Renungan Khusus

 Minggu Ketiga Juli 2018

 

Salah satu kebenaran terpenting tentang penuaian jiwa-jiwa yang terakhir adalah bahwa penuaian di bumi akan dilakukan oleh Sang Anak Manusia (Tuhan Yesus) sendiri.

Penuaian Terakhir

Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya. Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: “Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak.” Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumipun dituailah.” (Why 14:14-16)

Salah satu kebenaran terpenting tentang penuaian jiwa-jiwa yang terakhir adalah bahwa penuaian di bumi akan dilakukan oleh Sang Anak Manusia (Tuhan Yesus) sendiri. Namun sebelum itu terjadi, kesempatan untuk menuai jiwa-jiwa di akhir zaman diberikan kepada “para penuai”. Mereka inilah yang akan mengumpulkan “gandum itu ke dalam lumbung” Tuhan.

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.” (Mat 13:30) 

Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh para penuai mencerminkan karya pamungkas dari Sang Penuai Agung itu sendiri. Dapatlah dibayangkan seolah-olah Tuhan Yesus berkata kepada para penuai “Silahkan tuai jiwa-jiwa sebanyak mungkin, lakukan bagianmu yang terakhir. AKU akan menyelesaikan dengan sempurna penuaian terakhir ini.”

‘Penuaian terakhir’ adalah kehormatan yang terakhir untuk bekerja bersama-Nya. Kita sekarang ada di era Pentakosta Ketiga, yaitu masa penuaian yang terbesar dan terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Pertanyaannya, apakah kita termasuk ke dalam bilangan orang-orang yang menyambut dan menerima kehormatan yang terakhir untuk menuai jiwa-jiwa?

‘Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur’ (Mat 15:1-16) memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak semua orang yang berada di ladang tuaian akan menerima kehormatan sebagai penuai.

 

HAL-HAL YANG TERJADI PADA MASA PENUAIAN TERAKHIR

1. Percepatan Tuaian Yang Semakin Besar

Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.” (Mat 20:6-7)

Hari kerja seorang upahan di ladang pada masa itu biasanya dibagi ke dalam 4 bagian waktu, kira-kira masing-masing 3 jam dalam rentang 06.00-18.00 (pukul 06.00-09.00; 09.00-12.00; 12.00-15.00; 15.00-18.00). Dalam perumpamaan ini, sang tuan rumah diceritakan mencari pekerja-pekerja untuk mengerjakan kebun anggurnya saat pagi-pagi benar (kira-kira pukul 6), kemudian pukul 9, pukul 12, pukul 15, dan terakhir pukul 17.

Mari kita bayangkan situasi seperti berikut. Pada saat pagi-pagi benar, itu adalah jumlah pekerja yang paling sedikit, namun waktu kerjanya yang paling banyak. Setiap kali sang tuan menambah pekerja, itu berarti jumlah waktu kerjanya semakin sedikit (karena sudah dikerjakan oleh pekerja sebelumnya), jadi ada pekerja yang lebih banyak waktu untuk melakukannya. Dengan demikian, pekerjaan semakin cepat dilakukan dengan berjalannya waktu menuju akhir kerja (kira-kira pukul 18). Ini menggambarkan adanya percepatan!

Pada era penuaian yang terakhir, Tuhan akan menambahkan lebih banyak penuai untuk menuai jiwa-jiwa, sebagai jawaban dari doa yang diajarkan Yesus sendiri:

Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2)

Percepatan sedang terjadi di era penuaian yang terakhir ini! Percepatan yang terjadi selanjutnya akan menghasilkan tuaian yang terbesar!

Percepatan yang terjadi menunjukkan semakin banyak orang yang keluar dari zona nyaman, seperti orang yang “menganggur di pasar”, dan masuk ke ladang-Nya untuk mengerjakan tuaian. (Mat 20:3)  

Ada di manakah kita di era penuaian yang terbesar dan terakhir ini, di zona nyaman, atau di ladang tuaian-Nya? Di era Pentakosta Ketiga ini kita akan melihat banyak orang yang bergerak di marketplace terpanggil untuk mengambil bagian dalam menuntaskan Amanat Agung dan menuai jiwa-jiwa di marketplace.

 

  1. Kemurahan Hati Tuhan Yang Semakin Besar

Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat 20:15) 

Perhatikanlah; ada sesuatu yang ‘luar biasa’ dari kisah perumpamaan ini. Seluruh pekerja pada akhir kerja mendapatkan upah yang sama, ‘menerima masing-masing satu dinar’, tidak tergantung dari jam berapa ia memulai kerja (Mat 20:9).

Sepintas hal ini terlihat tidak adil. Namun bukankah memang satu dinar adalah upah yang layak untuk satu hari kerja, dan ini telah disepakati bersama antara sang tuan dengan pekerja? (Mat 20:13)

Ini bukanlah bentuk ketidakadilan, melainkan wujud kemurahan hati yang luar biasa dari sang tuan! Bahkan para pekerja yang baru pun diberikan bagian yang limpah yang tidak selayaknya mereka terima, upah satu hari hanya untuk satu jam kerja saja (bagi pekerja terakhir yang mulai jam 17). Ini adalah kasih karunia yang besar bagi pekerja-pekerja di jam-jam akhir.

Di era penuaian terakhir ini, Tuhan akan melimpahkan kemurahan dan kasih karunia-Nya kepada orang-orang ‘baru’, yaitu mereka yang mungkin masih dianggap muda, belum berpengalaman, merasa tidak memiliki sumber daya yang cukup, bahkan mungkin petobat-petobat baru. Tuhan sanggup memberdayakan semua orang yang tidak layak dan tidak mampu ini menjadi penuai-penuai di akhir zaman.

Roh Kudus, yang dua ribu tahun lalu sanggup mentransformasikan nelayan-nelayan Galilea yang sederhana menjadi saksi-saksi Tuhan yang menjangkau ujung bumi, adalah Roh Kudus yang sama yang pada hari-hari ini akan mentransformasikan setiap kita menjadi penuai-penuai di ‘jam terakhir’. Tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai mengambil bagian menjadi penuai.

Mungkin ada orang yang selama ini telah menyia-nyiakan sebagian besar dari umur hidupnya untuk mengejar keinginan serta karir pribadi, dan merasa saat ini sudah terlambat untuk mulai masuk dalam pelayanan. Tidak demikian! Ambillah keputusan sekarang juga untuk menjadi penuai jiwa. Mulailah bersaksi di tengah keluarga, teman-teman dan orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.

 

  1. Terjadinya Pembalikan Besar

Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.” (Mat 20:16) 

Kisah perumpamaan ini berakhir dengan menyedihkan. Pekerja yang telah mulai bekerja sejak jam-jam awal, tidak puas dengan upah satu dinar yang sesungguhnya layak buat mereka. Hati yang bersungut-sungut membuat keadilan-Nya sirna dan kemurahan-Nya terasa menyakitkan. (Mat 20:15)

Meskipun di dunia ini semua pekerja mendapatkan upah yang sama (satu dinar), tetapi di hidup Kerajaan yang akan datang, “yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir”.

Inilah kebenaran tentang Pembalikan Besar (The Great Reversal) yang Tuhan taruh secara khusus di hati Lukas (penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul). Pekerja yang terakhir akan mendapatkan upah yang lebih utama di Sorga, dibandingkan dengan pekerja yang terdahulu!

Pekerja yang manakah kita ini? Para pekerja baru bersiaplah menyaksikan kemurahan Tuhan yang besar. Para pekerja lama hendaknya menjaga hati untuk tetap fokus kepada Sang Tuan yang adil. Amin. (HT)

Silakan share :