Renungan Khusus
Minggu Keempat Desember 2019
Kelahiran Sang Juruselamat dunia senantiasa membawa sukacita bagi orang-orang yang percaya dan mengharapkan keselamatan kekal. Alkitab menulis ada 4 (empat) jenis sukacita yang dialami orang-orang dari kelompok yang berbeda ketika mendapat berita tentang Natal.
Sukacita Natal
Kelahiran Sang Juruselamat dunia senantiasa membawa sukacita bagi orang-orang yang percaya dan mengharapkan keselamatan kekal. Alkitab menulis ada 4 (empat) jenis sukacita yang dialami orang-orang dari kelompok yang berbeda ketika mendapat berita tentang Natal.
- Sukacita Orang Majus – Sukacita Atas Kelahiran Raja Mulia
“Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.” Mat 2:9-11
Orang-orang bijak dari timur yang dikenal dengan sebutan orang Majus mendapatkan pengertian bahwa ada Raja yang baru saja dilahirkan. (Mat 2:2)
Mereka meyakini bahwa Raja yang baru dilahirkan memiliki status dan kemuliaan yang tinggi. Keyakinan ini yang membuat mereka rela melakukan perjalanan yang jauh dari timur sampai ke Yerusalem untuk mencari dan menyembah Raja yang baru lahir tersebut. Ketika mereka berjumpa dengan kanak-kanak Yesus maka bersukacitalah mereka bahwa pengharapan dan janji yang dipercayai digenapi.
Penggenapan janji Tuhan membawa sukacita dan damai sejahtera. Dalam Yohanes 15:11, Yesus berkata,
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
Tuhan ingin memenuhi umat pilihan-Nya dengan sukacita, yaitu sukacita karena tinggal dalam Firman-Nya dan menerima apa yang menjadi permohonan doa.
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Yoh 15:7
- Sukacita Maria – Sukacita Atas Perkenanan Tuhan
“Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.” Luk 1:46-48
Maria adalah orang yang dipilih Allah menjadi bagian dalam rencana keselamatan manusia yaitu menjadi ibu yang melahirkan Sang Juruselamat. Sekalipun dia harus menghadapi resiko besar dan membahayakan jiwanya karena konsekuensi dari kehamilan yang harus dijalani ketika ia baru bertunangan dengan Yusuf dan belum menjadi suami isteri (Im 20:10), Maria tetap bersedia menjalani semua kehendak dan rencana Allah (Luk 1:38). Perkenanan Tuhan yang dialaminya menjadikan hidupnya berbahagia. Ketika seseorang berkenan di hadapan Tuhan maka sukacita atasnya menjadi nyata.
Menjadi seorang yang dipilih dan dipercayakan tugas dan tanggung jawab oleh Tuhan pastilah mendatangkan sukacita. Sukacita itu menjadi penuh ketika sang Tuan itu berkata,
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Mat 25:21)
Hari-hari ini Tuhan memilih dan menetapkan kita untuk membawa dan menyebarkan pesan Pentakosta Ketiga. Walaupun tugas ini adalah besar dan mulia namun bagaimanapun kita mendapati bahwa tidak semua orang setuju bahkan suka dengan pesan ini. Ada resiko penolakan dan bahkan kita bisa dianggap “sesat”. Bagaimanapun juga menjadi “The Messenger of the 3rd Pentecost” seharusnya menjadi sukacita karena Tuhan mempercayakan pesan besar di akhir zaman ini dan menjadikan kita bagian darinya. Penuaian terbesar dan terakhir akan menjadi sejarah hebat bagi Gereja Tuhan ang terus merindukan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
- Sukacita Para Gembala – Sukacita Atas Kasih Karunia Tuhan
“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. … Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, … Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.” Luk 2:8,9,13,20
Gembala domba pada zaman Yesus hidup, dikategorikan sebagai orang dengan status sosial rendah dan tidak diperhitungkan oleh orang lain. Tetapi Allah memilih untuk menyatakan kemuliaan-Nya justru kepada gembala-gembala yang sedang menggembalakan dombanya di padang. Kasih Allah tidak pernah memandang status seseorang. Semua orang berharga di mata Tuhan. Orang-orang yang terbuang, yang tidak diperhatikan dan yang menderita adalah sasaran kasih Allah yang akan membawa sukacita abadi yang mengubah kehidupan manusia untuk selamanya.
Kondisi sosial setiap orang tidak sama, tetapi bagaimanapun kondisi sosial seseorang, itu tidak menjadi penghalang untuk mengalami kasih karunia Tuhan.
- Sukacita Simeon – Sukacita Atas Keselamatan
“Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Luk 2:25-32
Pengharapan akan keselamatan dalam diri Simeon membuat ia tetap setia mengunjungi Bait Allah untuk berdoa secara tekun dan tinggal dalam pengharapan akan Sang Mesias. Ketekunan ini membuktikan Roh Kudus bekerja dalam diri Simeon untuk membawanya di waktu dan tempat yang tepat bertemu dengan Sang Mesias. Melalui Roh Kudus, Simeon mendapatkan pengertian bahwa bayi Yesuslah yang waktu itu dibawa orang tuanya ke Bait Allah adalah Sang Mesias tersebut yang membawa keselamatan dan penghiburan bagi Israel.
Pengharapan yang menjadi kenyataan akan membawa sukacita dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Janji keselamatan membuat seorang percaya tinggal dalam kebahagiaan dan kekuatan untuk hidup sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan.
Melalui Natal, ketidakpastian digantikan dengan kepastian penggenapan janji Allah. Hal ini pasti mendatangkan sukacita dalam hati manusia, yang tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya yang berubah dan menghasilkan buah kehidupan yang menjadi berkat bagi orang lain.
- Sukacita Anda?
Alami janji Tuhan dan bergembiralah karena Dia. Terimalah anugerah terbesar dari Allah bagi manusia yaitu Juruselamat, Yesus Kristus, yang menjadi pokok keselamatan bagi kita semua. Amin. (BM)
Sumber : Warta Pusat HMMinistry