RENUNGAN KHUSUS

PEKERJAAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA


Inti iman Kristen berakar kepada Allah Trinitas. Hal ini memang merupakan satu misteri yang sangat dalam, sehingga tidak dapat dipahami melalui logika, kecuali hanya melalui pencerahan dari Roh Tuhan sendiri. Allah Trinitas ialah satu keberadaan Allah dalam tiga pribadi: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ungkapan ‘tiga pribadi dalam satu Allah’ telah lama disepakati oleh Gereja. Ide bahwa Allah berada dalam tiga pribadi dikenal sebagai doktrin Trinitas. Trinitas yang dimaksud adalah Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Jadi Bapa adalah Allah; Anak adalah Allah; dan Roh Kudus adalah Allah seharusnya tidak ada tiga Allah melainkan satu Allah.

Pekerjaan Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya


1. Menginsafkan Dunia Akan Dosa

Dewasa ini berbagai pengajaran muncul yang kelihatannya menarik, tetapi sebenarnya telah menyimpang jauh dari kebenaran Alkitab yang sesungguhnya. Seperti pengajaran hyper grace yang menyatakan bahwa Roh Kudus tidak menyadarkan (menginsafkan) orang percaya akan dosa, karena Tuhan sudah mengampuni dan melupakan semua dosa kita dan Ia melihat kita sempurna di dalam Yesus. Hal ini jelas bertentangan dengan Alkitab dalam Matius 5:48 di mana Tuhan Yesus sendiri mengajar murid-murid-Nya: “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Kata ‘haruslah kamu sempurna’ berasal dari bahasa Yunani “teleioi” dalam bentuk jamak. Berarti banyak yang harus disempurnakan dalam diri orang-orang percaya. Yohanes 16:8
“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman.” Kata Yunani yang diterjemahkan untuk menginsafkan (convict) adalah “elencho” yang berarti: meyakinkan; menegur; mengoreksi dan menghardik.

Roh Kudus yang bekerja dalam diri seseorang, menginsafkannya, menegurnya dan menyadarkan akan dosa-dosanya, sehingga ia bertobat dan menyambut Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya; dan dilahirkan baru. Tidak seorang manusiapun yang dapat datang dan percaya kepada Yesus bila Roh Kudus tidak terlebih dahulu berkarya dalam dirinya. Tuhan Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh” (Yohanes 3:3; 5-6). Untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, seseorang harus mengalami kelahiran kembali. Inilah karya Roh Kudus pada awal kehidupan orang percaya.

Setelah seseorang mengalami kelahiran kembali, bertobat, berbalik dari jalan-jalannya yang jahat kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup (1 Tesalonika 1:9) maka Roh Kudus akan berdiam dalam dirinya. Karena itu setiap orang percaya tidak perlu takut kepada setiap kuasa iblis yang termanifestasi dengan berbagai cara dengan sebutan nama yang berbeda. “Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yohanes 4:4b).

2. Memimpin Kepada Kebenaran

Tanpa tuntunan Roh Kudus, tidak ada seorangpun yang dapat memahami setiap kata yang ada dalam Alkitab (Yohanes 14:26; 16:13). Sekeras-kerasnya manusia berupaya memahami Allah, manusia tetap tidak akan mengerti. Pernyataan ini adalah jaminan bagi orang percaya, bahwa bukan kepandaian yang menentukan seseorang dapat memahami kebenaran, tetapi Roh Kuduslah yang membimbing. Hanya Roh Kudus yang dapat membuka hati manusia untuk dapat mengerti tentang kebenaran Firman Allah. Ketika manusia dipimpin oleh Roh Kudus maka ia akan dibuka pikirannya sehingga dapat mengerti akan apa yang dahulu dia tidak mengerti. Tuhan Yesus sendiri mengatakan: “Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yohanes 14:16-17a).

3. Memimpin Kepada Hidup Dalam Ketaatan Dan Kekudusan

Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan orang percaya, akan terus berkarya untuk membimbing agar orang percaya tersebut tetap dalam kekudusan. Roh Kuduslah yang menguduskan dan membimbing setiap orang percaya agar mereka dapat hidup dalam kekudusan dan ketaatan kepada Allah. “… yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya” (1 Petrus 1:2).

