Renungan Khusus

 Minggu Ketiga Juli 2018

 

“Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan

Roh Kudus. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,

dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria

dan sampai ke ujung bumi”. (Kisah 1:5,8)

 

Berjalan Dalam Karya Roh Kudus

Roh Kudus membuat kehidupan kekristenan kita menjadi kuat dan berkemenangan. Kehidupan yang berkemenangan menjadikan kita sebagai saksi Kristus. Roh Kudus yang berkarya melalui hidup kita membuat hidup Kristus dapat ditampilkan melalui kita. Kita perlu mengenali secara pribadi, konsisten membangun gaya hidup yang semakin dalam, melalui persekutuan dengan Roh Kudus. Persekutuan yang dibangun mendalam dan semakin intim dengan Roh Kudus akan menghasilkan pertumbuhan rohani  yang sehat. Penyembahan yang kita naikkan ke hadapan tahta Allah mengalir dalam hadirat-Nya dan pengurapan-Nya. Penyembahan kita kepada-Nya semakin mendalam, semakin meluap seperti mata air yang berbual-bual dalam keintiman dengan Roh Kudus. Kekuatan dan hikmat-Nya leluasa mengalir ke dalam kehidupan rohani kita menjadikan kita kuat dan berkemenangan. Perjalanan hidup dalam tahun 2019 yang akan kita hadapi membutuhkan kekuatan untuk menang atas tantangan dan pertarungan yang harus kita hadapi di depan kita.

 

Daging kita itu sesungguhnya lemah, namun roh kita penurut, dan Roh Kuduslah yang  menjadikan roh kita menang untuk menaklukkan keinginan daging dan hawa nafsu kedagingan. Oleh Roh Kudus kita menaklukkan kedagingan kita. Kehidupan yang berkemenangan adalah landasan kuat untuk kesaksian tentang Tuhan Yesus yang hidup. Sebaliknya, kehidupan rohani yang kalah akan mencoreng nama Tuhan Yesus. Kita adalah surat Kristus yang terbuka, dibaca oleh banyak orang, dan seharusnya kita menjadi gambaran dari surat Kristus yang ditulis dengan Roh Allah yang hidup. Hidup kita membawa pesan, yaitu kabar kehidupan dan kebangkitan yang penuh pengharapan. Hidup kita bukanlah surat yang ditulis dengan tinta yang mati, yang hanya mengatakan peraturan agama, namun tidak ada kehidupan Allah di dalamnya. Roh Kudus dalam hidup kita menjadikan kesaksian hidup kita membangkitkan orang lain ke dalam pengharapan baru. Roh Kudus diberikan ke dalam hidup kita supaya kuat kuasa-Nya berkarya dalam kita, menjadikan kita kuat dan berkemenangan.

 

Tanpa mengalami karya Roh Kudus kekristenan lemah dan kalah. Ada banyak anak-anak Tuhan hari-hari ini tidak hidup dalam Roh Kudus, mereka lemah, mudah dikalahkan oleh perkara-perkara duniawi.

 

Sejak hari kebangkitan-Nya sampai terangkat ke sorga, Tuhan Yesus menekankan agar para murid menantikan janji Bapa, yaitu dipenuhi Roh Kudus. Tanpa itu semua, firman Tuhan dan pengajaran Yesus yang telah mereka pelajari akan sia-sia. Karena itu kita harus mengerti pentingnya Roh Kudus bagi hidup kita. Kita harus menginginkan untuk mengenal-Nya secara pribadi semakin dalam dan selalu menginginkan kepenuhan Roh Kudus.

 

Hati yang merasa butuh dan haus akan Roh Kudus, terbangun di dalam kita  sesuai dengan pengenalan kita akan Pribadi Roh Kudus. 

 

Roh Kudus mengubah hidup seseorang dengan nyata. Petrus yang semula penakut dan menyangkal Yesus tiga kali, setelah dipenuhi Roh Kudus, berubah menjadi seorang yang sangat berbeda. Perubahan oleh Roh Kudus itu saya pun mengalaminya. Sebelum saya mengalami dipenuhi Roh Kudus, doa saya terbatas dan gampang capek dan mentok. Apa lagi yang mau didoakan ya? Baca firman juga terasa dangkal. Keberanian untuk berpegang atas  janji firman-Nya masih mudah digoyahkan keraguan dan pikiran negatif. Apa yang dulu membuat marah dan jengkel, sekarang bisa menjadi tenang dan sabar. Roh Kudus mengubahkan kelemahan itu, sejalan dengan waktu dan pengenalan Tuhan yang disingkapkan Roh Kudus, kelemahan-kelemahan tadi diubahkan Tuhan.

