KATEKISMUS GBI – ANTROPOLOGI

TANGGUNG JAWAB MANUSIA

Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti “manusia” atau “orang”, dan logos yang berarti “wacana” (dalam pengertian “bernalar”, “berakal”) atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia.


Dalam Katekismus GBI terbagi menjadi beberapa bagian sbb:

A. Penciptaan Manusia
B. Gambar dan Rupa Allah
C. Natur Manusia
D. Tanggung Jawab Manusia

 

TANGGUNG JAWAB MANUSIA

 

1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai mandataris Allah ?

Manusia sebagai mandataris Allah berarti manusia memikul tanggungjawab khusus yang harus diembannya. Manusia memiliki dua mandat penting antara lain:

Mandat untuk berkembangbiak (prokreasi). Allah mempercayakan kepada manusia tugas dan tanggung jawab untuk berkembangbiak dan bertambah banyak serta memenuhi bumi.

Mandat untuk berkuasa atas alam. Manusia diberi otoritas untuk berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara, serta segala binatang yang merayap di bumi

Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

 

2. Apa yang ditugaskan Allah kepada manusia ?

Manusia diberi kuasa oleh Allah atas semua makhluk ciptaan lainnya.

Manusia memiliki tanggung jawab sebagai pengelola agar tercipta relasi yang harmonis dengan ciptaan lainnya.

Manusia diberikan wewenang untuk mengeksplorasi dan mengkonservasi alam

Kejadian 2:15 Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 

 

3. Dalam konteks kasih kepada sesama, apa yang menjadi langgung jawab manusia?

Hidup saling mengasihi dan menjaga relasi harmonis derngan sesama.

Matius 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Yohanes 13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

 

4. Apakah tanggung jawab orangtua terhadap anaknya?

Mengajarkan seluruh ketetapan peraturan hukum, perintah dan janji Allah kepada anak-anaknya

UIangan 6:6-7 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Mengasuh dan membesarkan anak-anaknya

Lukas 2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.

Mendidik anak-anaknya dalam kebenaran

Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Amsal 29:17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.

Membawa anak-anaknya kepada Yesus

Matius 19:13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Markus 10:13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 

Tidak membangkitkan amarah

Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

 

5. Apa tanggung jawab anak terhadap orangtuanya?

Mentaati orang tua di dalam Tuhan

Efesus 6:1-2 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu – ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: 

Menghormati ayah dan ibunya

Keluaran 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.

Berbakti kepada orangtuanya

1 Timotius 5:3-8 Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda. Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah. Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam. Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup. Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela. Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

 

6. Apa tanggung jawab orang percaya dalam hidup bermasyarakat?

Tanggung jawab kepada Allah dan sesama

Matius 22:37, 40 Jawab Yesus kepadanya: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Tanggung jawab kepada diri sendiri

Galatia 6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. 

Tanggung jawab kepada keluarga

1 Timotius. 5:8 Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

Tanggung jawab kepada lingkungan dan masyarakat

Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Tanggung jawab kepada bangsa dan negara

Roma 13:1, 4 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.

 

 

Sumber: Katekismus GBI – Antropologi

Silakan share :