Untuk dapat hidup dalam ketaatan dan kekudusan, Roh Kudus dapat menegur setiap orang percaya yang mulai menyimpang dari kebenaran, agar segera kembali ke jalan Tuhan. Di saat orang percaya disadarkan oleh Roh Kudus akan kesalahannya, itu bukan satu penghakiman, tetapi karya Roh Kudus dalam hidup orang percaya agar terus berjalan pada kehendak Tuhan. Pengajar hyper grace mengatakan saat Roh Kudus berbicara kepada mereka tentang sesuatu yang salah di dalam hidup mereka, mereka merasa tidak berdaya dan terhukum dan membuat mereka menjauh dari Tuhan. Pandangan hyper grace percaya bahwa iblislah yang menegur orang percaya apabila berbuat dosa. Ini jelas pandangan yang menyesatkan dan dapat membuat orang menjauh dari pertobatan dan keselamatan.

Alkitab menyatakan bahwa teguran ilahi adalah tanda kasih Bapa kepada anak-anak-Nya. “Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan jangan putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya” (Ibrani 12:5). Setiap orang percaya harus selalu membuka dirinya bila Roh Kudus menegurnya; berilah respon yang benar sehingga hidup kita semakin berkenan di hadapan Allah.

Penting untuk mengikuti tuntunan/ suara Roh Kudus dalam kehidupan dan pelayanan. Dalam Kisah Para Rasul 16:4-12 Rasul Paulus hendak masuk dalam pelayanan ke Misia di daerah Bitinia, tetapi Roh Kudus mencegahnya melalui satu penglihatan di mana seorang Makedonia berseru kepadanya: “Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami”. Paulus menaatinya dan tiba di Filipi. Melalui ketaatan Paulus kepada tuntunan Roh Kudus, Injil masuk ke Filipi.

4. Menuntun Yang Terhilang Untuk Kembali Ke Jalan Yang Benar

Dalam Perjanjian Lama berulang kali Roh Tuhan memperingatkan umat-Nya saat mereka menyimpang untuk kembali ke jalan yang benar. Bahkan saat Adam dan Hawa memberontak kepada Allah, Ia sendiri datang untuk mencari, memanggil. Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadaNya: “Dimanakah engkau?” (Kejadian 3:9). Allah yang sama terus melakukan hal tersebut sampai hari ini. Berkat dan pembebasan diterima oleh semua orang yang menjawab panggilan Allah: “Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang. Sungguh Tuhan yang mengucapkannya” (Yesaya 1:19-20).

Perumpamaan tentang anak yang hilang di Perjanjian Baru (Lukas 15:11-24) merupakan contoh yang sangat baik. Setelah anak bungsu itu meninggalkan ayahnya, menghabiskan hartanya dengan hidup berfoya-foya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu. Saat ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi, tidak seorangpun yang memberikan kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, dia bangkit dan mengaku dosanya kepada bapanya.

Beberapa hal yang penting dalam kisah ini, yang perlu kita perhatikan, yaitu:

• Anak bungsu yang hilang ini, sadar keadaannya, karena Roh Tuhan bekerja dalam hatinya dan ia memberikan respon yang benar.

• Setelah ia menyadari akan keadaannya (dosa-dosanya) ia bangkit meninggalkan lingkungannya dan kembali kepada bapanya.

• Setelah kembali kepada bapanya, apa yang diucapkan anak yang hilang ini? Ia tidak berkata: Terimakasih bapa, saya adalah adalah anak yang sempurna di hadapan bapa. Tidak!!! Anak bungsu itu mengaku dosanya: “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.” Bandingkan dengan paham hyper grace yang mengatakan kalaupun kita jatuh dalam dosa cukup hanya mengingatkan diri sendiri bahwa kita sudah sempurna dalam Tuhan Yesus.

Karena anak bungsu itu sadar, akan dosanya, lalu bangkit dan mengakui dosa-dosanya, maka bapanya menerima dia kembali.

Roh Kudus dapat bekerja dalam diri orang yang belum percaya dan juga orang percaya. Bagi yang belum percaya, Roh Kudus menyadarkan akan karya Kristus sehingga sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa, lalu ia membuka hati dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bagi orang yang percaya, Roh Kudus memimpin kepada kebenaran, memimpin agar orang percaya hidup dalam ketaatan dan kekudusan sesuai dengan Firman Allah. Juga menuntun mereka yang telah menyimpang, ataupun yang telah hilang untuk kembali ke jalan yang benar. Bagi mereka yang tidak mau ditegur dan dipimpin oleh Roh Kudus mereka beresiko mengeraskan hati sehingga Allah akhirnya menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka (Roma 1:24). Keadaan hati yang seperti ini dapat mengancam akan keselamatan mereka. (JS) Sumber : Warta Pusat HMMinistry


#roh kudus #menginsyafkan #kebenaran #ketaatan #kekudusan

Silakan share :