VOICE OF PENTECOST

Hidup Sebagai Insan Pentakosta

mujizat

Meneduhkan Badai (1)

Hidup Sebagai Insan Pentakosta

Shalom. Kesempatan kali ini kita akan membahas hidup sebagai insan pentakosta. Siapakah yang dimaksud dengan insan Pentekosta, tentunya bukan mereka yang merupakan anggota Jemaat gereja pentakosta, tetapi semua orang percaya yang hidup dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus. Yang meyakini bahwa Tuhan masih diperdengarkan, yang menyakini bahwa kita masih mendengar suaranya, dan yang dengan iman dan kuasa dari Roh Kudus berkata-kata atas nama Tuhan. Dalam Injil Yohanes Tuhan Yesus sangat menekankan kehidupan orang percaya yang dipimpin dan dituntut oleh Roh Kudus. Betapa Roh Kudus menempati peran yang sentral dan penting dalam kehidupan orang percaya. Kehidupan orang percaya sudah seharusnya adalah kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus, bukan sekedar hikmat kepintaran, kehebatan dan kebijaksanaan kita sendiri.

Kehidupan yang pimpin oleh Roh Kudus dimulai ketika pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul. Dalam Kisah Para Rasul, Roh Kudus terlibat dalam pengambilan keputusan, menuntun, mengarahkan dan memimpin para pemimpin Jemaat, dalam pekerjaan pelayanan dan penuntasan amanat Agung Tuhan Yesus.  Kisah Para Rasul belum berhenti dan terus berlanjut sampai dengan era kita sekarang ini. Roh Kudus belum berhenti bekerja sampai saat ini. Karunia-karunia Roh belum berhenti.  Itu sebabnya kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah kehidupan yang seharusnya dialami dan dijalani oleh setiap orang percaya di masa kini.

Ciri khas hidup Insan Pentakosta yang dipenuhi dengan Roh Kudus antara lain menjaga kekudusan hidup, hubungan yang intim dengan Tuhan hidup dan melayani di dalam mujizat dan kuasa Roh Kudus, menjadi saksi Yesus memberitakan kabar baik. Mendengar suara Tuhan bukanlah tentang kemampuan manusia mendengar suaranya, tetapi tentang kehendak Tuhan yang ingin memperdengarkan suaranya kepada orang-orang percaya, sekalipun kita sedang dalam keadaan berdosa. Namun demikian adalah merupakan tanggung jawab kita untuk melatih kepekaan dalam mendengar suaraNya.

Dalam praktek hidup sehari-hari  Insan Pentakosta memperkatakan Firman Tuhan merupakan sesuatu yang lumrah sebagaimana diajarkan dalam Firman Tuhan Yosua 1:8. Misalnya dalam keadaan sakit mereka memperkatakan dengan penuh Iman 1 Petrus 2:24 oleh bilur-bilurnya kamu telah sembuh. Ketika banyak kebutuhan hidup yang harus dipenuhi mereka memperkatakan Filipi 4:13 segala perkara dapat kutanggung di dalam dia yang memberi kekuatan kepadaku. Dan Filipi 4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-nya dalam Kristus Yesus. Serta memperkatakan Mazmur 91 janji perlindungan Tuhan. 

Insan Pentakosta yang menggembalakan jemaat bukan hanya memerlukan pengetahuan teologis yang mumpuni, bukan sekedar pengalaman pribadi semata, lebih dari itu adalah kepekaan mendengar suara Tuhan. Gembala Jemaat harus memiliki keintiman dengan Tuhan, sebab dengan begitu mereka mendapatkan tuntunan Tuhan bagi umat yang digembalakan.  Pesan khusus yang diterima dari Tuhan sebagai tuntunan bagi jemaat tentu harus diperkatakan dan disampaikan berulang-ulang, sampai jemaat dengan urapan Roh Kudus dapat menangkap memahami serta melakukan apa yang menjadi tuntunan Tuhan.

Robert Menzies dalam bukunya menyatakan sama seperti Tuhan Yesus diurapi untuk memenuhi tugas kenabian-Nya, demikian juga murid-murid yang dibaptis Roh Kudus telah diurapi sebagai nabi-nabi akhir zaman untuk menyatakan Firman Allah.  Gereja di zaman akhir yang telah dibaptis Roh Kudus adalah komunitas para nabi. Apakah seperti Nabi zaman Perjanjian Lama? Tentu Tidak. Yang dimaksudkan adalah para Nabi yang terpanggil untuk membawa pesan keselamatan sampai ke ujung bumi. Setelah dibaptis Roh Kudus, Petrus dan Paulus banyak mengulangi mujizat Yesus. Artinya karunia mujizat tidak terbatas hanya dikerjakan oleh Yesus. Seperti yang dinyatakan dikatakan oleh Craig Keener, Petrus dan Paulus sedang melakukan pekerjaan Yesus dengan cara membuka jalan dan memberi contoh bagi gereja di masa yang akan datang. Insan Pentakosta percaya bahwa baptisan Roh Kudus adalah berkat yang kedua alias second blessing yang diterima oleh orang percaya setelah kelahiran baru. Dari sinilah gaya hidup Insan Pentakosta berawal. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita harus bangga hidup sebagai Insan Pentakosta. Tuhan Yesus memberkati

 

Sumber : Tim Teologia GBI Jln Gatot Subroto

 

{

Roh Kudus terlibat dalam pengambilan keputusan, menuntun, mengarahkan dan memimpin para pemimpin Jemaat, dalam pekerjaan pelayanan dan penuntasan amanat Agung Tuhan Yesus.

“DiviLeads helped me prepare for the job hunt and found me the perfect position in a matter of weeks! Professional and communicative every step of the way!”

Placed Candidate

“DiviLeads helped me prepare for the job hunt and found me the perfect position in a matter of weeks! Professional and communicative every step of the way!”

Placed Candidate

“DiviLeads helped me prepare for the job hunt and found me the perfect position in a matter of weeks! Professional and communicative every step of the way!”

Placed Candidate

Roh Kudus

Silakan share :