RENUNGAN KHUSUS
KETAATAN MENDATANGKAN PERKENANAN DAN BERKAT TUHAN
Kita memiliki hubungan yang baik dengan TUHAN karena TUHAN-lah yang terlebih dahulu membuka jalan itu bagi kita. Ketika Adam – Hawa menjauhkan diri dari Bapa, justru Bapa-lah yang berinisiatif mencari mereka. TUHAN membuktikan kasih-Nya ketika Yesus Kristus mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita. Jika hari ini kita bisa berhubungan dengan Allah, ingatlah bahwa itu karena kasih karunia kita dibenarkan secara posisi oleh karena karya Kristus di kayu salib (Roma 6:4-11).
“Masihkah kita perlu untuk melakukan perintah TUHAN? Perlukah kita menaati hukum-hukum TUHAN setelah Ia sendiri membayar tuntutan hukum akibat dosa? Apakah hubungan kita dengan TUHAN akan terganggu apabila kita tidak melakukan perintah-perintah-Nya?”
Hubungan intim kita dengan TUHAN sangat ditentukan oleh ketaatan kita dalam melakukan perintah-perintah-Nya! Beberapa orang yakin bahwa sebagai orang yang telah mengalami kelahiran baru, melakukan atau tidak melakukan perintah Allah tidak akan mempengaruhi hubungan intim kita dengan Allah. Bahkan lebih lanjut mereka percaya bahwa seluruh Hukum Taurat sudah dibatalkan dan tidak perlu diperhatikan. Kedua pendapat tersebut jelas-jelas salah dan menyesatkan! Itu adalah salah satu pengajaran yang diusung oleh paham hyper grace dan jika dilakukan akan berakibat fatal pada posisi keselamatan seseorang.
Mengenai posisi Hukum Taurat, ada beberapa dasar pengertian yang harus kita pahami terlebih dahulu:
• Hukum Taurat bukanlah dosa. Hukum Taurat menunjukkan “Apakah itu dosa?” Hukum Taurat menunjukkan ketidaksempurnaan manusia, sehingga manusia perlu mencari Allah dan kasih karunia-Nya.
• Salib Kristus menggenapi Aspek Liturgi (misalnya: korban bakaran, korban penebusan) dan Aspek Sipil (misalnya: struktur pelayanan di Bait Allah) dari Hukum Taurat. Namun ingat, bukan berarti aspek-aspek ini tidak berguna sama sekali, karena masih banyak hal-hal yang positif bisa kita tarik darinya.
• Aspek Moral dari Hukum Taurat tetap berlaku. Apa yang kita kenal sebagai 10 Perintah Allah masih berlaku dan bahkan ditegaskan sendiri oleh TUHAN Yesus dan para Rasul. Menjalankan Hukum untuk mendapatkan kasih karunia adalah salah, namun menjalankan hukum moral sebagai bagian dalam mengerjakan keselamatan adalah sangat perlu.
MENGAPA KITA HARUS TAAT MENJALANKAN PERINTAH-PERINTAH TUHAN?
1. Ketaatan adalah Bukti Bahwa Kita Mengasihi Dia
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya” (Yohanes 14:1,15).
Ingatlah, TUHAN sudah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya kepada kita. Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib saat kita masih dalam dosa. Sekarang kita mengasihi TUHAN karena Dia yang terlebih dahulu mengasihi kita. Apa yang menjadi bukti bahwa kita mengasihi Dia? Sederhana: kita taat kepada apa yang Ia perintahkan. Orang yang cinta Tuhan pasti melakukan kehendak-Nya (1 Yohanes 2:3-4; 3:22-24, 5:2-3, 2 Yohanes 6, 1 Korintus 7:19).
2. Ketaatan adalah Salah Satu Bentuk Rasa Syukur Kita Kepada Dia
“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut” (Ibrani 12:8).
