Renungan Khusus

 Minggu Keempat November 2020

 

Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: “Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,” tetapi jawabnya kepada ibunya: “Tidak ada lagi bejana.” Lalu berhentilah minyak itu mengalir.

Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.”

Apa Yang Kau Miliki ?

Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.”

Jawab Elisa kepadanya: “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Berkatalah perempuan itu: “Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.”

Lalu berkatalah Elisa: “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!” Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: “Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,” tetapi jawabnya kepada ibunya: “Tidak ada lagi bejana.” Lalu berhentilah minyak itu mengalir.

Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.”  2 Raja-Raja 4:1-7

Dari ayat di atas ada lima pesan yang bisa kita pelajari untuk mengingatkan kita akan penyertaan Tuhan di tengah ketidakpastian ekonomi sekarang ini. 

1.   Datang kepada Sumber yang Tepat

   Ketika janda itu memiliki masalah sehingga tidak bisa membayar hutang dan penagih hutang (debt collector) sudah di depan pintunya, siap mengambil anaknya sebagai budak, janda ini mengambil langkah yang tepat. Dia datang kepada Elisa sebagai nabi Tuhan. Dia tidak datang ke temannya atau ke saudaranya untuk meminta pertolongan. Dia tahu sumber berkatnya itu adalah Tuhan.

     Firman Tuhan katakan di Ulangan 8:18, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, Sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.”

2.   Tidak Menyepelekan Hal-hal yang Kecil

    Elisa bertanya kepada janda itu, “Apa yang kau miliki?” Janda itu berkata “Aku tidak punya sesuatu apapun selain buli-buli berisi minyak.

     Buli-buli itu ukurannya sangat kecil, tidak lebih besar dari sebuah toples kue. Diperkirakan mungkin itu isinya hanya minyak zaitun untuk pengurapan. Janda itu pasti menganggap minyak yang sedikit itu tidak ada nilainya. Yang dia butuhkan adalah sejumlah uang dari Elisa, sebagai nabi Tuhan yang bisa melakukan perkara-perkara besar.

     Umumnya secara insting jika kita mengalami kesulitan keuangan atau ditagih hutang respon kita langsung mengatakan bahwa saya sudah tidak punya apa-apa. Fokus kita umumnya hanya kepada masalahnya itu. Respon kita lebih dimaksudkan untuk menghindar dari kewajiban kita kepada penagih hutang dan mengharapkan kalau bisa hutang ini dihapuskan. Kita umumnya ingin solusi yang cepat dan instan. Padahal Tuhan hendak mengadakan hal-hal heran dari hal terkecil yang kita miliki. Sehingga nama Tuhan akan dipermuliakan.

3.   Percaya bahwa Tuhan Bekerja secara Ajaib

     Elisa menyuruh janda ini “Pergilah dan mintalah bejana-bejana kosong dari tetanggamu, tetapi jangan terlalu sedikit.”

     Saat itu janda ini pasti terkejut dan mungkin tertawa sambil berpikir bahwa Elisa ini sudah gila. Yang dibutuhkan dalam tempo yang singkat itu adalah uang, bukan bejana-bejana kosong. Dia tidak mengerti maksud Tuhan. Tetapi yang luar biasanya janda ini PERCAYA dan mau taat MELAKUKANNYA. Mujizat bekerja dengan cara yang tidak masuk akal manusia. Di samping itu perhatikan kata “jangan terlalu sedikit” Elisa sedang mengajar janda ini untuk mempunyai iman yang besar. Think Big. Dan jangan ala kadarnya dalam melakukan pekerjaan. Punya mimpi yang besar.

     Hal yang sering kita anggap sebagai hal yang tak bernilai dalam hal ini yaitu sedikit minyak di dalam sebuah buli-buli justru itu yang akan Tuhan jadikan sesuatu yang luar biasa. Tuhan ingin melakukan mukjizat-Nya melalui apa yang kita miliki. Agar kita dapat melakukan bagian kita. 

4.   Fokus pada Tuhan dan Percaya Mujizat Tuhan

     Maksud dari Elisa menyuruh janda itu menutup pintu adalah supaya janda ini tidak goyah iman (DISTRACTED). Mungkin tetangganya akan mengolok-olok dia ketika melihat apa yang dilakukannya. Mungkin dianggap suatu kebodohan dan kemustahilan. Atau mungkin tetangganya akan menawarkan pertolongan berupa pinjaman baru dan itu akan membuat janda berubah pengharapannya bukan lagi kepada Tuhan tetapi kepada manusia. Yang bisa saja ternyata pinjaman tersebut membebankan riba yang tinggi dan akan menjadi masalah baru. Gali lubang tutup lubang. Terkadang Tuhan ingin kita menyendiri hanya bersama Tuhan saja. Hal ini dimaksudkan supaya kita benar-benar berfokus pada Tuhan bukan masalah kita. 

