“PEKA MENDENGAR SUARA TUHAN”

Tetapi mereka taat kepada suara itu, meskipun mereka tidak tahu bahwa itu adalah suara Tuhan Yesus. Setelah mereka melemparkan jala di sebelah kanan perahu, apa yang terjadi? Mereka memperoleh 153 ekor ikan besar-besar. Baru setelah itu mereka sadar, bahwa yang menyuruh mereka adalah Tuhan Yesus.

“Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus.”

Shalom,
Pandemi COVID-19 pada hari-hari ini sedang berimbas kepada krisis ekonomi.
Dunia mulai memasuki krisis ekonomi secara global, termasuk di Indonesia. Kita harus banyak berdoa agar krisis ini tidak berlarut-larut sehingga menimbulkan krisis sosial.

Pada tanggal 17 April 2020, SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) merilis hasil survei mereka sebagai berikut:

  • 67% warga mengatakan kondisi ekonominya semakin memburuk sejak pandemi COVID-19.
  • 24% warga mengatakan kondisi ekonominya tidak mengalami perubahan
  • Hanya 5 % mengatakan kondisi ekonominya lebih baik.
  • 77% warga menganggap COVID-19 mengancam pemasukan atau penghasilan mereka.
  • 25% warga (atau 50 juta warga dewasa) sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.

KRISIS EKONOMI

  • 15% warga mengatakan bahwa tabungan mereka hanya cukup untuk beberapa minggu.
  • 15% lainnya mengatakan bahwa tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk 1 minggu.

Dari hasil survei tersebut, kita bisa melihat, bahwa secara umum kondisi ekonomi rakyat Indonesia sedang dalam keadaan yang tidak baik. Kita harus banyak berdoa tentang hal ini.
Dalam doa kita harus berkata: “Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus.”

MENGENALI SUARA TUHAN

Tebarkan jalamu, maka engkau akan mendapat ikan

Setelah Tuhan Yesus bangkit, dan sebelum kenaikan-Nya ke sorga, Tuhan Yesus mengunjungi murid-murid-Nya yang sedang mencari ikan di danau Galilea.
Tujuh murid Tuhan Yesus; termasuk Petrus, Yohanes dan Yakobus sedang berkumpul dalam keadaan tergoncang akibat kematian Tuhan Yesus. Mereka dalam keadaan ketakutan. Secara ekonomi mereka juga tergoncang karena biasanya mereka selalu bersama-sama Tuhan Yesus. Lalu mereka memutuskan untuk kembali ke Galilea dan mencari ikan untuk kehidupan mereka. Tetapi semalam-malaman mereka mencari ikan dan tidak mendapatkan seekor ikan pun. Mereka frustasi. Tiba-tiba dari darat ada suara yang berkata, “Hai anak-anak, adakah engkau mempunyai lauk pauk?” Dengan kesal mereka menjawab, “Tidak ada.” Mereka semua tidak tahu kalau yang bertanya itu adalah Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus melanjutkan dengan berkata, “Kalau begitu tebarkan jalamu di sebelah kanan perahu, maka engkau akan mendapat ikan.” Perintah ini sebenarnya tidak masuk akal karena:

  • Hari sudah siang Mencari ikan di danau Galilea harusnya pada malam hari.
  • Perahu sudah dekat di tepi danau Jarak perahu mereka dari pantai hanya sekitar 200 hasta (sekitar 90 meter). Jadi tempat itu adalah tempat yang relatif dangkal. Padahal biasanya ikan ada di tempat yang relatif dalam.

Tetapi mereka taat kepada suara itu, meskipun mereka tidak tahu bahwa itu adalah suara Tuhan Yesus. Setelah mereka melemparkan jala di sebelah kanan perahu, apa yang terjadi? Mereka memperoleh 153 ekor ikan besar-besar. Baru setelah itu mereka sadar, bahwa yang menyuruh mereka adalah Tuhan Yesus.

Pertanyaannya: Mengapa mereka tetap taat, meskipun mereka tidak tahu bahwa itu Tuhan Yesus? Jawabannya adalah karena mereka hidup intim dengan Tuhan Yesus. Pada masa kesesakan, biasanya tidak mudah untuk mendengarkan suara Tuhan. Tetapi orang yang hidupnya intim dengan Tuhan, tetap bisa mengenali suara Tuhan, meskipun samar-samar. Suara ini adalah suara yang sering dia dengar…yang memberi tuntunan… memberi tahu apa yang harus dilakukan.  Pada saat kita memasuki krisis ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19, kita perlu peka mendengar suara Tuhan. Ada 3 macam (sumber) suara:

  • Suara Tuhan.
  • Suara hati kita.
  • Suara iblis

Bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan? Yaitu kalau kita:

  • hidup kita intim dengan Tuhan
  • hati kita melekat kepada Tuhan,
  • dipenuhi dengan Roh Kudus, dan
  • firman Tuhan tinggal di dalam kita,

kita akan bisa mengenali suara Tuhan.
Sesungguhnya Tuhan bisa berbicara kepada kita melalui bermacam-macam cara:

  • secara audible
  • melalui firman Tuhan
  • melalui nubuatan
  • melalui penglihatan
  • melalui mimpi
  • melalui peristiwa-peritiwa yang terjadi; baik secara umum maupun yang ada di sekeliling kita

Dan lain-lain. Bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan? Sekali lagi saya katakan bahwa kita akan bisa mengenali suara Tuhan kalau:

  • hidup kita intim dengan Tuhan,
  • hati kita melekat kepada Tuhan,
  • hidup kita dipenuhi Roh Kudus dan
  • firman Tuhan tinggal di dalam kita.

