Awasilah Dirimu dan Awasilah Ajaranmu

Shalom Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus,
Menurut penanggalan Ibrani, pada tanggal 26 September 2022, kita sudah memasuki tahun 5783 atau ‘Pey Gimel’. 10 hari pertama dari permulaan tahun ‘Pey Gimel’ yaitu dimulai dari Tahun Baru yang disebut dengan Rosh Hasanah sampai dengan hari perayaan Yom Kippur atau hari raya Pendamaian, bangsa Yahudi selama 10 hari melakukan apa yang disebut dengan 10 hari Pertobatan atau ‘10 days of Repentance’.

Menurut tradisi bangsa Yahudi, pada saat Rosh Hasanah terbukalah tiga kitab, yaitu:
Kitab Kehidupan bagi yang sepenuhnya saleh.
Kitab Kematian bagi yang sepenuhnya fasik.
Kitab bagi orang yang hidup di antara kesalehan dan kefasikan, dan nasib mereka semua akan ditangguhkan hingga Yom Kippur tiba. Apabila mereka melakukan hal yang saleh, mereka akan tercatat dalam Kitab Kehidupan. Apabila tidak, mereka tercatat dalam Kitab Kematian. Mayoritas orang masuk dalam golongan ini, yaitu hidup di antara kesalehan dan kefasikan.

Masa 10 hari tersebut dipakai sebagai kesempatan bagi kebanyakan orang Yahudi untuk melakukan hal-hal yang saleh agar nama mereka dapat tertulis dalam Kitab Kehidupan. Dengan kata lain, setiap tahun mereka perlu melakukan sesuatu supaya selamat. Untuk itu dalam masa 10 hari, mereka melakukan tiga hal, yaitu: bertobat, berdoa, dan bersedekah.
Pada saat ini kita tidak mengikuti tradisi Yahudi tersebut, tetapi pada prinsipnya ketiga hal tersebut, yaitu bertobat, berdoa, bersedekah adalah baik dan perlu dilakukan hari-hari ini dengan motivasi dan pemahaman yang benar. Kita melakukan ketiga hal ini bukan untuk mendapatkan keselamatan, tetapi sebagai respon terhadap anugerah keselamatan yang sudah dianugerahkan melalui pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. (Efesus 2:8-9)

Pastor Dee dari Perth, seorang hamba Tuhan yang banyak mendoakan saya, yang nubuatannya saya nilai tajam. Pada bulan Agustus 2022 yang lalu, yaitu sebelum tahun 5783, ia bernubuat agar saya memperhatikan apa yang terjadi di antara Rosh Hasanah dan Yom Kippur. Ternyata Tuhan membukakan seperti yang dituliskan di atas. Jadi hari-hari ini, kita harus banyak koreksi diri, bertobat, berdoa, dan memberi sedekah bagi mereka yang kekurangan.

Pastor Dee ini juga mendapatkan, bahwa di tahun 2023, Tuhan akan kembali menggoncangkan bangsa-bangsa di dunia dan Tuhan meminta agar kita menyiapkan persediaan; bukan untuk kita sendiri, tetapi untuk orang-orang yang mengalami kesulitan. Kita yang sungguh-sungguh dengan Tuhan akan diberkati secara finansial. Haleluya!!
Memasuki tahun 5783 atau ‘Pey Gimel’, kita akan melihat kasih karunia Tuhan yang luar biasa yang akan dicurahkan kepada kita yang sungguh-sungguh mencari Tuhan. Namun bersamaan dengan itu, akan ada pembersihan di rumah Tuhan dan penghakiman terhadap dunia ini.

Tuhan akan mengungkapkan dosa-dosa yang tersembunyi.
Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.
Apa yang kita katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang dan apa yang kita bisikan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.

Karena itu, ini waktunya kita koreksi diri, bertobat. Jangan menyembunyikan dosa. Akui di hadapan Tuhan.

Sesuai dengan 1 Yohanes 5:16-17, dikatakan ada dosa yang mendatangkan maut dan ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang diakui. Sedangkan dosa yang mendatangkan maut adalah dosa yang tidak diakui.
Saya akan ingatkan, Tuhan Yesus sangat mengasihi kita semua. Dia tidak ingin kita binasa. Karena itu, sekali lagi Tuhan mengingatkan kita melalui hal-hal yang dilakukan oleh orang Yahudi, di antara Rosh Hasanah dan Yom Kippur, agar mereka diselamatkan, yaitu bertobat, berdoa dan bersedekah. Sekali lagi saya ingatkan, bertobat, bertobat, bertobat!
Nyanyi:
How I love You Lord I love You Lord
Forever I love You Lord
Jesus Jesus You are The One I love
Jesus Jesus Forever I love You Lord
Forever I love You Lord
Forever I love You Lord

PENTECOSTAL WORLD CONFERENCE
Pada tanggal 12-14 Oktober 2022 yang lalu, ada konferensi Pentakosta se-dunia atau yang disebut dengan ‘Pentecostal World Conference’ di Seoul, Korea Selatan. Pentecostal World Fellowship adalah salah satu aras dunia untuk aliran Pentakosta, dengan Billy Wilson sebagai Chairman. Billy Wilson juga adalah Co-Chair Empowered21 dan President dari Oral Robert University.