Ada satu istilah dalam bahasa Indonesia untuk memahami pengertian bahwa ketaatan adalah salah satu bentuk rasa syukur/terima kasih yaitu kata “berhutang budi”. Dia yang sudah menebus kita dari hukuman dosa dan yang sudah demikian mengasihi, memperhatikan, menjaga, melindungi kita sampai hari ini, karena itu sudah selayaknya kita membalas segala kebaikan-Nya, dengan taat menjalankan Firman-Nya. Lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan ucapkan syukur atas kasih-Nya.
Quote:
Ketaatan itu sendiri adalah sebuah bentuk ucapan terima kasih.
3. Ketaatan Membawa Kita Semakin Intim Dengan Dia
“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya” (Mazmur 145:17-18).
Orang yang mengasihi TUHAN pasti taat akan perintah-Nya dan TUHAN akan menjadi semakin dekat lagi dengan orang tersebut (Yakobus 4:8). Bisakah Saudara bayangkan hubungan seorang anak yang mengaku mengasihi ayahnya tetapi tidak mau menuruti perkataan ayahnya itu? Sang ayah pasti mengakui status sang anak, tetapi hubungan mereka berdua akan semakin menjauh jika si anak terus-menerus tidak mengikuti perkataan ayahnya. Demikian juga dengan Bapa di Sorga. Ia begitu rindu memiliki hubungan intim dengan kita sehingga Dia rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal di kayu salib agar hubungan kita dengan Bapa yang Maha Kudus itu dipulihkan. Ketaatan kita kepada-Nya akan memperkuat hubungan kita dengan diri-Nya.
4. Ketaatan Menguduskan dan Mendewasakan Kita
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17).
Keselamatan yang kita terima membawa kita pada suatu tujuan yaitu menjadi serupa-segambar dengan Kristus. Untuk mencapai tujuan itu kita perlu terus-menerus dikuduskan dan didewasakan. Kata “kuduskan” pada ayat di atas dalam bahasa Inggris adalah “sanctify”. Tahap sanctification dalam keselamatan adalah tahap di mana kita dikuduskan dan didewasakan didewasakan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melakukan kebenaran Firman TUHAN. Kita melakukan kebenaran ini pun bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan dengan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Roh Kudus. Roh Kudus-lah yang memberikan kekuatan dan membimbing kita untuk melakukan kehendak Allah (Filipi 2:12-13). Ketaatan kita adalah penyerahan hidup sepenuhnya kepada kehendak Allah (Roma 12:1).
Kematian rohani dapat dialami oleh orang yang sudah mengalami kelahiran baru. Hal itu disebabkan oleh kemunduran rohani yang terjadi dalam hidup orang tersebut. Kapan kemunduran rohani terjadi? Setiap kali seorang percaya tidak taat, menolak kebenaran Firman, tidak mau dikuduskan dan didewasakan oleh Firman, menjauhkan diri dari teguran dan bimbingan Roh Kudus, maka ia sedang mengalami kemunduran rohani. Orang tersebut harus cepat-cepat bertobat dan kembali kepada kehendak Allah, jika tidak, ia sedang membahayakan status keselamatannya, bahkan bisa menjadi permurtadan/meninggalkan Allah (Ibrani 10:38). Allah yang kita sembah adalah setia dan adil (1 Yohanes 1:9); Ia mau mengampuni semua orang percaya yang datang dan mengakui dosanya/ketidaktaatannya.
5. Perkenanan dan Ketaatan Mendatangkan Berkat Tuhan
TUHAN menjanjikan hal ini kepada setiap orang yang taat melakukan segala perintah-Nya: “dan apa saja yang kita minta, kita memperoleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya” (1 Yohanes 3:22).
Quote:
Hanya orang yang taat kepada perintah-perintah TUHAN
yang berhak menyebut dirinya benar-benar mengasihi TUHAN.
“Ketaatan dapat kita lakukan bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan Roh Kudus yang ada di dalam kita yang memberikan kemampuan untuk melakukan semuanya itu.” (CS)
Sumber : Warta Pusat HMMinistry