Sianida dan Lidah

Yakobus 3:5-12 & Kolose 4:6


Sianida adalah zat kimia yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan bisa mematikan. Sianida bisa berupa gas yang tidak berbau atau bentuk kristal atau serbuk yang  beraroma, seperti almond pahit. Namun tidak semua orang  bisa mendeteksi adanya sianida lewat aroma. Sianida merupakan racun yang efeknya cepat dan mematikan bila terhirup atau tertelan. Sebab akan merusak sistem saraf sentral dan sistem saraf otot. Di Zimbabwe pada bulan Oktober 2015, ditemukan dalam kurun waktu dua minggu, ada 40 gajah yang mati karena diracuni oleh para pemburu. Ini terbukti bahwa sianida efektif untuk membunuh. Racun sianida juga digunakan untuk bunuh diri oleh tokoh kontroversial Nazi, Adolf Hitler yang diduga minum kapsul sianida sebelum menembakkan kepalanya, kemudian Eva Braun istrinya menenggak racun sianida. Dalam beberapa kasus pembunuhan, racun sianida adalah
yang paling banyak digunakan. Seperti kasus pembunuhan Mirna yang terjadi di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada tanggal 6  Januari 2016, karena menyeruput es kopi Vietnam yang dibubuhi racun sianida.

Selain bisa menjadi sarana untuk perbuatan jahat, sianida juga memiliki manfaat dalam industri manufaktur. Sianida kerap kali digunakan untuk membuat kertas, tekstil, dan plastik. Dalam bentuk gas, sianida digunakan sebagai bahan pembasmi hama. Selain itu, sianida juga digunakan untuk mengekstraksi emas dan perak di pertambangan. Jadi, sianida akan menjadi racun yang mematikan bila beralih fungsi untuk hal yang negatif, seperti membunuh, tetapi juga memiliki manfaat yang baik jika digunakan dengan benar.

Sianida merupakan  racun  yang mematikan  secara jasmani,  sementara  di Alkitab dijelaskan tentang racun yang mematikan secara rohani. Racun ini bukanlah dalam bentuk fisik seperti halnya sianida, namun pengaruhnya besar bagi diri sendiri maupun orang lain. Bisa mematahkan semangat, impian, membunuh karakter, bahkan dapat membawa seseorang pada kebinasaan kekal. Racun apakah itu? Dalam Yakobus 3:8 disebutkan, “Tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh  racun yang  mematikan.” Alkitab mendefinisikan lidah mengandung “racun yang mematikan”. Mengapa demikian? Karena dengan lidah kita dapat menjelek-jelekkan, memfitnah, menghina, atau mengutuk sesama kita. Padahal, dengan lidah pula kita memuji dan menyembah Tuhan. Sungguh ironis!

Selain itu, ada beberapa  efek negatif  lidah apabila kita tidak menjaganya,  yakni mendatangkan  kematian  (Amsal 18:21), seperti tikaman pedang  (Amsal 12:18), melukai hati (Amsal 15:4), anak panah yang membunuh (Yeremia 9:8), dan membangkitkan amarah dan kebodohan (Amsal 151-2). Mari kita menjaga lidah kita jangan sampai menjadi sarana untuk membunuh rohani orang lain.

? Bapa sorgawi, mampukan aku untuk selalu mengekang lidah, dan hanya memperkatakan firman, berkat, motivasi, dan kebaikan. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

? Menjaga lidah tidaklah sulit, asalkan setiap hari mengisi pikiran dan hati kita dengan firman Tuhan dan memperkatakannya.

Share di WA Group GBI Bumi Anggrek by Suherman

Picture Lidah Ular by Renata Siringo-ringo

Silakan share :