ARTIKEL

BENARKAH SEKALI SELAMAT AKAN TETAP SELAMAT?

1. Sejak Kapan Penyesatan Oleh Iblis Dimulai?

Sejak dari Taman Eden. Ular sebagai agen iblis memberi rasa aman yang palsu kepada Adam dan Hawa dengan cara memutar balikkan firman, ketika mengatakan, “sekali-kali kamu tidak akan mati.” Rasa aman yang palsu itulah yang mendorong mereka berbuat dosa dengan memakan buah ‘pohon pengetahuan’ yang dilarang Allah.


Sejak dahulu prinsip-prinsip kebenaran berusaha diserongkan oleh banyak orang, nabi-nabi palsu , pengajar-pengajar sesat yang akan terus berlangsung sampai pada hari kedatangan-Nya yang kedua kali (Matius 11:12).

2.    Apakah Kelahiran Baru dan Keselamatan Bisa Dibatalkan?

Kelahiran baru tidak bisa dibatalkan, tetapi apa yang sudah dilahirkan bisa mengalami kematian. Orang percaya yang sudah sempat ‘lahir baru’ namun kemudian terus menerus hidup dalam dosa; bisa mengalami kemunduran rohani dan berakhir kepada kematian rohani.

Di sepanjang perjalanan rohani kita, bukan tidak mungkin kita mengalami kematian rohani (Roma 8:13, Filipi 3:12-16, Efesus 1:1; 4:30, Galatia 5:19-21, Yohanes 10:21-28, 1 Yohanes 5:16).

Di sini pentingnya untuk mendengarkan tegoran/penemplakan oleh Roh Kudus untuk bertobat dari dosa. Pengampunan diberikan oleh Allah asalkan orang tersebut bertobat. Tetapi jangan lupa Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan (Galatia 6:7).


3. Apakah Status Sebagai Anak Allah Menjamin Keselamatan Kekal?

Sekalipun sudah berstatus sebagai ‘anak’, jika kita dengan sengaja mengabaikan kewajiban sebagai anak; itu menempatkan keselamatan kita dalam posisi yang berbahaya. Kewajiban sebagai anak adalah respon ketaatan terhadap firman dan kehendak Allah.

• Lukas 15 menggambarkan bahwa seorang anak yang tidak memiliki ketaatan dan kesetiaan kepada bapaknya akan mengalami keterpisahan dari bapaknya, dan keadaanya lebih buruk dari pada seorang hamba sekalipun ia masih menyandang status sebagai anak.

• Lukas 16 menunjukkan bahwa orang kaya dapat terbuang ke alam maut dengan tetap menyandang status sebagai ‘anak Abraham’.

Kemurtadan adalah posisi akhir dari sikap yang terus menerus mengeraskan hati terhadap teguran Roh Kudus.

4. Siapakah Yang Mengerjakan Keselamatan?

Keselamatan adalah karya Allah melalui Kristus yang diterima melalui iman (Efesus 2:8-9).

Buah nyata dari orang yang telah mengalami keselamatan terlihat di dalam proses pendewasaan rohani. Hal ini dicapai dengan mengerjakan keselamatan (katargezete) dengan kekuatan yang berasal dari Tuhan (energon) seperti yang jelas tertulis dalam Filipi 2:12-13.

5. Sejauh Mana Pentingnya “Hidup Menurut Kehendak Tuhan” Di Dalam Menjamin Keselamatan Kita?

Tuhan memanggil semua orang kepada keselamatan melalui Kristus, namun Dia memanggil tiap-tiap individu kepada tugas-tugas tertentu. Efesus 2:10 menegaskan betapa pentingnya untuk hidup menurut rencana dan kehendak Tuhan sebagai respon orang-orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan. Jadi titik pentingnya di sini adalah ketaatan dan kesetiaan melakukan kehendak Tuhan.

Matius 25:14-30 menegaskan; hamba yang ke-3 itu dihukum bukan karena hasilnya sedikit tetapi karena tidak menjalankan apa yang diperintahkan tuannya. Jika kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan kehendak-Nya.


Silakan share :