5.   Mengelola Berkat dengan Tuntunan Tuhan

     Janda itu diberkati dengan bejana-bejana yang penuh berisi minyak sebagai hasil mujizat Tuhan. Saat itu mungkin jumlahnya pasti tidak sedikit, tetapi hasilnya berlimpah. Elisa tidak ada bersama janda itu ketika mujizat pelipatgandaan minyak terjadi. Namun janda ini seorang perempuan yang punya integritas. Dia tidak langsung menghilang. Dia tahu Tuhan-lah yang memberi dan Tuhan-lah yang akan memberi petunjuk apa yang harus dilakukannya, hingga akhirnya janda ini kembali mencari Elisa.

     Dia pasti hendak melaporkan dan meminta nasihat berikutnya apa yang harus dilakukan dengan minyak itu. Dia selalu bertanya kepada Tuhan. Tidak mau salah dalam penggunaan hartanya. Elisa mengingatkan kepada janda ini untuk membayar hutangnya dan bahkan melunasinya dan hidup dari sisanya.

     Tuhan mau kita selalu menepati janji membayar hutang yang jatuh tempo. Sebagai orang percaya, kita tidak boleh gagal bayar. Firman Tuhan katakan di Amsal 22:7, “Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.”

     Sedangkan kita dipilih dan dilahirbarukan oleh Yesus Tuhan kita untuk dijadikan imamat yang Rajani. Bagaimana mungkin kita bisa mendapat berkat anak raja, jika kita masih menjadi budak hutang.

 

KESAKSIAN

Ada seorang ibu yang suaminya di PHK satu bulan sebelum COVID-19 masuk ke Indonesia. Dia datang kepada saya dan meminta advise apa yang harus dilakukan atas uang PHK suaminya ini? Ibu ini mengatakan kepada saya bahwa dia memiliki hutang dan kebutuhan lainnya. Dia tetap membutuhkan suatu income yang tetap, karena kalau tidak maka uang PHK tersebut akan habis dipakai untuk hidup. Dan saya tanya apa yang ibu milki sekarang ini? Dia mengatakan bahwa dia hanya bisa membuat salad buah saja. Hal yang sepele. Banyak orang bisa membuat salad buah. Jualan makanan mempunyai resiko tinggi dan saingannya ketat. Sewa ruko untuk jualan mahal.

Akhirnya saya memberikan nasihat saya kepada ibu itu atas uang PHK suaminya adalah:

1.    Lunasi hutangnya.

2.    Perbesar dapurnya

3.    Tabung sisanya untuk hari esok.

Ibu itu percaya dan melakukannya. Tetapi siapa yang sangka satu bulan kemudian kita masuk ke dalam situasi pandemi seperti ini. Aktivitas ekonomi di locked-down. Banyak orang tidak bisa makan di luar, tidak bisa masak sendiri, terpaksa harus order online. Jualan tiba-tiba menjadi sangat mudah dan murah lewat sosial media dan online.  Sekarang dengan skill yang sepele itu, ibu ini sudah buka PO dan makanannya sudah berkembang menjadi bukan hanya salad buah tetapi makanan lainnya: sambel pete, nasi bakar, kue keju, dll. Mereka hidup berkecukupan.  

 

Kisah mengenai Elisa dengan janda miskin ini banyak memberikan kita pelajaran. Terutama pelajaran bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang peduli dengan pergumulan hidup kita. Dia mampu mengubah hal-hal kecil yang kita anggap sepele menjadi sesuatu yang besar. Saat ini apa yang kita miliki? Mungkin hanya keterampilan memasak, mungkin hanya keahlian dalam menjahit, mungkin keahlian dalam fotografi, mungkin ada yang hanya bisa menggambar. Apa saja yang tidak kita perhitungkan secara manusia, bisa menjadi sesuatu yang bisa menghidupi kita di tengah badai krisis keuangan seperti saat ini.

Tuhan Yesus sendiri menjanjikan melalui Yohanes 15:7, ”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”  

 

Roh Kudus akan memberikan kepada kita roh kreativitas. Jadi tetaplah beriman kepada Tuhan Yesus yang selalu tepat waktu dalam memberikan pertolongan-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (RL)

 Sumber : Warta Pusat HMMinistry 

Silakan share :