LAPORAN KEGIATAN
- April – Mei 2006 : Pengumpulan dana donatur dan partisipasi kegiatan
- Jumat 12 Mei 2006 : Pengiriman 300 pasang sepatu PT Unimitra Kharisma (Starmon)
- Sabtu 13 Mei 2006 : Mensortir, merapikan dan membungkus pakaian layak pakai
- Rabu 17 Mei 2006 : Rapat panitia terakhir
- Sabtu 20 Mei 2006 : Review terakhir dan pembagian tugas PIC
- Minggu 21 Mei 2006 : Belanja Sembako dan Survey Terakhir
- Senin 22 Mei 2006 : Merapikan Sembako, Pakaian dan Sepatu
- Rabu 24 Mei 2006 : Doa bersama
- Kamis 25 Mei 2006 :
07.00 – 14.30 Telah diadakan pengobatan medis dan penyuluhan kesehatan gratis kepada 450 warga Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong
14.00 – 16.00 Telah diadakan pembagian sembako dengan tertib kepada 500 warga Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong
LAPORAN PANDANGAN MATA
DI BELAKANG LAYAR
Sabtu 13 Mei 06 (H-12) Oom Johnny dan Tante, Ibu Meisen, Nike, Lia, Tuti dan Ibu Esther bekerja dari jam 10.30 s/d 15.00 merapikan pakaian layak pakai dan terkumpul 260 baju, 88 rok dan celana, 70 celana panjang layak pakai.
Rabu 17 Mei 06 (H-8) Pada awal rapat terakhir panitia, dana yang terkumpul masih Rp 14.509.000 atau kurang lebih 26.36% dari total budget Rp 55.000.000. Semua pesimis dan dengan kepala tertunduk menjawab, “Ya sudah yang ada saja kita belikan sembako seadanya dan berangkat, bagikan dan selesai!” Agak sedikit terhibur karena ada 300 pasang sepatu dan pulpen dari Starmon, 300 T-shirt dari Theodore Garmindo Industry Bandung, liputan video gratis dari Studio RCS dan tentu saja pakaian layak pakai dari Jemaat GBI Bumi Anggrek dan GBI Bekasi Plasa. Ada pula rencana terima barang dari Garuda Food, tapi belum tahu jenis barangnya.
Rapat dimulai dengan doa dan segera menghitung dana, rencana pengeluaran untuk berapa macam sembako dan partisipasi berupa barang yang terkumpul pun mulai dihitung berapa nilainya. Dan mukjizat pun terjadi, sebelum rapat ditutup sms bergantian masuk menyatakan kesediaan partisipasi dan sumbangan. Sampai dengan akhir rapat sudah terkumpul dana Rp 22.700.000 dan barang senilai Rp 19.540.500. Tambahan barang adalah dari Garudafood Putra Putri Jaya berupa 3.456 buah chocolate snack bar dan 720 buah jelly drink, 400 buah mie sedap dari jemaat GBI Bumi Anggrek dan 750 buah odol close up dari anggota Mission Care. Puji Tuhan yang ajaib dan luar biasa, kita memang tidak boleh berharap pada manusia tetapi hanya pada Tuhan yang kita sembah dan waktu Tuhan selalu tepat adanya.
Minggu, 21 Mei 06 (H-4) Diumumkan bahwa kita akan berangkat ke Muara Gembong dengan pertolongan Tuhan yang ajaib dan hari tersebut adalah hari terakhir pendaftaran jemaat yang akan ikut. Jemaat yang akan berpartisipasi total 47 orang. Sungguh suka cita yang luar biasa atas partisipasi jemaat ini meskipun jadi ragu juga, apakah masih cukup tidak dana untuk sewa kendaraan. Tapi kita semua sudah “pede” dan percaya Tuhan pasti akan tolong.
Sementara sebagian yang lain sibuk mengumpulkan kardus untuk pengepakan sembako, beberapa paniita melakukan survey terakhir ke Muara Gembong sekaligus memberitahu kepada aparat setempat bahwa rencana pelayanan misi tetap akan diadakan berupa pelayanan medis dan sembako masing-masing untuk 500 orang. Meskipun sempat salah jalan sejauh 120 km, kami tetap bersemangat dan di sana disambut dengan bersahabat dan suka cita oleh pak kepala desa dan aparat setempat. Di sana kami juga menyewa tenda dan kursi meja untuk pelayanan medis serta persiapan makan siang untuk tim medis saat acara nanti.
Senin, 22 Mei 06 (H-3) Di P7 telah hadir 11 murid yang dikasihi Tuhan yaitu Ibu Rita Sirait, Ibu Endang, Ibu Harti, Ibu Lina Girsang, Tuti, Nike, Ibu Yuli, Ibu Misien, Ibu Heni dan 2 pegawai serta Ibu Esther (yang membantu ngepak snack dari Garuda Food). Awalnya sempat bingung melihat sembako yang belum dibungkus menggunung banyak sekali, tetapi Tuhan kirim orang-orang yang tergerak melayani untuk membantu membungkus dan bekerja dengan kompak sambil bercanda-sukacita sehingga hanya dalam waktu kurang dari 4 jam (10.30 s/d 15.00) 500 paket sembako sudah selesai dibungkus. Thanks GOD.
