Renungan Khusus

 Minggu Keempat Januari 2020

 

Ada banyak pandangan, komentar dan kritik terhadap praktek memberikan persembahan sulung, itu sebabnya penting bagi kita untuk memahami apa makna dan dampak memberikan persembahan sulung bagi orang percaya

Persembahan Sulung

(Makna dan Dampaknya Bagi Kehidupan Orang Percaya)

Kita telah memasuki tahun yang baru, Tahun 2020 – Tahun Dimensi yang Baru. Ada begitu banyak hal yang biasanya kita lakukan dalam memasuki tahun yang baru, misalnya memperbaharui komitmen kita kepada TUHAN baik dalam hal pribadi, rumah tangga, keluarga, pekerjaan/bisnis maupun pelayanan. Semua orang pada umumnya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun yang telah dilewati. Selain memperbaharui komitmen, umumnya orang-orang menetapkan target dan sasaran baru, sehingga memberikan semangat yang baru dalam menjalani kehidupan di tahun yang baru.

 

Bagi kita yang bernaung dalam penggembalaan GBI Jl. Jend. Gatot Subroto, setiap memasuki tahun yang baru adalah sebuah kesempatan baru bagi kita untuk membawa persembahan sulung kita kepada TUHAN. Persembahan sulung adalah persembahan khusus yang kita bawa 1 kali dalam setahun, yang merupakan seluruh penghasilan yang kita terima di awal tahun yang baru (sepanjang bulan Januari).

 

Ada banyak pandangan, komentar dan kritik terhadap praktek memberikan persembahan sulung, itu sebabnya penting bagi kita untuk memahami apa makna dan dampak memberikan persembahan sulung bagi orang percaya.

 

MAKNA PERSEMBAHAN SULUNG BAGI ORANG PERCAYA

  1. Bukti Sikap Hati Yang Percaya Dan Tidak Bersandar Pada Pengertian Kita Sendiri

“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Ams 3:9-10)

 

Ayat di atas menjadi nats kita dan merupakan satu bagian konteks dengan ayat 5 yang menyatakan: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”

 

Jika kita melihat keseluruhan perikop dalam Ams 3:1-26, kita akan melihat bahwa salah satu bukti atau bentuk rasa percaya kita kepada Tuhan adalah memuliakan TUHAN dengan harta dan dengan hasil pertama dari segala penghasilan kita, yakni persembahan sulung. Percaya bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan peroleh adalah berasal dari TUHAN, percaya bahwa penyertaan dan penyediaan-Nya atas hidup kita sempurna, sehingga kita tidak perlu takut dan kuatir akan pemenuhan dari apa yang kita butuhkan.

 

Tentu banyak pertanyaan, banyak pikiran yang berkecamuk dalam diri sebagian kita terkait dengan memberikan persembahan sulung. Apa iya seperti itu? Mungkinkah ini sesuai dengan kebenaran Alkitab? Bagaimana mungkin kita bisa memenuhi kebutuhan hidup jika semua penghasilan kita diberikan? Uniknya, jika kita taat mempraktekkan apa yang diperintahkan TUHAN ini, banyak hal yang selama ini menjadi pertanyaan atau keraguan, disingkapkan oleh TUHAN. Ketaatan melangkah untuk memberikan persembahan sulung adalah bukti bagaimana kita tidak bersandar pada pengertian kita sendiri.

 

  1. Bukti Komitmen Kita Kepada Tuhan

“Lagipula setiap tahun kami akan membawa ke rumah TUHAN hasil yang pertama dari tanah kami dan buah sulung segala pohon.” (Neh 10:35)

 

Ayat ini merupakah salah satu komitmen yang dinyatakan oleh imam Lewi dan umat awam, bahwa mereka secara rutin setiap tahun membawa persembahan sulung. Ini menunjukkan ketaatan dan kematangan (kedewasaan) dalam mengiring TUHAN. Memberikan persembahan sulung rutin setiap tahun bukan sebagai sebuah kewajiban atau beban sehingga didorong oleh rasa terpaksa atau rasa takut, melainkan sebuah komitmen pribadi dan komitmen bersama sebagai wujud ungkapan rasa syukur serta respon atas penyediaan TUHAN yang berlimpah. Dengan demikian, kita melakukannya dengan sukarela dan disertai dengan ucapan syukur.

