RENUNGAN KHUSUS
Takut itu baik
Tuduhan yang dilontarkan oleh para pendukung pengajaran kasih karunia yang overdosis adalah mereka berpendapat bahwa dengan mengajarkan TAKUT AKAN TUHAN berarti kita telah menebarkan ketakutan yang mengarah kepada legalisme (pandangan yang berkata bahwa hukum dan aturan adalah segalanya), hal ini sangat tidak berdasar dan tidak sesuai dengan Alkitab! Rasa takut tidak selalu memiliki arti serta dampak negatif. Rasa takut justru mendorong kita untuk menjadi berhati-hati dan bijaksana di dalam menjalani kehidupan ini serta senantiasa melibatkan TUHAN dalam segala aspek kehidupan kita. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki rasa takut cenderung hidup sembrono, hidup semau- maunya karena merasa tidak ada sesuatu yang ditakuti akibatnya mereka cenderung hidup dengan kemampuan dan kehebatannya sendiri.
Takut akan Tuhan tidak perlu membuat kita menghindar atau menjauhi Dia, melainkan membuat kita lebih lagi berjalan bersama dengan Dia dan mengikuti kehendak-Nya. Kehidupan Daud adalah contoh yang sangat baik untuk menjelaskan hal ini. Dalam banyak hal, Daud selalu menanyakan apa yang menjadi kehendak dan kemauan Tuhan untuk dia lakukan. Misalnya ketika berhadapan dengan musuh, maupun ketika hendak menyerang orang Filistin, Daud selalu menanyakan apa yang dikehendaki Tuhan untuk dia lakukan (1 Samuel 23).
Takut akan Tuhan membuat kita senantiasa mengoreksi diri serta hidup di dalam pertobatan setiap hari. Sebaliknya, orang-orang yang hidup dalam kasih karunia yang overdosis, mereka mengatakan bahwa orang yang percaya kepada Yesus tidak perlu bertobat/mengakui dosa (lagi) serta memohon pengampunan dosa.
Ada beberapa alasan yang para pendukung pengajaran kasih karunia overdosis ajarkan mengapa seseorang tidak perlu bertobat?
Tuhan telah mengampuni semua dosa kita,yaitu dosa masalalu,dosa masa kini, dan dosa masa mendatang. Allah tidak lagi melihat dosa apapun yang kita buat karena Ia melihat kita sudah sempurna dan kudus di dalam Anak- Nya.
Kasih Karunia mengalahkan segalanya, termasuk pentingnya pertobatan. Pertobatan menjadi tidak penting setelah seseorang mengalami kelahiran baru, karena seluruhnya telah dibayar oleh Yesus di kayu salib. Jika orang yang sudah mengalami kelahiran baru berbuat dosa, maka dia akan berdoa seperti ini dihadapan Tuhan: “Terima kasih Tuhan, karena sekalipun saya berbuat dosa, saya tetap benar dan sempurna di hadapan-Mu.”
Bagi orang percaya yang sudah mengalami kelahiran baru, mengakui dosa dan memohon pengampunan adalah dosa, karena artinya meremehkan pengampunan yang sempurna melalui Salib Kristus.
Sekali selamat tetap selamat! Beberapa pengajar kasih karunia overdosis mengajarkan bahwa kalau kita berdosa, maka hanya tubuh kita yang berdosa. Tapi roh/jiwa kita tidak bisa berdosa karena kasih karunia (grace). Jadi hanya tubuh yang berdosa dan binasa/dihukum, tetapi roh dan jiwanya tetap selamat.
Sekalipun terlihat alasannya masuk akal (karena enak untuk kedagingan kita), namun pengajaran ini sangatlah tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab!
Mari kita pelajari apa yang dikatakan Alkitab:
Salib Kristus menyediakan keselamatan yang sempurna, untuk dosa masa lalu,
dosa masa kini, termasuk dosa masa mendatang. Namun itu baru akan kita terima jika kita meminta pengampunan kepada Allah. Tuhan sudah menyediakan pengampunan, namun manusia tetap harus memohon pengampunan itu melalui pengakuan dosa dan pertobatan; barulah pengampunan itu diberikan.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1:9
Secara faktual dan logika saja kita pasti sepakat bahwa dengan menjadi orang percaya tidak menjadikan kita orang yang kebal terhadap godaan dan daya tarik dosa. Berapa banyak kita saksikan dalam berita, baik di media cetak maupun di media sosial, bahkan para pemimpin gereja ada yang jatuh dalam godaan dosa, baik soal keuangan, seksual, dan yang lainnya. Apakah karena mereka sudah menerima kasih karunia bahkan sudah melayani sebagai pendeta, membuat Tuhan tidak melihat dosa mereka dan tetap kudus; tidak peduli dengan apapun yang telah mereka lakukan? Tidak!!
Benar bahwa Tuhan Yesus telah membayar lunas dosa kita, namun pertobatan setelah seseorang mengalami kelahiran baru (jika kita berbuat dosa) tetap penting bagi orang percaya. Buktinya, Roh Kudus berkata kepada jemaat di Efesus dalam Wahyu 2:5,
“Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”
Kalau memang pertobatan setelah kelahiran baru tidak penting, mengapa Tuhan menyuruh jemaat di Efesus bertobat bahkan menegur mereka dengan keras serta memberikan sanksi yang berat apabila mereka tidak bertobat?
Bagi orang percaya yang sudah mengalami kelahiran baru, mengakui dosa dan memohon pengampunan bukanlah dosa! Mengakui dosa adalah kehendak Tuhan, dan jika kita taat melakukannya tentu hal tersebut menyukakan hati Tuhan. Dalam doa harian yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita (Doa Bapa Kami) kita diajar untuk meminta pengampunan kepada Tuhan setiap hari:
“dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;…” Matius 6:12
Tuhan melihat dan berurusan dengan keseluruhan pribadi seseorang, yaitu: Tubuh, jiwa, dan roh. Hal tersebut ditulis di 1 Tesalonika 5:22-23, yang berkata: “Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Oleh sebab itu kita tidak bisa berkata bahwa dosa hanya dikerjakan oleh tubuh kita! Dosa selalu melibatkan pikiran, perasaan dan kehendak.
TAKUT AKAN TUHAN ITU BAIK! Ada begitu banyak ayat di Alkitab yang mengajarkan kita untuk takut akan Tuhan, yaitu:
• Mazmur 112:1-2, “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya, Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.”
• Mazmur 25:14, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”
• Amsal 14:27, “Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.”
• Amsal 22:4, “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
• 2 Korintus 7:1, “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.”
“Tidak menjaga rasa takut akan Tuhan akan mengeraskan hati nurani sehingga sulit bertobat. Orang yang tidak bertobat bisa kehilangan keselamatan.”
Sumber: Warta Pusat HMMinistry