Tuhan Yesus sangat menekankan agar kehidupan orang percaya dipimpin oleh Roh Kudus. Ini merupakan kunci kemenangan dalam kehidupan orang percaya.  Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Dia memberikan pesan terakhir kepada murid-murid-Nya:

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah Para Rasul 1:8

Setelah Roh Kudus dicurahkan, mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulailah kehidupan mereka dipimpin oleh Roh Kudus. Roh kudus memberikan kepada mereka:

  • perkataan untuk diucapkan, dan
  • kemampuan untuk melakukannya.

Roh Kudus bukan hanya memimpin kehidupan pribadi orang percaya, tetapi juga memimpin Gereja-Nya. Dalam kehidupan bergereja, Dia menuntun melalui pemimpin rohani yaitu gembala jemaat. 
Kepada para pemimpin jemaat, Roh Kudus menuntun untuk melakukan pekerjaan pelayanan dan melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, sehingga gembala jemaat atau pemimpin rohani akan berkata:  “Tuhan berbicara kepada saya…. Tuhan memerintahkan kepada saya…. “ 
Hal yang seperti inilah yang saya lakukan selama 32 tahun pelayanan saya. Setiap bulan Tuhan memberikan tuntunan-Nya. Kebanyakan tuntunan yang Tuhan berikan kepada saya, pada mulanya saya tidak mengerti, tetapi saya percaya! Karena saya percaya, saya perkatakan tuntunan itu. Saya melakukan seperti apa yang rasul Paulus lakukan:

“Karena aku percaya maka aku berkata-kata.” 2 Korintus 4:13

Kebanyakan tuntunan Tuhan sepertinya tidak masuk akal, tidak bisa dimengerti, seperti perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya untuk mendapatkan ikan. Tetapi ini yang saya lakukan; meskipun tidak masuk akal, meskipun tidak mengerti, saya tetap melakukannya. Begitu saya melakukannya, pengertian itu dibukakan.

Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, 
yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. 
Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”  Lukas 6:38

Tema yang Tuhan berikan untuk tahun 2020 adalah Tahun Dimensi Yang Baru.

Pada awal tahun, dengan tuntunan Tuhan saya berkata bahwa tahun ini untuk mencari nafkah tidak bisa dengan cara yang seperti biasanya tetapi harus dengan cara Tuhan. Tuhan banyak memberikan ayat-ayat untuk menuntun kita mengenai hal itu. Di dalam Alkitab ada 2 hal yang harus kitalakukan supaya kita diberkati secara materi.

  • Yang pertama memberi.
  • Yang kedua menabur.

Di dalam Lukas 6:38 dikatakan,

 

Amsal 11:25 berkata,

“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan…”

Dan Amsal 19:17 berkata,

“Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, 
memiutangi Tuhan yang akan membalas perbuatannya itu.”
Banyak yang mempunyai pengertian bahwa ayat-ayat tersebut hanya diperuntukkan bagi orang yang kelebihan uang, bukan untuk orang yang berkekurangan. Tetapi saya mau katakan bahwa ayat-ayat ini bukan hanya untuk orang yang kelebihan uang, tetapi juga orang yang kekurangan uang. 
Pada waktu Tuhan Yesus melihat janda miskin yang mempersembahkan 2 peser ke dalam peti persembahan, Dia berkata,

”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” 
Markus 12:43-44

Saya percaya bahwa Tuhan Yesus akan memberkati janda miskin ini berlimpah…. limpah.… limpah… Amin! Pada waktu Tuhan menyuruh Elia datang kepada janda Sarfat untuk menghidupi Elia pada masa kekeringan, janda Sarfat ini hanya memiliki tepung dan minyak untuk membuat roti yang terakhir baginya dan anaknya. Tetapi justru Elia berkata – dan ini saya percaya dari Tuhan – bahwa jika janda Sarfat memberikan sebagian roti itu kepadanya maka minyak dan tepung tidak akan berkurang sampai berakhirnya masa kekeringan. 
Saya percaya tidak mudah bagi janda Sarfat untuk melakukan itu. Tetapi yang jelas janda Sarfat ini percaya kepada apa yang dikatakan oleh Elia. Dan ketika dia bertindak. terjadilah seperti yang dikatakan oleh Elia; tepung dan minyak janda itu tidak berkurang sampai masa kekeringan itu selesai.

