RENUNGAN KHUSUS

PERSIAPAN MENJADI MEMPELAI KRISTUS

“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!

Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.”

Wahyu 19:7


Sama seperti seorang yang sudah bertunangan menantikan saat pernikahannya tiba, demikian juga kita gereja-Nya sebagai calon mempelai wanita menantikan saat di mana kita bertemu dengan mempelai pria yaitu Kristus. Ini adalah suatu peristiwa yang sangat indah yang belum pernah terjadi di bumi ataupun di surga di mana Anak Domba Allah yaitu Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria dipersatukan dengan mempelai wanita-Nya yaitu gereja-Nya yang kudus dan setia. Peristiwa ini disebut perjamuan kawin Anak Domba. Perjamuan kawin Anak Domba ini terjadi untuk gereja-Nya yang sudah bertumbuh dewasa secara rohani dan tentunya yang setia sampai akhir hidupnya.

Pengangkatan Gereja

Peristiwa ini terjadi setelah gereja mengalami pengangkatan, yaitu ketika gereja-Nya yang kudus mengalami rapture ‘harpazo’ yang artinya “diangkat” untuk menyongsong Tuhan di angkasa. Urutan kejadiannya adalah sebagai berikut: orang yang mati di dalam Kristus akan terlebih dahulu dibangkitkan, lalu orang percaya yang masih hidup akan diubahkan seketika. Kedua peristiwa ini akan terjadi dalam jangka waktu yang sangat singkat (1 Korintus 15:52).

Mereka semua akan memiliki ‘tubuh kemuliaan’ atau ‘tubuh kebangkitan’ yang persis sama dengan tubuh kebangkitan yang dikenakan Tuhan Yesus, tubuh yang tidak dapat binasa (incorruptible), yang tidak dapat mati (immortal), yaitu tubuh sorgawi (1 Korintus 15:40).

PROSES MENJADI MEMPELAI KRISTUS

1. Menjadi Milik Kristus

Kelahiran baru dan disertai dengan sikap pertobatan yang sungguh-sungguh menjadi syarat utama bagi calon mempelai-Nya. Kelahiran baru ini ditandai oleh sikap hati yang percaya dan sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan serta menjadikan Yesus sebagai penguasa tunggal dalam hidup kita. Percaya kepada Yesus artinya kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya dan juga mengandalkan Dia di dalam seluruh aspek kehidupan kita.

(Yoh 3:5; Rm 10:9-10; Tit 3:5)

2. Hidup Benar dan Kudus

Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, pasti akan hidup menaati firman-Nya. Hidup dalam kekudusan adalah buah dari pertobatan yang kita lakukan.

Alkitab berkata bahwa hidup benar dan kudus itu dilambangkan sebagai lenan halus yang akan dipakaikan kepada mempelai-Nya. Adalah kehendak Tuhan ketika kita berjumpa dengan Dia, kita mempersembahkan roh, jiwa dan tubuh yang sempurna tak bercacat cela di hadapan-Nya. (Wahyu 19:7-8; 1 Tes 5:23)

3. Membangun dengan Kualitas Emas, Perak dan Batu Permata

Tujuan Tuhan memilih dan menyelamatkan kita bukan hanya untuk hidup benar di hadapan-Nya, lebih daripada itu adalah agar kita menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan-Nya bagi dunia ini. Tuhan ingin menjadikan kita sebagai rekan sekerja-Nya untuk menghadirkan kerajaan Allah di muka bumi ini. Untuk itu kita melayani Tuhan sesuai dengan panggilan, talenta dan karunia yang sudah diberikan kepada kita untuk dilipatgandakan. (1 Kor 3:11; Mat 25:14-30)

4. Berjaga-jaga

Kita tidak mengetahui kapan Tuhan Yesus akan menjemput gereja-Nya, oleh karena itu orang percaya harus senantiasa hidup dalam keadaan siap sedia. Dalam menanti-nantikan saat yang indah itu terjadi, di mana kita bertemu dengan mempelai pria yaitu Yesus Kristus, kita diperintahkan Tuhan untuk hidup berjaga-jaga. Mengapa harus berjaga-jaga? Karena pasti ada banyak hal yang bisa menarik kita keluar dari rencana Tuhan yang sempurna. Tantangan, cobaan, godaan dan ujian yang seringkali kita alami dapat membuat kita keluar dari kesetiaan kita kepada Tuhan. (Mat 24:42-44; Luk 21:34-36)

Tujuan akhir dari hidup orang percaya adalah berjumpa dengan Kristus dan menjadi mempelai-Nya. Adalah tanggung jawab kita untuk mempersiapkan diri pada hari yang besar itu. Perjamuan kawin Anak Domba adalah puncak sejarah umat manusia, di mana semua orang yang selama ini telah hidup mengasihi dan menaati Dia dipersatukan kembali dengan Penciptanya. (JM)

“… sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”  Efesus 6:25-27

 

Sumber : Warta Pusat HMMinistry


 

Silakan share :