Renungan Khusus

 Minggu Keempat September 2018

 

“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”

(Roma 8:26-27)

Roh Kudus Mengajar Kita Untuk Berdoa

Kata “kelemahan” dalam ayat diatas berasal dari kata bahasa Yunani  ἀσθένεια (astheneia) yang artinya kelemahan (tubuh atau pikiran); oleh implikasi penyakit; kelemahan moral.

Harus jujur diakui, keadaan kita sebagai manusia tidak selalu dalam kondisi yang prima; kuat  secara fisik, mental maupun kerohanian. Sebab dalam dunia nyata yang kita jalani dalam keseharian kita, selalu kita diperhadapkan dengan berbagai terpaan ‘badai’ persoalan-persoalan kehidupan;

  • baik yang menyerang secara fisik (kondisi cuaca, keadaan alam, wabah penyakit, pekerjaan yang terlalu berat, kesibukan yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga),
  • secara mental (persoalan yang harus dipecahkan atau dicarikan jalan keluarnya datang silih berganti, dimana kadang terasa berat untuk kita tanggung), serta
  • secara rohani (suatu kondisi dimana kita merasa ‘kering’, ‘kesendirian’ dan ‘jauh dari Tuhan), dimana umumnya ini merupakan dampak dari kelemahan secara fisik dan mental ditambah dengan disiplin rohani yang kendor dalam berdoa, memuji dan menyembah Tuhan serta membaca Firman Tuhan.

Seringkali dalam kondisi yang seperti ini kita menjadi ‘serba salah’. Mau berdoa rasanya ada tekanan dan tidak tahu bagaimana harus berdoa serta apa yang harus didoakan. Sehingga hal itu membuat kita terlarut dalam pikiran yang kalut. Kondisi seperti itu sangat mengganggu dan tidak mengenakan. Puji Tuhan, dalam kondisi yang seperti ini Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita! Saat-saat dimana kita tidak tahu bagaimana harus berdoa, Roh Kudus berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

“In the same way the Spirit helps our weakness; for we do not know how to pray as we should, but the Spirit Himself intercedes for us with groanings too deep for words.” (Roman 8:26 – NASB)

Keadaan tertekan didalam kelemahan kita seringkali terjadi karena ada sesuatu yang kita rasakan tetapi sulit diungkapkan dengan kata-kata, bahkan kita juga bingung kepada siapa kita harus mengungkapkannya. Dalam pada itulah Roh Kudus bersyafaat untuk kita dengan keluhan-keluhan (groanings). Kapan Roh Kudus bersyafaat untuk kita secara demikian? Tentu kita tidak dapat menyelami pekerjaan Roh Kudus karena Dia Allah yang tidak dibatasi oleh apapun, namun demikian, saat kita berdoa dengan berbahasa roh secara intens baik dalam penyembahan maupun dalam doa saat kita tidak tahu lagi bagaimana caranya berdoa, disitulah juga Roh Kudus menyampaikannya kepada Allah.

Dan yang sangat luar biasa adalah doa yang disampaikan oleh Roh Kudus pasti didengar dan dijawab oleh Allah? Mengapa kita bisa begitu yakin?

  1.  Firman Tuhan mengatakan: “Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu” artinya doa yang disampaikan adalah doa yang berasal dari hati nurani yang murni, jauh lebih murni daripada doa kita sendiri.

Sebab baik disadari atau tidak, beberapa orang dari antara kita berdoa dengan begitu banyak “bumbu-bumbu” yang tidak perlu, hanya sekedar ‘pemanis kata’ yang disampaikan dengan anggapan bahwa dengan memberikan ‘pemanis kata’ dapat membujuk Tuhan untuk mengabulkan doanya.

Ingat Yakobus 4:3Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”

  1.  Firman Tuhan menambahkan: “…bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.” Bayangkan betapa dahsyatnya doa tersebut. Doa-Nya sesuai dengan kehendak Allah dan doa yang didoakan adalah untuk orang-orang kudus. Orang-orang kudus yang dimaksud dalam bahasa aslinya adalah ̔́γιος (hagios) yang artinya suci, murni, tidak bercacat secara moral dan agama, dikuduskan secara seremonial tentunya melalui pengorbanan Kristus diatas kayu salib.

Roma 8:26 ini sangat luar biasa, ini adalah sebuah penghiburan bagi kita umat percaya. Kristus telah menjadi pengantara untuk kita yang telah mendamaikan kita dengan Bapa (2 Korintus 5:19; Ibrani 2:17), Kristus juga yang telah mengutus Roh Kudus (Yohanes 16:7) yang menjadi pengantara kita dalam kelemahan-kelemahan kita berdoa kepada Allah.

Hadirat Tuhan, Pengurapan dan Bahasa Roh

Ingin mengalami pengalaman yang supranatural ini? Beri diri kita dibaptis oleh Roh Kudus dan hidup senantiasa penuh dengan Roh Kudus. Ingat 3 (tiga) fokus utama kita seperti yang telah disampaikan berulang-ulang oleh Gembala Sidang/Pembina kita: Hadirat Tuhan, Pengurapan dan Bahasa Roh! Tuhan Yesus memberkati. Amin (AR)

Silakan share :