RENUNGAN KHUSUS

JANGAN BIARKAN MEREKA KE NERAKA

Allah mengasihi Bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya. Dia tidak hanya mengasihi bangsa Israel saja, tetapi Dia mengasihi semua orang, bahkan orang jahat sekalipun. Sebenarnya Allah hanya membenci perbuatan dosa seseorang, tetapi Dia tetap mengasihi orang itu sendiri. Karena kasihnya pada manusia, maka Allah mengutus Anak-Nya; Yesus Kristus mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Allah tidak ingin satupun manusia dihukum dan masuk ke dalam Neraka.

“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Pet 3:9)

Tuhan Mengasihi Semua Orang

Tuhan mengutus Yunus untuk pergi ke Niniwe, ibu kota kerajaan Asyur, musuh orang Israel. Saat itu Yunus diperintahkan Tuhan untuk memperingatkan orang Niniwe atas dosa-dosanya. Yunus mengetahui kejahatan orang Niniwe dan bagaimana mereka menganiaya bangsa Israel, ia tidak rela jika orang Niniwe bertobat dan menerima pengampunan dari Tuhan. Itulah sebabnya Yunus kembali pergi ke arah sebaliknya, yaitu ke Tarsis. Tetapi setelah melewati proses yang luar biasa akhirnya Yunus mau pergi ke Niniwe. Setibanya di Niniwe, Yunus bukan memperingatkan rakyat Niniwe melainkan mengutukinya (Yun 3:4). Tetapi tanpa disangka-sangka, orang Niniwe malah bertobat dan luput dari hukuman Tuhan. Hal ini sangat mengesalkan hati Yunus.

Yunus sangat mengerti bahwa Tuhan itu penuh kasih dan panjang sabar. Jika orang Niniwe bertobat, Tuhan akan memberikan kasih karunia, dan hal inilah yang tidak dapat diterima oleh Yunus. Yunus lebih baik mati dari pada melihat orang Niniwe bertobat. Namun melalui peristiwa ‘pohon jarak yang tumbuh dalam sehari dan mati dalam sehari’, Tuhan mengajar Yunus bagaimana Tuhan memelihara Yunus dan juga rakyat Niniwe (Yun 4:11). Kisah ini membuat Yunus memiliki cara pandang yang berbeda, setelah dia mendengar bahwa Allah mengasihi semua orang.

Tuhan Mengasihi Orang Yang Sulit Kita Kasihi

Dalam Kitab 2 Raj 5, ada sebuah cerita tentang seorang panglima tentara Aram yang bernama Naaman. Dia adalah seorang pahlawan yang sukses memenangi berbagai pertempuran, namun dia menderita sakit kusta

(2 Raj 5:1). Salah seorang hamba perempuan dari istri Naaman ternyata seorang wanita Israel yang menjadi tawanan perang orang Aram. Hamba perempuan ini justru memberikan jalan keluar kepada Naaman agar ia dapat sembuh dari penyakit kustanya.

Singkat cerita Naaman akhirnya disembuhkan lewat pelayanan Nabi Elisa, bahkan ia mengakui Allah orang Israel sebagai satu-satunya Tuhan di bumi ini (2 Raj 5:15).

Hamba perempuan ini juga harus menghadapi orang yang merupakan musuh dari bangsanya. Bahkan ia hidup sebagai tawanan di rumah mereka. Tetapi hamba perempuan ini memiliki respon yang berbeda, ia justru mengasihi dan mengharapkan yang baik terjadi kepada musuh-Nya.

Mengapa Kita Harus Mengasihi Orang Lain?

Pada dasarnya kita tidak memiliki kelebihan sama sekali dibandingkan semua orang berdosa di dunia ini, kita seharusnya menerima hukuman kekal di neraka karena dosa-dosa kita. Oleh karena itu, mengingat bagaimana kita menerima kasih karunia dan pengampunan dari Tuhan, sudah sepantasnya kita juga membagikan apa yang sudah kita terima dari Tuhan.

Bagaimana Cara Kita Mengasihi Orang Lain?

1. Berdoa untuk jiwa-jiwa yang belum diselamatkan

Hal penting untuk mengasihi orang lain adalah berdoa bagi mereka (I Tim 2:1-4), agar mereka diselamatkan.

Belajar dari kisah Yunus dan hamba perempuan Naaman, kita tahu bahwa kita harus memiliki hati yang benar di hadapan Tuhan dan sungguh-sungguh mengasihi orang yang kita doakan itu agar mereka bisa percaya Injil dan diselamatkan.

2. Memperhatikan kebutuhan orang-orang di sekitar (Mat 5:16; Flp 4:5)

Kita harus menunjukkan kemurahan hati kita kepada orang-orang yang membutuhkan kita melalui perbuatan kita.

3. Menjadi saksi Kristus

Kita harus menjadi saksi Kristus melalui segala aspek kehidupan kita. Dimulai dari rumah masing-masing, kepada orang-orang di sekeliling kita, bahkan sampai kemanapun Tuhan membawa kita. (Kis 1:8)

Hidup kita sebenarnya sudah menjadi milik Tuhan, setelah Dia mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Melayani Tuhan dan mengasihi jiwa-jiwa adalah hal yang sewajarnya dilakukan oleh setiap orang percaya. Amin. (PT)

Sumber : Warta Pusat HMMinistry



 

Silakan share :