KESAKSIAN
Saya menjadi seorang hamba Tuhan karena dipaksa oleh Tuhan. Sudah berkali-kali saya mendapatkan panggilan itu, tetapi saya menolaknya. Supaya saya mau menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu, Tuhan membuat saya menjadi bangkrut dan ditambahi hutang. Saya juga pernah mengalami kondisi di mana saya bingung; tidak tahu besok mau makan apa. Mungkin hal seperti ini banyak dialami oleh orang-orang dalam krisis ekonomi saat ini. 
Lalu saya diijinkan Tuhan untuk mulai bisa menabung. Pada suatu hari, Pak Rahim (seorang pendoa syafaat yang sekarang sudah bersama Bapa di sorga) datang ke rumah saya.
Ketika saya sedang berbincang-bincang dengan Pak Rahim, istri saya (Ibu Hermien) memanggil saya untuk masuk menemuinya. Saya masuk dan dengan gemetar Ibu Hermien berkata bahwa dia mendapatkan penglihatan ini untuk pertama kali dalam hidupnya. 
Dia melihat sebuah angka ‘30.000’ di pintu lemari. Tuhan berkata kepada Ibu Hermin, bahwa dia disuruh untuk memberikan uang sebesar Rp. 30.000.- kepada Pak Rahim. Saya berkata, “Kalau Tuhan yang suruh, ya berikan saja…” Ibu Hermien menjawab, “Berikan, berikan gimana… itu seluruh uang yang ada pada kita, yang kita punya..”  Saya sempat tertegun. Kemudian kami berdua menangis di hadapan Tuhan. Dan kami berkata, “Kami taat Tuhan, kami akan berikan uang ini kepada Pak Rahim.” Ketika uang itu saya berikan kepada Pak Rahim, langsung dia buka amplopnya dan menghitung isinya.  Ketika dia tahu bahwa jumlahnya Rp.30.000,-; langsung dia menangis dengan keras. Ternyata sudah beberapa malam dia sujud kepada Tuhan di pelataran rumahnya, meminta uang kepada Tuhan sebesar Rp. 30.000.- untuk membiayai 6 pendeta dari desa yang sedang menginap di rumahnya. 

TAHUN DIMENSI

YANG

BARU

Pada waktu itu saya sempat bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, koq mintanya kepada saya; yang uangnya pas-pasan dan kadang-kadang masih kekurangan. Kenapa tidak minta kepada yang kaya?” Tuhan hanya mengingatkan saya tentang kisah janda Sarfat tadi. Saya percaya, saya ada sebagaimana saya ada saat ini, salah satunya adalah karena saya melakukan itu.

BERSATU MEMERANGI COVID-19

Hari-hari ini kita harus bersatu melawan COVID-19, dan menabur untuk saudara-saudara kita yang terkena dampaknya. Saudara-saudara yang sekarang mengalami dampak yang buruk dalam ekonomi akibat pandemi COVID-19 ini, saya mau katakan kepada Saudara seperti yang tertulis dalam Amsal 10:22,

“Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”

 

Kalau Saudara hidup sesuai dengan firman Tuhan, maka Saudara pasti akan diberkati oleh Tuhan berlimpah…. limpah…. limpah! Tuhan Yesus berkata,

”Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?  Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu bawa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” 
Matius 6:31-34

Seperti yang Tuhan katakan kepada saya untuk menghardik COVID-19 dengan segala dampaknya, saya mengajak Saudara untuk bersama-sama menghardik COVID-19 dan krisis ekonomi: 

“Dalam nama Tuhan Yesus
COVID-19, krisis ekonomi; diam, tenanglah!”

Kita sedang berada dalam peperangan rohani yang dahsyat melawan iblis. Dengan melakukan itu kita sedang mendeklarasikan kemenangan kita. Puji Tuhan, sejak tanggal 16 April 2020, angka kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia mulai melebihi angka kematian. Semakin hari perbedaan angka kesembuhan dengan angka kematian semakin besar. Ini merupakan penghiburan dan pengharapan bagi kita semua. Tuhan Yesus baik!
Saya mengajak Saudara untuk masuk dalam Puasa dari tanggal 10 April – 28 Mei 2020. Dengan iman kita menatap ke depan dengan berkata selaras dengan Roma 8:28,

“Aku tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu; baik enak maupun tidak enak, untuk mendatangkan kebaikan bagi aku yang mengasihi Dia. Aku percaya melalui semua peristiwa ini, aku akan makin serupa dengan gambar Yesus, yang berarti aku menjadi murid Tuhan Yesus”

Ingat, goal kita sebagai orang Kristen adalah untuk menjadi serupa dengan gambar Yesus, yang artinya menjadi murid Tuhan Yesus. Tugas yang Tuhan berikan kepada kita adalah untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu pergi memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa itu murid Tuhan Yesus. Pentakosta Ketiga yang merupakan pencurahan Roh Kudus yang luar biasa di jaman now, akan memberikan kepada kita kuasa… kuasa… kuasa… untuk menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus. Amin.

Silakan share :