Tema dari konferensi ini adalah ‘Pentecostal Revival in the Next Generation’, yang diselenggarakan oleh Yoido Full Gospel Church. Ini adalah gereja yang didirikan oleh Alm. Yonggi Cho dan sekarang sebagai Gembala Sidangnya adalah Ps. Young Hoon Lee.
Pada tanggal 14 Oktober 2022 jam 10.00 -12.00 siang, diadakan KKR Doa di DMZ Peace Park, yang berada di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. DMZ ini merupakan daerah Demiliterisasi (dimana tidak ada kegiatan militer), merupakan daerah netral, bukan milik Korea Selatan atau pun Korea Utara. Zona ini lebarnya sekitar 4 km dan panjangnya sekitar 250 km.

Acara KKR Doa ini merupakan puncak dari acara konferensi ini. Saya termasuk salah satu pembicara dalam acara tersebut. Saya berbicara tentang Pentakosta Ketiga. Deklarasi Pentakosta Ketiga untuk pertama kalinya dilakukan di Seoul, Korea Selatan, dan dihadiri sekitar 20.000 orang.

Pada waktu itu saya berkata: “Pentakosta Ketiga akan memberikan kuasa kepada kita untuk menyelesaikan Amanat Agung”. Saya akan mengingatkan kepada kita semua bahwa tugas utama kita adalah menyelesaikan Amanat Agung yaitu menjadikan semua bangsa itu murid Tuhan Yesus.

Harap diperhatikan bahwa hanya murid yang bisa memuridkan, karena itu kita harus menjadi murid Tuhan Yesus. Hanya murid Tuhan Yesus yang masuk Sorga. Yang percaya katakan: Aminn!! Sekali lagi saya mau katakan kepada Saudara, kita semua harus menjadi murid Tuhan, Amin.

MENJADI MURID TUHAN YESUS
Hal-hal yang harus diperhatikan kalau kita mau menjadi murid Tuhan Yesus :
1. Awasilah Dirimu Sendiri dan Awasilah Ajaranmu
Rasul Paulus berkata kepada Timotius dalam 1 Timotius 4:16 “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.”
Ini adalah pesan Tuhan Yesus yang sangat kuat kepada murid-murid-Nya, yaitu supaya kita menyelamatkan diri kita sendiri dan juga semua orang yang mendengarkan kita. Karena itu, awasilah dirimu dan pengajaranmu!
Hal yang harus dilakukan adalah kita harus hidup kudus, tetap peka terhadap pekerjaan dan karunia Roh Kudus, mengajarkan ajaran yang benar, memelihara iman dan memperhatikan kehidupan rohani. Semua harus dilakukan dengan tekun.

2. Latihlah Dirimu Beribadah
Rasul Paulus juga berkata dalam 1 Korintus 9:26-27 “Aku bukan pelari yang tanpa tujuan dan juga bukan petinju yang sembarang saja memukul, tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”

Mengenai melatih tubuh dan menguasai seluruhnya, rasul Paulus berkata dalam
1 Timotius 4:7b-8 “Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”

Kata ‘ibadah’ dalam bahasa aslinya memiliki arti kesalehan (godliness). Dalam terjemahan Alkitab New International Version (NIV) dikatakan, “train yourself to be godly” (latihlah dirimu menjadi saleh).

Kata godliness (kesalehan) ini muncul sebanyak 15 kali dalam Perjanjian Baru, dimana 11 kali terdapat dalam surat rasul Paulus kepada anak- anak rohaninya (Timotius & Titus). Ini berarti pesan kesalehan adalah sesuatu yang sangat penting untuk disampaikan seorang bapa rohani kepada anak-anak rohaninya.

Tuhan, lewat para bapa rohani, memerintahkan kita untuk melatih diri kita supaya menjadi saleh lewat ibadah yang kita lakukan. Saya pribadi sebagai bapa rohani juga sangat menekankan untuk melatih diri supaya menjadi saleh lewat ibadah yang kita lakukan.
Hal ini juga sejalan dengan Firman Tuhan dalam 2 Petrus 1:5-7 yang berkata, “Kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, seiman dan kepada kasih akan saudara-saudara seiman kasih akan semua orang.”

Selanjutnya dikatakan apabila kita melakukan dengan berlimpah limpah, kita akan giat dan berhasil dalam pengenalan kita akan Tuhan Yesus Kristus dan kita tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kita dikaruniakan hak penuh untuk memasuki kerajaan kekal yaitu kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Haleluya!!

Kita semua yang menantikan hari Tuhan juga diminta untuk hidup kudus dalam kesalehan, seperti yang difirmankan dalam 2 Petrus 3:10-11, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.”

Lawan dari kesalehan adalah kefasikan. Orang yang tidak melatih dirinya menjadi saleh lewat ibadah, tanpa disadari dapat terjerumus dalam kefasikan. Harap diperhatikan bahwa murka Allah dinyatakan atas orang-orang fasik.

