RENUNGAN KHUSUS

 MAKNA KEHADIRAN TUHAN

 Kehadiran Tuhan Dalam Perjanjian Lama

Kehadiran Tuhan adalah perlindungan bagi setiap orang benar, sebaliknya penghukuman bagi mereka yang tidak benar. Hal ini jelas terlihat dalam peristiwa air bah. Nuh seorang yang benar, tidak bercela dan bergaul dengan Allah, Nuh dilindungi bersama dengan isteri dan anak menantunya. (Kej 6:9; 7:1-24)

Dalam pelarian Yakub dari Esau ke Beth-El (Ibr = “Rumah Allah”), Yakub bermimpi dan merasakan kehadiran Allah yang luar biasa. (Kej 28:17) Ketika Yakub terbangun dia berkata, “…Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.” Allah menyatakan kehadiran-Nya kepada Yakub sebagai bukti penyertaan-Nya dan perlindungan-Nya.

Kehadiran Allah merupakan hal yang esensial bagi umat Allah seperti yang diutarakan Musa di padang gurun. (Kel 33:12-16). Musa menolak pergi jika Allah tidak membimbingnya. Musa menyadari bahwa kehadiran Allah adalah perlidungan-Nya. Dalam sejarah Israel, kesatuan antara Allah dan umat-Nya digambarkan secara jelas dengan keberadaan Kemah Suci. “Kemah Suci” sendiri menyatakan arti kehadiran Allah (dalam bahasa Inggris, dwelling place).

Tiang awan dan tiang api melambangkan kehadiran Allah. Kemanapun tiang awan dan tiang api itu berjalan atau diam, orang Israel akan mengikutinya. Demikianlah penyertaan Allah bagi umat-Nya sepanjang perjalanan menuju Kanaan. Kehadiran dan kemuliaan Allah dipancarkan ketika Kemah Suci maupun Bait Allah ditahbiskan. (Kel 40; 1 Raj 8)

Di sini kita melihat prinsip bahwa saat kehadiran Allah dinyatakan maka kemuliaan-Nya terpancar. Begitu pula sebaliknya, ketidakhadiran Allah mengakibatkan ketiadaan kemuliaan Allah. Ketidaksetiaan bangsa Israel mengakibatkan kemuliaan Allah meninggalkan Israel. (2 Taw 7:19-22) Allah tidak berkenan hadir di tengah-tengah umat-Nya karena dosa-dosa mereka. (Yes 59:1-2)

 Kehadiran Allah Di Dalam Perjanjian Baru

Bangsa Yahudi menolak Yesus Kristus sebagai penggenapan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. Yesus merupakan penggenapan Immanuel (Allah beserta kita).

Yoh 1:14 mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita….” (dalam bahasa Inggris “And the Word became flesh and tabernacle among us”). Kata “diam di antara kita” merujuk kepada kata Kemah Suci dalam Perjanjian Lama. Penyingkapan akan kehadiran Allah di tengah umat-Nya menjadi jelas dalam kehadiran Yesus Kristus.

Dalam Perjanjian Baru, Yesus berkata kepada Natanael, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun-naik kepada Anak Manusia.” (Yoh 1:51). Ayat ini jelas merujuk kepada pengalaman Yakub dalam Kej 28:12 di mana kehadiran Allah dinyatakan. Tangga yang menghubungkan sorga dan bumi adalah Kristus, hanya melalui Kristus kita memperoleh jalan masuk kembali kepada Bapa. 

Penyataan Allah yang bersifat progresif menyingkapkan kebenaran Roh Kudus yang diam dalam hidup orang-orang percaya. Yesus menubuatkan kedatangan Roh Kudus sebagai bentuk kehadiran-Nya  dalam diri orang-orang percaya.

Dalam hal ini Paulus mengatakan bahwa setiap tubuh orang percaya adalah Bait Allah, demikian pula gereja secara umum adalah Bait Allah. (1 Kor. 6:19, 1 Kor 3:16-17; Ef 2:21)

Dengan mengerti kehadiran Allah dalam perspektif Perjanjian Baru, kehadiran Allah tidak lagi dimengerti dalam bentuk fisik seperti yang dimengerti oleh orang Israel di dalam Perjanjian Lama, melainkan di dalam diri orang percaya.

Perlindungan Yang Aman

Perlindungan Tuhan begitu nyata saat murid-murid diterpa gelombang di Danau Galilea. Mereka mulai panik saat air memasuki perahu mereka dan mereka nyaris tenggelam. Bersyukur Yesus Kristus ada bersama mereka walaupun saat itu Yesus sedang tertidur. Barulah ketika mereka berada dalam keadaan kritis, mereka membangunkan Yesus dan meminta Yesus menolong mereka. Hanya dengan firman-Nya Yesus berkata, “Diam, tenanglah!” … Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. (Mrk. 4:39).

Kehadiran Tuhan bersama murid-murid memberikan perlindungan. Menghendaki Tuhan hadir dalam hidup ini sangat penting, tetapi mempersilakan Tuhan bekerja sepenuhnya dan mengambil alih kemudi hidup kita, itu lebih penting.

Jangan menunggu hingga nyaris tenggelam. Lebih baik seawal mungkin meminta Tuhan memimpin hidup kita daripada terlambat. Kehadiran dan tindakan-Nya memberikan perlindungan  bagi kita! Penyertaan Tuhan yang diresponi dengan benar akan menghasilkan kemenangan.

Umat Allah Bagi Kemuliaan Allah

Gereja harus dapat menyatakan kehadiran Allah melalui Roh Kudus yang diam di tengah umat-Nya, karena tujuan keberadaan Gereja adalah memancarkan kemuliaan Allah di tengah-tengah dunia. Allahlah yang berinisiatif memilih kita menjadi bagian dari umat-Nya dan menggerakkan umat pilihan-Nya untuk menyatakan kehadiran-Nya dalam sejarah umat manusia. (Ef 3:21)

Demikianlah seharusnya kehidupan kita menggenapi tujuan keberadaan kita sebagai Gereja. (JS)

Quote:

“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia,

dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”

(Roma 11:36)

Silakan share :