 

DAMPAK MEMBERIKAN PERSEMBAHAN SULUNG BAGI ORANG PERCAYA           

Setelah memahami makna persembahan sulung, pertanyaan berikut yang sering ditanyakan adalah apa dampaknya jika saya memberikan persembahan sulung? Persembahan sulung pada prinsipnya adalah sebuah persembahan (offering), sehingga prinsip yang berlaku umum terkait dengan persembahan juga berlaku kepadanya, antara lain:

 

  1. Mematahkan Roh Cinta Akan Uang

Uang adalah saingan utama TUHAN di dalam hati/hidup manusia!

 

“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mat 6:24; Luk 16:13)

 

Dengan berani melangkah mempersembahkan persembahan sulung, artinya kita sedang mematahkan roh cinta akan uang. Ketika kita dengan penuh iman berani melangkah ke ‘tempat yang lebih dalam’ dengan mempersembahkan persembahan sulung, maka kita akan melihat terobosan-terobosan terjadi di dalam kehidupan, secara khusus kita juga pasti mengalami terobosan kemurahan hati dalam memberi bagi pekerjaan TUHAN dan bagi orang yang membutuhkan.

 

  1. Mengalami Kasih Karunia TUHAN Yang Berlimpah

“Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.” (2 Kor 8:1-3)

 

Memberikan persembahan dengan jumlah seperti yang biasa kita berikan mungkin tidak terasa berat, tetapi mempersembahkan seluruh penghasilan kita selama satu bulan dibutuhkan kasih karunia untuk percaya dan mempercayakan hidup kepada TUHAN.

 

Jemaat di Makedonia menjadi teladan dalam memberi, sekalipun secara kemampuan finansial mereka tergolong miskin, tetapi mereka kaya dalam kemurahan, itulah kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat di Makedonia.

 

Ketika kita taat dalam melakukan perintah TUHAN, memberi persembahan sulung, kita akan mengalami kasih karunia TUHAN yang berlimpah dianugerahkan kepada kita.

 

  1. Mengalami Berkat Tuhan Yang Berlimpah-limpah

“…maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Ams 3:10)

 

Ini adalah janji TUHAN, bukan perkataan manusia atau pendeta. TUHAN tidak lalai menepati janji-Nya, mereka yang memberikan persembahan sulung pasti mengalami kelimpahan berkat seperti yang dijanjikan-Nya. Kita tidak akan pernah mengalami kekurangan!

 

Mungkin ada dari antara kita yang berkata, saya mau memberikan persembahan  sulung, hanya saja bagaimana saya bisa memberikan persembahan sulung? Secara keuangan pendapatan saya tiap bulan sudah pasti habis untuk kebutuhan sehari-hari, belum lagi cicilan rumah, cicilan kartu kredit, dan yang lainnya. Mari kita simak petunjuk praktis berikut di bawah ini:

  1. Bulatkan tekad untuk taat melakukan perintah TUHAN memberikan persembahan sulung.
  2. Setiap akhir tahun biasanya kita yang bekerja menerima bonus, THR Natal atau gaji ke-13, jangan dihabiskan! Sisihkanlah untuk memenuhi keperluan/kebutuhan kita di bulan Januari. Sehingga seluruh penghasilan di bulan Januari dapat kita simpan untuk dipersembahkan sebagai persembahan sulung.
  3. Jauhkan keraguan dan lawan setiap ‘godaan’ yang mencoba menggagalkan kita untuk memberikan persembahan sulung.
  4. Lakukan dengan segenap hati, percaya akan janji penyertaan TUHAN serta ucapan syukur. DIA akan memelihara, memberkati, menumbuhkan, menambahkan dan memperluas sampai ke kapasitas yang sangat besar, karena Dia adalah Allah yang memberi pertambahan. (Mazmur 115:14)

 

Selamat tahun baru 2020, Selamat memberikan persembahan sulung, bisa jadi memberikan persembahan sulung  ini merupakan salah satu bentuk dimensi yang baru dalam hal memberi bagi kita yang baru belajar atau mulai memberikan persembahan sulung di tahun ini. Maranatha! (DL)

 

Sumber : Warta Pusat HMMinistry

Silakan share :