Renungan Khusus

 Minggu Keempat Januari 2019

 

“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat

Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.

Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.

Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.”

Roma 7:19-25

Hidup Dipimpin Oleh Roh Kudus

Paulus mendapati, bahwa hidup “dengan Roh Kudus” saja belum cukup untuk sempurna

Pesan seperti ini diulang beberapa kali oleh rasul Paulus dalam surat-suratnya yang terkenal kepada beberapa jemaat.  Rasul yang hebat dan tidak diragukan kredilitasnya ini menjelaskan temuannya. Paulus yang pasti penuh Roh Kudus, paham Firman Tuhan, dan hidup dalam disiplin rohani yang tinggi, menyadari sesuatu yang rasanya tidak perlu terjadi pada manusia yang “suka akan hukum Allah”.

Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.Roma 7:19

Paulus menemukan bahwa masih ada kemungkinan bagi respon yang salah dalam hidup ini muncul.

Bila Paulus saja masih mengalami hal seperti itu, bayangkan apa yang akan dialami oleh orang Kristen yang masih jarang baca Alkitab, tidak disiplin hidup rohaninya, kompromi terhadap dosa dan lain sebagainya. Bahkan ketika Tuhan tidak memberikan ujian yang melampaui kemampuan manusia (I Kor 10:13), beberapa manusia Kristen masih bisa salah respon atau kalah terhadap godaan dunia dan roh jahat. Faktor kedagingan yang berlawanan dengan keinginan Roh (Gal 5:17) cukup besar mempengaruhi.

Tidak diragukan lagi bahwa hidup dengan Roh Kudus jauh lebih baik dibandingkan dengan hidup tanpa Roh Kudus.

  • Roh lah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. (Yoh 6: 63)
  • Roh Kudus juga yang memerdekakan dari hukum dosa dan maut. (Rom 8:2)
  • Dan yang paling penting, hidup dengan Roh Kudus adalah kehendak Tuhan Yesus. (Yoh 16:7; Kis 1:8)

Namun temuan Paulus ini, menunjukkan indikasi bahwa hidup “dengan Roh Kudus” saja tidak cukup untuk menjadi sempurna dalam setiap respon kehidupan.  Seolah ada hal lain yang perlu ditambahkan atau yang perlu dilakukan.

“Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.  Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.” (Rom 8:13-14

 

Dipimpin Roh Kudus

Melanjutkan temuannya yang diutarakan dalam Roma 7:19-25, Paulus menjelaskan temuan yang berikutnya, yaitu bahwa Karya Keselamatan Yesus itu perlu diresponi dengan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus. Bila tidak, daginglah yang akan dituruti oleh orang Kristen itu dan akan tetap berakhir dengan kematian. Daging tidak membawa pada kehidupan. Ayat ini sejalan dengan surat Paulus yang lain kepada jemaat di Galatia. 

“Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.” (Gal 5:17-18

Penting untuk disadari, bahwa dipimpin oleh Roh Kudus itu tidak otomatis terjadi.  Roh Kudus yang lemah lembut bukanlah roh yang otoriter dan semaunya saja mendikte hidup seseorang.  Roh Kudus tidak akan melawan Allah Bapa, yang sudah memberikan kehendak bebas pada manusia. 

Itulah sebabnya, orang Kristen yang mengaku penuh Roh Kudus itu, masih harus memberi diri untuk dipimpin Roh Kudus itu sendiri. Memberi diri berarti membuka ruang untuk intervensi Roh Kudus berkarya. Memberi diri berarti meminta tuntunan Roh Kudus, bertanya dan taat melakukan apa yang Roh Kudus nyatakan. Memberi diri dipimpin Roh Kudus, hanya dapat dilakukan dengan kesadaran sendiri dan perlu dilakukan berulang-ulang, dari waktu ke waktu, hingga menjadi karakter orang Kristen itu sendiri.  Bila “Memberi diri dipimpin Roh Kudus” sudah menjadi karakter, maka posisi rohani inilah yang disebut dalam Roma 8:14 sebagai anak Allah (Yun. Hyios) yang siap menerima janji-janji Allah.

 

MENGAPA HARUS DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS

 

  1. Hanya yang Berbuah Bisa Masuk Sorga

Bila tidak berbuah akan dibuang ke dalam api. Untuk berbuah perlu dipimpin Roh.  

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,” (Gal 5:22-25)

 

  1. Pemahaman Kita Tentang Firman dan Kerajaan Allah Belum Sempurna

     Kita butuh bantuan untuk memperoleh semuanya itu. Roh Kudus lah yang akan memimpin kita pada seluruh Kebenaran.

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” (Yoh 16:13

 

  1. Ujian Diperlukan Dalam Setiap Pertumbuhan

     Seperti Roh Kudus menuntun Tuhan Yesus masuk ujian di padang gurun, Roh Kudus juga dapat memimpin kita dalam ujian padang gurun kehidupan. 

“Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.” (Mar 1:12-13

 

  1. Kehendak Tuhan Yesus Sendiri

     Supaya kita menjadi saksi bagi Yesus di Jerusalem, Yudea, Samaria dan ujung-ujung bumi. (Kis 1:8; Yoh 16:7-13)

Pengharapan  Ujung Perjalanan

Perjalanan rohani yang sudah dimulai sejak orang Kristen percaya kepada Tuhan Yesus, akan berakselerasi saat kita penuh Roh Kudus dan dipimpin Roh Kudus. Seperti orang Israel yang dipimpin tiang awan dan tiang api menuju Tanah Perjanjian, Roh Kudus memimpin perjalanan dalam ujian, kemenangan, pemenuhan, kebenaran, dari hari ke hari.

Pimpinan Roh Kudus akan membawa orang Kristen kepada janji-janji Allah, yang akan diterima bersama dengan Kristus.

“Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah.

Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. (Rom 8:14-17

Berjalan dipimpin Roh Kudus akan membawa orang Kristen pada kesempurnaan kualitas diri, kesempurnaan pencapaian rencana Bapa dan kesempurnaan kemuliaan. Maju terus dan Maranatha. (JR)

Silakan share :