Dalam Roma 1:21-27 disebutkan ciri-ciri orang fasik sebagai berikut:
Sekalipun mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia.

Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
Mereka menyembah berhala.
Sebagai akibatnya, Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka, salah satunya dalam bentuk hubungan sesama jenis atau homoseksualitas. (Roma 1:24, 26-27)
Sebagai bapa rohani, sekali lagi saya mengingatkan: LATIHLAH DIRIMU BERIBADAH!

IBADAH VERTIKAL DAN IBADAH HORIZONTAL
Bentuk ibadah dalam Alkitab ada dua, yaitu:
Vertikal, artinya kepada Tuhan, dan
Horizontal, artinya kepada sesama.

Ibadah Secara Vertikal, meliputi:
Giat berkumpul bersama untuk menyembah Tuhan (Ibrani 10:25)
Memuji dan menyembah Tuhan diiringi alat musik (1 Tawarikh 25:6)
Mengingat perbuatan dan pertolongan Tuhan (Keluaran 13:8)
Bernubuat dan mengaktifkan karunia-karunia Roh Kudus dalam pertemuan-pertemuan (1 Tawarikh 25:1; 1 Korintus 14:26)
Mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus (1 Korintus 11:20)
Mempersembahkan tubuh sebagai korban (Roma 12:1)
Memperingati kelahiran, kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga (1 Timotius 3:16; 2 Tawarikh 35:16)

Ibadah Secara Horizontal, meliputi:
Menolong orang yang mengalami kesulitan atau menderita (Yakobus 1:27)
Saling menjaga diri dari pencemaran dunia (Yakobus 1:27)
Saling memberi bantuan dalam sebuah persekutuan (Ibrani 13:16)
Jadi kalau kita melihat ibadah secara vertikal atau horizontal tadi, maka ibadah yang dilakukan di dalam gereja hari-hari ini sebenarnya merupakan implementasi/penerapan dari semua ini.

Kalau kita melihat ibadah secara vertikal atau horizontal tadi, sebenarnya yang paling menonjol adalah masalah kebersamaan.

Ibrani 10:25 berkata, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Jadi, latihlah dirimu beribadah, dapat juga diartikan kita harus melatih hidup dalam kebersamaan bersama saudara seiman untuk saling menasihati supaya hidup kita saleh.
Hari-hari ini dengan adanya ibadah online banyak yang meninggalkan hidup dalam kebersamaan ini. Pelayanan online bisa melengkapi, tapi tidak akan bisa menggantikan ibadah secara onsite di gereja.

Bagi saya, kalau hanya ibadah melalui online saja saya merasakan ada sesuatu yang hilang, ada sesuatu yang tidak sempurna, terutama dalam doa, pujian, penyembahan. Dan yang pasti kita tidak bisa saling menasihati walaupun mungkin ada yang berkata dengan zoom kita bisa, tetapi saya percaya itu juga tidak cukup sempurna.

Hari-hari ini, saya melihat semakin banyak orang percaya justru lebih giat melakukan latihan badani ketimbang melakukan latihan ibadah. Sekali lagi saya ingatkan latihan ibadah lebih penting daripada latihan badani karena mengandung janji baik dalam hidup ini maupun untuk kehidupan yang akan datang.

Pesan Tuhan buat kita sebagai murid adalah kita harus hidup seperti jemaat di Filadelfia. (Wahyu 3:7-11)
Dikatakan bahwa jemaat di Filadelfia:
Merupakan jemaat yang setia, yang taat akan firman Kristus dan tidak menyangkal Dia.
Mereka tidak mau mengikuti cara-cara dunia. Dan juga menolak mengikuti kecenderungan yang tidak baik dari jemaat lainnya.
Mereka bertekun dalam kesetiaan kepada Tuhan Yesus dan kepada kebenaran Injil.
Oleh karena kesetiaan mereka yang teguh, maka:
Yang pertama : Tuhan telah membuka pintu-pintu bagi mereka yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun.

Yang kedua : Allah berjanji akan melepaskan mereka dari masa kesengsaraan.
Janji Tuhan untuk melindungi orang yang setia di Filadelfia dari hari pencobaan ini mirip dengan janji Paulus kepada orang Tesalonika yang mengatakan bahwa mereka akan dilepaskan, diluputkan dari murka yang yang akan datang. Hari pencobaan ini merupakan penghukuman terhadap dunia ini melalui pembukaan materai-materai, peniupan sangkakala dan pencurahan cawan murka Allah. Ini sangat-sangat mengerikan.
Bagi mereka yang sungguh-sungguh dengan Tuhan seperti jemaat di Filadephia dan yang menjadi pemenang sebelum hari pencobaan ini, Allah akan memelihara mereka dari hari pencobaan itu dengan cara melalui pengangkatan gereja-Nya.

“Tuhan Yesus mengingatkan sekali lagi: “Aku datang segera.” (Wahyu 3:11a)

Amin. — Pdt DR Ir Niko Njotorahardjo

Silakan share :