Keluarga
Yang Kokoh
Mazmur 127:1-2
Keluarga yang kuat bukanlah absen dari masalah, tetapi atas anugerah Tuhan dapat berhasil mengatasi setiap masalah, bahkan keluar sebagai pemenang.
“Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah - sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”
(Mazmur 127:1-2)
Keluarga Yang Kokoh
Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan dua atau tiga dekade yang lalu, di mana spirit keduniawian semakin kuat, kesuksesan hanya diukur dengan materi, gaya hidup hedonisme, fenomena LGBT dan lain-lain. Kemajuan teknologi informasi bila tidak disikapi dengan benar justru membuat keluarga semakin jauh, bahkan ada godaan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak tertentu secara tersembunyi, yang dapat membawa keretakan bahkan kehancuran dalam keluarga.
Setiap pasangan yang memasuki pernikahan pasti memiliki kerinduan untuk mengalami pernikahan kuat dan bahagia. Namun kenyataannya banyak keluarga yang lemah, bahkan sampai ada yang hancur.
Keluarga yang kuat bukanlah absen dari masalah, tetapi atas anugerah Tuhan dapat berhasil mengatasi setiap masalah, bahkan keluar sebagai pemenang.
SYARAT UNTUK MEMILIKI KELUARGA YANG KUAT
- Suami isteri Sama-Sama Mengasihi Tuhan Yesus
Cinta akan Tuhan merupakan fondasi utama untuk mengalami keluarga yang kuat. Jika cinta kepada Tuhan pasti senang melakukan firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberikan gambaran tentang dua macam dasar rumah yang dibangun dengan illustrasi, yaitu mereka yang membangun rumah di atas batu atau di atas pasir. Perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan mengenai mereka yang mendengar Firman Tuhan dan melakukan, dianalogikan seperti orang yang membangun rumah di atas batu. Saat badai datang, rumahnya tetap kokoh. Berbeda dengan orang yang membangun rumah di atas pasir, yaitu mereka yang mendengar Firman tetapi tidak melakukannya, saat badai datang maka hancurlah rumahnya dan hebatlah kerusakannya, karena mendirikan rumahnya di atas pasir. (Matius 7:24-27)
Keluarga yang kuat harus membangun rumahnya di atas batu karang yang teguh, suami isteri sama-sama cinta Tuhan Yesus dan terus membangun keluarganya di dalam kebenaran Firman Tuhan. Setiap usaha tanpa Tuhan, maka hasil dan tujuannya pasti salah.
“Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah - sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:1-2)
Membangun keluarga dalam kebenaran Firman secara korporat dapat dilakukan dengan mendirikan mezbah keluarga. Suami isteri bersama dengan anak secara bersama dalam waktu yang telah ditentukan, sebaiknya pagi, bila tidak memungkinkan malam. Memuji Tuhan bersama, membaca Alkitab dan berdoa yang dipimpin oleh suami sebagai imam. Tetapi dapat juga secara bergantian. Keluarga yang berdoa, memuji Tuhan dan membaca Firman bersama, akan dapat tinggal rukun bersama sama.
2 . Memiliki Visi Yang Sama
Visi yang sama menentukan tujuan hidup yang sama. Tujuan yang sama membuat keluarga memiliki arah yang sama. Bila suami istri bersama dengan anak-anak yang Tuhan anugerahkan memiliki visi yang sama, maka mereka dapat bekerja sama untuk mencapai visi mereka. Tiap anggota keluarga memiliki potensi dan talenta yang berbeda. Namun saat perbedaan dalam anggota keluarga tersebut dijalankan bersama-sama, maka akan menghasilkan perkara-perkara besar. Visi yang sama, seharusnya terlebih dahulu dimiliki oleh suami isteri sebagai inti keluarga. Bila orang tua telah memiliki visi yang sama, maka dengan mudah mengimpartasikannya kepada anak.
