RENUNGAN KHUSUS

MURTAD
MASIH ADA HARAPAN BAGI MEREKA

No

Apakah seseorang bisa kehilangan keselamatan karena meninggalkan Tuhan Yesus? Apakah masih ada harapan bagi seseorang yang telah meninggalkan Kristus untuk memperoleh keselamatan dari Tuhan kembali?

MURTAD
Kata “Murtad” (Bahasa Inggris: apostasy, bahasa Yunani: apostasia yang artinya berbalik dari) sering diartikan sebagai pindah iman atau pindah agama.

Kemurtadan dari sudut kekristenan dapat berarti memutuskan hubungan keselamatan dengan Kristus atau mengundurkan diri dari persekutuan dengan Tuhan dan iman yang sejati kepada Tuhan Yesus. Seseorang bisa saja menjadi murtad sekalipun sudah merasakan anugerah keselamatan, sudah menerima Karunia Roh dan berada dalam persekutuan dengan Tuhan.
Jika seseorang hanya berpindah agama/iman, secara Alkitab belum dikatakan murtad. Kemurtadan bukanlah mengenai status agama di KTP/ID tetapi mengenai hubungan seseorang dengan Kristus dan mengenai apakah dia tetap hidup di dalam keselamatan yang Kristus berikan atau meninggalkannya.

Bagaimana Kemurtadan Bisa Terjadi?
Kemurtadan bukanlah peristiwa instan namun merupakan hasil dari berbagai tahapan kemunduran demi kemunduran dalam kehidupan rohani seseorang yang telah mengecap anugerah keselamatan Kristus dan karunia/persekutuan dengan Roh Kudus.

Tahap – tahap Menuju Kemurtadan:

1. Dimulai dengan ketidakpercayaannya terhadap pengajaran Firman Tuhan, hingga menolak Firman Tuhan. (Luk 8:13, Yoh 5:44-47).

2. Lebih fokus pada realita dunia daripada Kerajaan Allah, lalu mulai meninggalkan persekutuannya dengan Allah (Ibr 4:16; 10:25).

3. Hidup dengan semakin toleran terhadap dosa-dosa. Mereka tidak lagi membenci dosa atau memandang perlu untuk memohon pengampunan kepada Tuhan (1 Kor 6:9-10; Ibr 1:9).

4. Hatinya mulai menjadi degil (Ibr 3:8-13) dengan menolak jalan yang Allah tunjukkan, mendukakan dan mengabaikan suara Roh Kudus yang selalu mendorong dan mengajak orang tersebut kembali kepada kehendak Allah.

5. Akhirnya ia memadamkan api Roh Kudus dan hatinya menjadi rusak (Ef 4:30, Ibr 3:7-8;
1 Tes 5:19; 1 Kor 3:16).

Kemurtadan terjadi karena penolakan secara terus-menerus terhadap suara Roh Kudus. Orang yang demikian hatinya telah mengeras terhadap dosa dan akhirnya memilih untuk berpaling dari Allah. Jika seseorang telah mencapai titik di mana mereka tidak mendapat kesempatan lagi untuk kembali kepada Tuhan dengan mengalami kematian secara fisik, maka orang itu dikatakan murtad (kondisi final) dan terhilang dari keselamatan.

Masih Adakah Harapan Bagi Mereka Yang Murtad?
Seberapapun jauh orang telah mengalami kejatuhan di dalam kehidupan rohaninya, jika ia mohon ampun kepada Tuhan (Yes 1:18-19; 1 Yoh 1:9), bertobat dan berbalik lagi kepada Kristus, maka ia tidaklah dikatakan sebagai murtad. Ada kasih dan pengampunan Allah bagi mereka yang hancur hati dan mau datang kembali kepada-Nya. Siapapun yang memiliki keinginan untuk berbalik kembali kepada Tuhan dengan bertobat berarti Roh Kudus masih bekerja di dalam dirinya, orang ini belum melakukan permurtadan dan belum tiba di titik tidak bisa berbalik. Allah sesungguhnya tidak menginginkan seorang pun binasa (2 Pet 3:9, Yes 55:6-7, Yoh 3:16) dan Ia mau menerima kembali siapa saja yang pernah meninggalkan anugerah keselamatan namun kini bertobat dan kembali kepada-Nya (Yak 5:19-20, Why 3:14-22).

Jangan menunggu kematian tiba untuk berbalik kepada Allah, tidak seorangpun tahu kapan waktu kita ada di atas muka bumi ini akan berakhir. Salah satu pengaman agar orang percaya tidak jatuh dalam kemurtadan seperti apa yang tertulis dalam Ibrani 3 dan 4, yaitu, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu.” (CS)

Sumber: Warta Pusat HMMinistry.com

Silakan share :