dan berbaring di dalam palungan. Pada umumnya bayi dibaringkan di kamar tidur di dalam sebuah rumah, namun Bayi Yesus tidak demikian. Yusuf dan Maria tidak mendapatkan tempat dalam penginapan, sehingga proses persalinan terpaksa dilakukan di sebuah kandang.
PELAYANAN PENDAMAIAN
Kelahiran Yesus, merupakan rangkaian dari rencana Allah yang luar biasa dalam rangka menyelamatkan manusia dari dosa. Kemudian Yesus memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan-setan dan melatih murid-murid-Nya untuk melayani. Banyak orang yang percaya kepada-Nya dan pada puncaknya, Yesus melakukan pelayanan yang terbesar dengan mati di kayu salib. Melalui salib, Tuhan Yesus melakukan pendamaian antara manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus. Meskipun cara kematian Yesus terlihat aneh (karena salib adalah hukuman bagi orang jahat) dan penuh kelemahan, namun hanya dengan cara inilah manusia dapat diselamatkan.
Di dalam Yesus, ada pengampunan dosa dan pemulihan hubungan manusia dengan Tuhan. Orang-orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan akan mengalami hidup yang baru dan menerima keselamatan yang kekal. Orang-orang yang hubungannya dengan Tuhan mengalami pemulihan akan memiliki damai sejahtera. Damai sejahtera adalah perasaan aman, tenang di dalam diri seseorang karena memiliki hubungan dengan Tuhan, apakah suasana di luar baik ataupun tidak.
Damai sejahtera di bumi terjadi karena terjadinya pemulihan hubungan orang-orang berdosa dengan Tuhan Yesus. Orang-orang yang memberikan hidupnya kepada Tuhan, menerima Tuhan sebagai Juruselamat, akan mengalami damai sejahtera yang melampaui segala akal.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan Aku memberi kepadamu tidak seperti dunia memberi. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yohanes 14:27, TB2
KUASA PENTAKOSTA MEMPERLUAS DAMAI SEJAHTERA
Murid-murid diperintahkan untuk memberitakan Injil ke seluruh bangsa yang dikenal dengan Amanat Agung. Rasul-rasul dan gereja mula-mula melakukan pemberitaan itu dengan berani meskipun di bawah ancaman dan tekanan berbagai pihak. Dengan kuasa Roh Kudus mereka memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan yang meninggal dan mengusir setan-setan. Tuhan Yesus menyatakan bahwa Injil Kerajaan akan diberitakan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, dan karena sampai hari ini belum semua bangsa mendengar Injil, berarti Amanat Agung belum selesai.
Sekarang gereja sedang berada di tengah lintasan waktu yang sangat krusial, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang luar biasa. Perangkat-perangkat komunikasi yang canggih didukung dengan internet yang sangat cepat, membuat dunia terasa semakin kecil. Sebuah peristiwa di satu belahan bumi, akan terdengar dan terlihat di belahan bumi yang lain dalam sekejap mata. Ini menjadi tantangan dan sekaligus kesempatan bagi gereja untuk memanfaatkan teknologi tersebut dengan maksimal sebagai sarana pemberitaan Injil kepada semua orang di generasi ini.
SETIAP KITA HARUS MEMBAWA BERITA DAMAI SEJAHTERA
Hamba-hamba Tuhan yang tergabung dalam Empowered 21 memiliki visi bahwa sampai dengan Tahun 2033 setiap orang akan berkesempatan untuk mengalami perjumpaan yang otentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa dan kehadiran Roh Kudus. Hal ini berarti setiap orang akan mendengar Injil. Setiap murid Kristus harus menjadi saksi dan memberitakan Injil yang disertai dengan kuasa Roh Kudus. Dalam memberitakan kabar baik, kita tidak boleh bersandar pada kekuatan, kemampuan, pengalaman dan kepintaran sendiri, melainkan harus bersandar pada kuasa Roh Kudus.
Hanya Tuhan Yesus yang dapat menyelamatkan dan memberikan damai sejahtera kepada manusia.
“Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan merobohkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan kematian-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,” Efesus 2:14-15, TB2
Setelah orang berdosa diperdamaikan dengan Tuhan, barulah orang bisa memiliki damai sejahtera sejati.
Paradigma yang baru harus dimiliki oleh gereja Tuhan. Anggota gereja tidak boleh hanya menjadi peserta ibadah setiap Minggu. Pencurahan Roh Kudus dalam Pentakosta Ketiga sekarang ini membuat orang percaya harus “keluar” untuk bersaksi dan memberitakan Injil. Setiap orang mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan nama Tuhan Yesus kepada orang-orang.
Selama tahun-tahun ke depan kita akan melihat terjadinya kebangunan rohani, terutama dikalangan generasi Yeremia. Tuhan akan menyertai dengan mukjizat dan tanda heran, ketika orang mendengar Injil dan menjadi percaya, maka orang tersebut akan mengalami damai sejahtera Kristus.
Pintu penginjilan sedang Tuhan buka, sudah waktunya bagi orang yang mengalami kelahiran baru dan kehadiran Roh Kudus serta dimuridkan untuk bangkit dan menjadi terang bagi mereka yang sedang dalam kegelapan dan menyebarkan damai sejahtera Kristus. Tidak banyak waktu untuk merebut jiwa-jiwa yang sedang terhilang.
Tahun 2023 merupakan tahun yang ‘panas’ dengan adanya peperangan di beberapa negara dan masa-masa menjelang pemilihan umum di negara kita, membuat banyak orang kehilangan damai sejahtera. Tetapi kabar baik itu telah datang kepada seluruh umat manusia bahwa 2000 tahun yang lalu. Sang Raja Damai, yaitu Kristus Yesus telah datang ke dalam dunia, untuk memberikan damai sejahtera bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Dan damai yang Dia berikan tidak dapat diberikan oleh dunia, karena diri-Nyalah damai sejahtera yang sejati (Yohanes 14:27). Sekarang adalah waktu yang tepat bagi setiap kita untuk membawa berita damai sejahtera itu untuk menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus sebelum Tuhan Yesus datang kembali. (RD)
Sumber: Warta Pusat HMMinistry