Bila setiap anggota keluarga memiliki visi yang berbeda, maka keluarga ini sulit menjadi keluarga yang kuat. Suami memiliki visi yang tidak dimengerti oleh isteri, demikian sebaliknya. Anak juga tidak pernah memahami apa visi dari orang tua mereka. Mereka akan berjalan masing-masing sesuai dengan visi pribadi.
Tetapi saat keluarga memiliki visi yang sama, maka mereka akan menjadi kuat dan tangguh, terlebih lagi bila mereka menerima dan meyakini visi mereka itulah visi yang Tuhan beri, sehingga mereka dalam melakukannya pun dapat pengurapan dari Tuhan.
- Memiliki Quality Time Bersama
Semasa pra nikah pada umumnya selalu ada waktu yang berkualitas secara bersama. Dapat membicarakan berbagai hal, mulai dari hal yang kecil sampai kepada perkara besar. Satu sama lain dengan senang hati dan penuh perhatian untuk mendengarkannya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, setelah menikah sering tidak ada quality time secara bersama. Kesibukan dalam pekerjaan menyita waktu, sehingga ikatan emosi satu dengan yang lain dalam keluarga bisa rapuh.
Karena itu waktu keluarga harus direncanakan, makan malam bersama dapat merupakan waktu yang baik. Sebagai contoh: ada keluarga yang membuat satu kali dalam 1 minggu mengadakan sambung rasa. Dalam acara ini setiap anggota keluarga dapat menyampaikan kerinduannya dan masalah yang dihadapi. Acara tersebut dapat juga diselingi dengan game yang disesuaikan dengan usia anggota keluarga. Dalam acara ini tidak diperkenankan memegang HP, semuanya fokus kepada acara kebersamaan. Waktu keluarga yang dilakukan secara baik akan menghasilkan ikatan emosi yang kuat dan mendalam bagi setiap anggota keluarga.
DAMPAK KELUARGA YANG KOKOH
- Sehati
Tiap anggota keluarga memiliki karakter yang berbeda, yang cenderung mementingkan dirinya sendiri. Tetapi keluarga yang kuat walaupun berbeda mereka dapat menjadi sehati (Matius 18:19). Mereka berhasil menyinergikan perbedaan menjadi satu kekuatan
- Dapat Saling Mengampuni
Dalam perjalanan keluarga, kecewa, sakit hati, terluka bisa saja terjadi. Bahkan pribadi yang paling kita cintai, adalah pribadi yang paling berpotensi mengecewakan dan melukai hati kita. Karena itu suami adalah pribadi yang paling berpotensi melukai isterinya, demikian sebaliknya. Anak terhadap orang tua dan sebaliknya.
Tetapi keluarga yang kuat, atas anugerah Tuhan dapat memberikan pengampunan satu kepada yang lain, walaupun bisa terjadi beberapa kali, mereka tetap saling menerima dan memaafkan. Karena mereka tetap berpegang pada Firman Tuhan yang mengatakan, pengampunan tidak cukup sampai tujuh kali, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21).
- Dapat Mensyukuri Setiap Keadaan
Hidup bersyukur adalah sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan, karena itulah perintah-Nya untuk selalu bersyukur (Filipi 4:4; 1 Tesalonika 5:16). Apapun yang terjadi keluarga yang kuat selalu melihat dengan kacamata rohani, sehingga mereka bisa bersyukur.
- Dapat Menggenapi Destiny Ilahi
Hidup bahagia, bila hidup ini menggenapi tujuan Allah. Ia memiliki tujuan yang mulia untuk setiap keluarga. Secara umum ialah membangun kerajaan Allah dengan membawa dan memberitakan nilai-nilai kebenaran bagi dunia ini. Keluarga adalah partner kerja Allah (Kejadian 1:28; 2:15).
Dikatakan bahwa keluarga yang bahagia adalah keluarga yang kokoh. (JS).
Sumber : Warta Pusat HMMinistry