RENUNGAN KHUSUS

MENGEJAR PENGENALAN AKAN TUHAN

“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa

berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah

memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”

Ibrani 11:6


Setiap orang pasti menghendaki hidup yang nyaman dan sejahtera. Itulah sebabnya orang-orang bekerja keras untuk mendapatkan uang dan berusaha memenuhi kebutuhannya sehingga apa yang dicarinya tersebut dapat tercapai. Konsep mengenai Yang Maha Kuasa dan agama ada dalam kehidupan setiap orang. Yang Maha Kuasa biasanya hanya menjadi tempat di mana orang memohon pertolongan. Kesulitan atau masalah adalah titik di mana orang-orang “berdoa.” Ironisnya dalam kekristenan, hal yang sama juga terjadi, yaitu Tuhan dianggap sebagai Pribadi yang dibutuhkan hanya untuk mengatasi masalah-masalah orang percaya.


Memang Tuhan Yesus rela mati di kayu salib untuk menolong mengatasi masalah manusia, karena manusia tidak dapat mengatasi masalah terbesar yaitu dosa. Tuhan Yesus juga berjanji bahwa orang benar akan dipelihara oleh Tuhan. Namun fokus hubungan orang percaya tidak boleh terletak pada pemenuhan kebutuhan atau kenyamanan jasmaniah semata-mata. Ada yang lebih penting, yaitu kehidupan rohaninya (Matius 6:25-34).

“… Bukankah hidup itu lebih penting dari pada pakaian?” Matius 6:25

Pergumulan dalam Kehidupan

Dalam menjalani kehidupan rohani, tujuannya adalah menjadi dewasa rohani. Tuhan akan memakai Firman-Nya untuk mendewasakan orang percaya (Yohanes 17:17). Contohnya adalah, Tuhan Yesus mengajar Simon Petrus dan rekan-rekannya dengan Firman selama kurang lebih 3,5 tahun. Tuhan menghendaki mereka memiliki sikap yang bersumber pada Firman ketika menjalani kehidupan mereka. Hikmat yang didapat dari firman, itulah yang membuat orang percaya dapat mengatasi masalah dan pergumulan hidupnya. Kemenangan atas masalah akan semakin mendewasakan orang percaya.

Pandangan Hyper Grace menyatakan bahwa, “jika ada orang Kristen yang bergumul dalam hidupnya, itu artinya belum percaya sungguh-sungguh bahwa ia ada dalam kasih karunia Tuhan.” Ini adalah pandangan yang naif. Masalah dan pergumulan hidup adalah realita dunia setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Setelah orang menjadi pengikut Kristus pun hal itu adalah kenyataan yang wajar. Yang penting adalah bagaimana sikap orang tersebut menghadapi pergumulan yang dihadapinya.

Kebaikan dari Pergumulan

Pandangan Hyper Grace di atas didasari oleh pandangan mereka akan karya Kristus di kayu salib yang sudah selesai menyelamatkan manusia. Adalah kebenaran yang tidak terbantahkan bahwa Tuhan Yesus sudah sempurna menyelamatkan manusia dari dosa. Namun orang yang percaya kepada Tuhan dan dilahirkan baru disebut bayi rohani. Bayi memerlukan pertumbuhan yang akhirnya akan menuju pada kedewasaan. Di sinilah Tuhan memakai semua sarana untuk pertumbuhan anak-anak-Nya, misalnya dalam kasus Ayub, Tuhan mengizinkan Ayub diuji dengan tujuan pertumbuhan rohani Ayub.

Apakah ada kebaikan dibalik pergumulan? Pergumulan artinya masalah yang dihadapi seseorang sehingga ia perlu menyediakan waktu, tenaga dan strategi untuk menyelesaikan hal tersebut. Rata-rata orang akan memandang negatif terhadap pergumulan. Padahal justru pergumulan yang datang bisa menjadi batu loncatan bagi orang tersebut untuk bertumbuh dalam kerohaniannya. Pemazmur mengatakan, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” (Mazmur 119:71). Ayub menjadi lebih mengenal Tuhan setelah mengalami pencobaan dan keluar sebagai pemenang.

Hidup yang berkenan dan berkemenangan bukan berarti tidak adanya pergumulan masalah, tetapi atas anugerah Tuhan berhasil mengatasi setiap pergumulan dan masalah. Pandangan Hyper Grace mengenai kehidupan yang bebas pergumulan, mungkin menyenangkan telinga yang mendengar, namun hal itu keliru. Tuhan memakai pergumulan agar anak-anak-Nya mencari Dia dengan lebih sungguh-sungguh didasarkan pada hubungan dan sikap yang benar.

Sikap Terhadap Pergumulan

Dalam rangka pertumbuhan rohani, Tuhan akan memberikan Firman-Nya kepada anak-anak-Nya untuk menjadi penuntun untuk pertumbuhan rohaninya. Pergumulan adalah area di mana Firman yang sudah didengar dan dimengerti itu dipraktekkan. Bagaimana sikap terhadap masalah dan pergumulan?

1. Jangan Mencari Masalah

Karena kita sudah mengetahui ada sisi baik dari pergumulan dan masalah, tidak berarti alasan bagi kita untuk mencari masalah. Ingat bahwa ketika ada masalah, diperlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikannya.


2. Hadapi dengan Firman

Carilah hikmat Tuhan melalui firman-Nya atas masalah yang dihadapi. Kita akan gagal ketika merespon masalah dengan cara kita sendiri.

2 Timotius 3:16, Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Kitab Ibrani menuliskan bahwa kita perlu sungguh-sungguh mencari Tuhan. Sungguh-sungguh artinya dengan segenap hati, karena menyadari bahwa Tuhan saja yang dapat menolong. Ayub berjumpa dengan Tuhan, sehingga ia mengalami kemenangan.

Ayub 42:2, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.”

3. Mengalami Pembaharuan Pikiran

Tuhan dapat mengoreksi hidup kita melalui Firman-Nya disaat kita mengalami masalah. Di situlah pikiran kita perlu mengalami pembaharuan, artinya pemikiran yang salah dikoreksi oleh Firman dan ketika kita menyadari dan mau berubah, terjadilah pembaharuan pikiran. Mazmur 119:105, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang jalanku.” Pandangan bahwa orang percaya tidak lagi mengalami pergumulan sebagaimana yang disampaikan pengajar Hyper Grace adalah keliru. Pergumulan merupakan bagian kehidupan yang terjadi pada setiap orang. Di dalam Tuhan, justru pergumulan menjadi kesempatan bagi orang percaya mencari Tuhan lebih sungguh-sungguh. Dengan sikap yang tepat sesuai Firman, pergumulan menjadi salah satu alat dalam pendewasaan rohani. (RD)


Quote:

“Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah;

Karena engkaulah yang menolak pengenalan itu

maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku;

dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu,

maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”

Hosea 4:6


 

Silakan share :