RENUNGAN KHUSUS

KEDUNIAWIAN

“Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian. Aku akan segera datang kepadamu dan

Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.”

Wahyu 2:16


Perkataan “Sebab itu bertobatlah!” merupakan peringatan keras yang ditujukan kepada jemaat di Pergamus. Mengapa Tuhan Yesus sampai berkata sedemikian keras dengan mengancam akan memerangi jemaat-Nya yang diam di Pergamus? Tuhan Yesus menentang siapapun di dalam jemaat-Nya yang menunjukkan sikap bertoleransi terhadap dosa. Peringatan ini berlaku juga bagi semua semua orang percaya pada masa kini.

Tuhan menegur jemaat di Pergamus karena ada diantara pemimpin mereka yang menganut dan mengajarkan ajaran Bileam. Ajaran ini mengajarkan bahwa iman kepada Tuhan Yesus dan gaya hidup duniawi masih bisa berjalan bersama-sama.

Seperti kita ketahui Bileam adalah seorang nabi yang menjual pelayanannya kepada Raja Moab. Demi mengejar harta, dia rela mengutuki bangsa Israel yang baru keluar dari Mesir, tetapi apa yang dilakukan oleh Bileam; Tuhan ubahkan dari kutuk menjadi berkat. Tidak berhenti sampai di situ, Bileam juga bahkan menasihatkan Raja Moab untuk mencobai bangsa Israel agar mereka melakukan penyembahan berhala dan kebejatan dengan cara mengirimkan perempuan-perempuan Moab untuk berzinah dengan mereka.

Israel memang terlindungi dari serangan spiritual tetapi secara fisik mereka mengalami kekalahan. Ini gambaran dari kehidupan jemaat Tuhan yang memiliki iman yang menyelamatkan, tetapi mereka hidup bertoleransi dengan dosa. Oleh sebab itulah maka Tuhan menegur jemaat di Pergamus supaya mereka bertobat. Gereja Tuhan akan menghadapi banyak sekali tantangan kehidupan untuk menghasilkan pertobatan.

Peringatan Tuhan Yesus kepada jemaat Pergamus adalah “Barangsiapa menang.”

Hal ini merujuk kepada sebuah pertandingan iman yang akan dihadapi oleh semua orang percaya sampai kesudahan zaman, yaitu pertandingan untuk mengalahkan segala hawa nafsu dan keinginan duniawi.

1 Yohanes 2:15-17 mengatakan:

“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”

Keduniawian meliputi:

• Keinginan Daging

Keinginan daging adalah sesuatu yang harus segera dipuaskan. Keinginan ini akan menghasilkan perbuatan daging. Paulus memperingati jemaat di Galatia untuk tidak hidup menurut keinginan daging seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Barangsiapa melakukan hal-hal demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah, mereka akan kehilangan kuasa dan kehadiran Allah yang telah memelihara kehidupan dan yang menyelamatkan mereka.

• Keinginan Mata

Keinginan mata adalah sesuatu yang memang dimiliki oleh setiap orang. Ini berbicara juga tentang keserakahan. Peristiwa Daud dan Batsyeba mengingatkan kita akan keserakahan Daud yang ingin memiliki Batsyeba yang elok rupanya, padahal Batsyeba telah bersuami. Keserakahan Daud menghasilkan perzinahan, kebohongan, kejahatan, dan pembunuhan. Sebagai akibatnya anak yang dilahirkan Batsyeba akhirnya mati dan pedang tidak akan menyingkir dari keturunannya sampai selama-lamanya.

• Keangkuhan Hidup

Keangkuhan hidup adalah sesuatu yang ingin dipamerkan di hadapan orang lain (kesombongan).

Haman bin Hamedata dikaruniai kebesaran oleh Raja Ahasyweros; sehingga semua pegawai raja harus berlutut dan sujud kepadanya, tetapi seorang yang bernama Mordekhai tidak mau berlutut dan sujud di hadapan Haman.

Mendengar itu panaslah hati Haman, ia merancangkan untuk menggantung Mordekhai, bahkan semua orang Yahudi yang tinggal di seluruh kerajaan Persia akan dibunuhnya. Tetapi akhirnya malahan Haman yang digantung di tiang gantungan yang telah dia persiapkan sebelumnya untuk menggantung Mordekhai. Mordekhai dan seluruh orang Yahudi diluputkan.

Firman Tuhan berkata: “jika kita mengasihi dunia maka kasih akan Bapa tidak akan ada di dalam kita.” Dosa yang paling dalam adalah ketika kita sebagai Gereja Tuhan mulai kehilangan kasih yang semula kepada Tuhan sebagaimana yang Ia peringatkan kepada jemaat di Efesus. Keduniawian akan meredupkan kasih yang semula kepada Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus ingin kita mengalahkan hawa nafsu dan keinginan-keinginan duniawi dan keluar sebagai pemenang. Apabila kita gagal menghadapi pertandingan iman ini, maka kita akan kehilangan kuasa dan kehadiran Allah.

Jika kita memenangkan pertandingan iman ini dengan mengalahkan hawa nafsu dunia, maka seperti yang Tuhan janjikan kepada jemaat Pergamus, kita akan menerima manna yang tersembunyi dan sebuah “batu putih” yaitu berkat dan pengakuan dari Tuhan atas kemenangan iman kita terhadap hal-hal yang duniawi. (JM)

“Dunia sedang lenyap dengan segala keinginannya,

tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”

1 Yohanes 2:17

Sumber : Warta Pusat HMMinistry

Silakan share :