RENUNGAN KHUSUS

KESEMPURNAAN ROH, JIWA DAN TUBUH

Dalam pelayanan firman-Nya yang pertama kali, Tuhan Yesus mengutip dari kitab Yesaya dan menyampaikan kepada orang-orang yang hadir bahwa nubuat nabi Yesaya tersebut sudah digenapi pada saat Tuhan Yesus membacakannya.

“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya.” Yesaya 61:3

Ketika mengutip nubuatan ini, Yesus hanya membacakan hingga “tahun rahmat Tuhan” dan Ia menambahkan kata-kata “telah datang.” Namun bagian selanjutnya dari nubuat Yesaya ini tidak Ia kutip. Hal ini karena bagian tersebut berkaitan dengan kedatangan-Nya yang kedua kali yang akan Ia genapi pada masa yang akan datang.

Kedatangan Kristus yang Kedua Kali

Kedatangan Yesus yang kedua kali adalah sebuah peristiwa yang akan mengubah segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta ini. Masa kasih karunia yang begitu lama Tuhan berikan kepada manusia (“tahun rahmat Tuhan”), akan ditutup dengan sebuah masa penghakiman Tuhan yang singkat (“hari pembalasan Allah”). Bagi orang yang tidak percaya hal ini akan membawa mereka masuk ke dalam penghukuman kekal di neraka.

Sebaliknya orang percaya yang bertobat dan setia, akan menerima penghiburan yang kekal, mereka akan mendapatkan mahkota (“perhiasan kepala”) sebagai upah, mereka akan menghadiri pesta perjamuan kawin Anak Domba, mereka akan memuji dan menyembah Tuhan selama-lamanya, mereka akan menjadi umat Tuhan yang kokoh seperti pohon Tarbantin sebagai tanda dari kemuliaan dan keagungan Tuhan.

Tubuh yang Kekal

Salah satu hal yang dinanti-nantikan oleh orang percaya adalah hari di mana Tuhan Yesus menjemput kita dan memberikan kepada kita Tubuh Kemuliaan. “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa. Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.” (1 Korintus 15:50-52). Rasul Paulus menulis bahwa tubuh kemuliaan adalah tubuh sorgawi yang tidak bercacat cela dan yang tidak dapat binasa. Karena sorga tidak dapat menerima tubuh alamiah. Tetapi banyak orang tidak menyadari bahwa mereka yang dihukum masuk ke neraka juga harus mengenakan tubuh yang tidak binasa ketika mereka dilemparkan ke dalam lautan api. Jika tidak maka hukuman di neraka tidak dapat disebut sebagai hukuman kekal.

Kekekalan tubuh merupakan upah bagi orang percaya yang hidup dengan disiplin mematikan perbuatan-perbuatan dagingnya dan konsekuensi bagi orang yang berbuat jahat. Oleh karena itu adalah sangat keliru jika ada pengajaran yang mengatakan bahwa jika seorang percaya berdosa, tidak peduli sejahat apapun dosanya, maka dosa tersebut hanya dilakukan di dalam tubuh jasmani dan tidak ada kaitannya dengan keselamatan, karena roh dan jiwa sudah diselamatkan. Ini adalah pengajaran yang sangat berbahaya dan menyesatkan!!

Di sepanjang Alkitab berulang-ulang penulis-penulis Alkitab mengajarkan orang percaya untuk menjauhi dosa yang dilakukan secara fisik. Daud berseru kepada Tuhan setelah ia melakukan perzinahan dengan Betseba “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mazmur 51:13). Jika memang dosa yang dilakukan oleh tubuh tidak memiliki akibat terhadap keselamatan, mengapakah Daud berseru agar Tuhan tidak mengambil Roh-Nya?

Ketika Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Roma ia juga berseru “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24). Paulus mengatakan bahwa ia manusia celaka karena ia memiliki tubuh yang cenderung suka akan dosa. Jika memang perbuatan yang dilakukan oleh tubuh tidak memiliki akibat kepada keselamatannya, mengapa ia berseru bahwa ia manusia celaka? Paulus juga memperingatkan kepada jemaat di Korintus “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu” (1 Korintus 3:16-17).

Sejak Tuhan Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia, “Shekinah Glory” atau kemuliaan Tuhan tidak lagi hanya hadir di atas tutup pendamaian di dalam ruang Maha Kudus di bait suci di Yerusalem, tetapi sudah hadir dalam setiap tubuh orang percaya dalam rupa pribadi Roh Kudus. “Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” (Efesus 1:13)

Hidup Menurut Daging atau Menurut Roh

“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” Galatia 5:16

Apakah yang dimaksud dengan hidup menurut Roh? Perhatikan bahwa kata “Roh” dalam ayat di atas menunjuk kepada pribadi Roh Kudus, ini artinya menyerahkan diri kita untuk dibimbing, diajar, ditegor, dilatih oleh Roh Kudus. Namun pilihan tetap ada pada kita.

Berhati-hatilah dengan pengajaran sesat yang dapat menarik kita ke dalam kematian kekal. (PT)

Sumber : Warta Pusat HMMinistry

Silakan share :