 

Petrus yang penuh Roh Kudus, bangkit menjadi saksi dan berbicara dengan penuh kuasa dan gairah di hari Pentakosta. Dengan kepastian dan keberanian dia menjelaskan kepada umat Israel penggenapan nubuatan nabi Yoel (Yoel 2:28-29) ratusan tahun sebelumnya tentang pencurahan Roh Kudus. Dengan wibawa Illahi, dia menegaskan bahwa pencurahan Roh Kudus ini esensinya adalah tentang Yesus Kristus itu sendiri. Dengan gamblang Petrus menyampaikan pesan kesaksian pada hari itu: Yesus dibangkitkan dari kematian dan dimuliakan Allah menjadi Tuhan dan Mesias atas Israel dan atas bangsa-bangsa. Hari itu pemahaman dari orang-orang yang ada bertentangan dengan apa yang Petrus sedang ungkapkan secara publik. Mereka belum pernah mendengar berita tentang orang mati bangkit. Apa yang disampaikan adalah berita yang tidak masuk akal. Karya Roh Kudus begitu dahsyat atas rasul Petrus. Dampak dari khotbah Petrus bagi keselamatan orang-orang Yahudi yang tadinya tidak mau menerima Yesus menjadi sangat nyata: 3000 orang bertobat dan memberi diri dibaptis.

 

Kita membutuhkan pekerjaan Roh Kudus yang seperti ini pada masa sekarang.

Mari kita mendoakan pokok ini agar kuasa Pentakosta di Era Pentakosta ketiga semakin dimanifestasikan di tengah bangsa kita sekarang.

 

Haus dan Lapar akan Hadirat Tuhan

Roh Kudus berkarya dengan nyata di tengah-tengah umat yang haus akan Dia. Karena itu milikilah hati yang haus akan Pribadi Roh Kudus, dan bangun persekutuan yang semakin mendalam.

 

Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.” (Yohanes 7:37-39).

 

Hati yang haus adalah hati yang mau mencari Tuhan, dan tekun menantikan Tuhan. Itu adalah pilihan dan keputusan untuk membuang dan menyingkirkan setiap godaan dan pancingan bagi kesenangan daging dan keinginan mata yang membuat fokus kita dibelokkan.

 

Dunia menawarkan hiburan dan kenyamanan yang memanjakan, dan daging kita ingin untuk berada ditempat nyaman, menikmati apa yang disajikan oleh dunia ini. Hati yang dikenyangkan dengan kesenangan dunia akan mematikan rasa haus dan rasa butuh akan Roh Kudus. Orang yang seperti ini akan menjadi orang yang bingung dan heran melihat orang yang bergairah dan berkobar ketika ada di dalam ibadah, karena dia akan merasakan hatinya yang sepi-sepi saja, dan tidak merasakan hadirat Tuhan maupun pewahyuan yang sedang Dia bukakan. Dia hanya jadi penonton yang bengong dan tidak mengalami apa-apa sementara orang lain dijamah Tuhan dan mengalami pengurapan Roh Kudus.

 

Cinta kepada Tuhan tidak dapat dibandingkan dengan cinta akan dunia ini. Cinta kepada hal-hal duniawi akan memadamkan gairah kita kepada Tuhan. Keinginan daging dan keangkuhan hidup yang memberi makan kepada ego manusiawi kita akan menjadikan kesuaman dan mati suri rohani. Sebaliknya, ketegasan memilih untuk mencari Tuhan dengan menolak godaan dan bujukan memanjakan keinginan daging membuat kita jadi bernyala dalam cinta Tuhan dan haus akan kehadirannya. Inilah yang menjadikan kuasa Roh Kudus nyata berkarya dalam hidup kita.

 

Ambil keputusan untuk menjadi orang yang responsif kepada Roh Kudus. Kuasa Roh. Roh Kudus adalah Roh yang mengajar kebenaran, dan menuntun kita ke dalam kebenaran. Respon kita yang benar menjadikan kita hidup dalam kebenaran-Nya, dan menjadi orang-orang benar yang memanifestasikan kuasa-Nya.

 

Menyadari Kehadiran-Nya

Kesadaran akan kehadiran Roh Kudus yang senantiasa ada di dalam kita membuat kita bersandar dan mengandalkan Roh Kudus. Kita adalah Bait Roh Kudus. Roh Kudus senantiasa tinggal di dalam kita, bukan seperti di era Perjanjian Lama, Roh Kudus hanya “berkunjung “ sementara. Jadi menyadari akan keberadaan-Nya dan penyertaan-Nya di hati kita, membuat kita mawas untuk menghargai Roh Kudus, dan tidak mendukakan-Nya dengan melakukan apa yang bertentangan dengan Roh Kudus. Kita berhati-hati menjaga “perasaan Roh Kudus” dengan senantiasa menghormati dan mensyukuri kasih-Nya yang terus mengalir. Kasih Allah dicurahkan sempurna di hati kita oleh Roh Kudus yang diam di hati kita. Kasih itu menginginkan respons yang benar dari kita. Respons kasih akan berbuahkan ketaatan kepada Tuhan.

 

“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yehezkiel 36:26-27).

 

Roh Kudus memberikan kemampuan agar kita menjadi seorang yang taat menuruti Tuhan dan hidup menurut hukum-Nya. Hal itu bukanlah semata-mata kemampuan alamiah kita. melainkan karena memiliki hati yang baru, yang mengalami aliran hidup dan kuasa dari Roh Kudus.

 

Alamilah aliran kasih-Nya dengan hidup yang setia tinggal dalam hadirat-Nya, maka kuasa-Nya menjadi nyata berkarya, menjadikan kita saksi, sebagai surat Kristus yang dibaca dengan jernih oleh banyak orang akan kenyataan kasih Kristus yang penuh kuasa. Amin. (MG)

 

Sumber : Warta Pusat HMMinistry

 

Silakan share :