Senin malam sms masuk memberitahukan pengepakan sembako sudah selesai dan diminta untuk menghitung kubikasinya apakah cukup dengan 1 truk yang disewa. Setelah dihitung ternyata ada kurang lebih 17 kubik, padahal kapasitas truk hanya 12 kubik. Tapi sekali lagi Tuhan turun tangan dan pinjaman truk tambahan dari Aviana diperoleh sedangkan untuk jemaat diperoleh 3 Kijang/Panther dari Dian Taksi. Keempat kendaraan itu hanya diwajibkan mengisi bbm dan driver saja. Puji Tuhan!
Kamis 25 Mei 06 (Hari H) 06.30 telepon dari sopir yang membawa truk Aviana melaporkan bahwa truk ditahan polisi karena masuk daerah larangan truk, akhirnya setelah dijelaskan ke polisi bahwa untuk mengangkut sembako dapat diselesaikan segera oleh Pak Bobby. Namun setelah jam 7 lewat truk yang satu tidak kunjung datang, ternyata kesasar sampai Kebalen.
WARGA PANTAI MEKAR MENYAMBUT PELAYANAN MISI KEMANUSIAAN
08.40 rombongan pertama yang terdiri dari Bpk. Robertus, Bpk. Jemmy dan Ibu Ester beserta 8 orang tim medis (dr.Deddy Goandis beserta ibu Lucy, dr. Heru, dr. Erni, dr. Fredy dan 3 orang tim medis yang lain) berangkat dengan 2 kendaraan. Sampai di rumah Pak Kades kurang lebih jam 10.55 dan telah bersiap Pak Kades, aparat desa, pemuda dari karang taruna, anggota Polsek setempat dan 1 orang dari TNI AD serta telah disiapkan tenda di depan rumah pak Kades lengkap dengan meja dan kursinya. Sudah cukup banyak warga Desa Pantai Mekar yang menunggu untuk dilayani pengobatan meskipun hujan turun rintik-rintik.
Tim disambut dengan suka cita oleh seluruh yang hadir dan segera dipersiapkan untuk pengobatan dan penyuluhan medis gratis. Di bagian depan diatur meja untuk pendaftaran, kemudian di belakangnya adalah meja untuk obat-obatan. Sedangkan tim yang lain menempati 3 buah meja untuk pemeriksaan dan penyuluhan kepada warga.
Tepat pukul 11.15 pengobatan medis dengan resmi dibuka. Pendaftaran diatur 10 orang per 10 menit dilakukan oleh Bpk. Jemmy dan Ibu Ester. Warga terus mengalir untuk berkonsultasi dan menerima pengobatan gratis, sehingga tempat antrian menjadi penuh. Ada terlihat seorang yang telah berusia 115 tahun dengan sabar menunggu giliran. Penyakit yang diderita rata-rata sakit kulit, batuk dan sakit mata yang mulai mewabah.
Mereka benar-benar merindukan kegiatan seperti ini diadakan di desa mereka, bahkan warga dari sebe-rang sungai pun ikut melihat dan sempat berdialog dengan Gembala kita agar kesempatan lain dapat juga diadakan di desa mereka.
Perlu diketahui bahwa Desa Pantai Mekar ini terletak di tepian sepanjang sungai Ciliwung yang meng-alir ke pantai utara. Jarak dari Bumi Anggrek kurang lebih 65 km dan kurang lebih 4 km sebelum garis pantai yang harus ditempuh sebagian 1.5 km dengan jalan kaki karena belum ada jalan untuk kendaraan bermotor. Mereka sebagian besar adalah peta-ni dan nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jika musim hujan turun mereka selalu dikhawatirkan dengan luapan air sungai Ciliwung yang menggenangi rumah dan sawah mereka.
Tim kedua berangkat tepat pukul 10.00 dengan rombongan 10 kendaraan termasuk 2 truk peng-angkut barang dan 61 orang (Bpk. Gembala dan istri, Bpk. Kartiman, Bpk. Ricky dan istri, Bpk. Soegi dan istri dan kedua anaknya, Bpk. Bobby dan istri dan anaknya, Ibu Henny, Ibu Irene, Bpk. Aliong dan istri dan ketiga anaknya, Bpk. Anton Lumena, Bpk Purwadi dan istri, Ibu Evi, Ibu Erita, Avi, Dita, Sardika, Jaya, Edwin, Ricky, Bpk. David, Ibu Nona, Ibu Sen, Ibu Lina G, Ibu Sandra, Yulia, Yulian, Tuti, Raimon, Mama Rudi, Rudi, Bpk. Yohanes, Nike, Yani, Bpk. Achuan dan istri, Lamria, Riri Sumianti, Eren, Ibu Yolanda, Ibu Naomi, Bpk. Cornelius, Yadi, Ali, Yusuf, Bpk. Sirait, Bpk. Chandra dan istri, Bpk. Hartono dan istri, dll – (Red: mohon maaf jika salah sebut nama dan status atau tidak isebut) . Tim berangkat diiringi dengan gerimis dan bekal makan siang untuk di makan di jalan karena tiba di Desa Pantai Mekar harus langsung bekerja. Pukul 13.30 rombongan tiba di lokasi dan menjumpai sudah banyak sekali warga desa berkumpul baik untuk pengobatan maupun menerima sembako.
Tim kedua menunggu sesaat sambil beristirahat karena pengobatan masih berjalan. Pak Kades dan aparat sempat kuatir karena warga terus berdatangan untuk pengobatan. Tapi setelah di-konfirmasi ke tim medis obat-obatan masih mencukupi dan akan distop setelah 450 orang. Pukul 14.10 Tim Medis istirahat sejenak untuk makan siang dan selesai makan siang bekerja lagi sampai pukul 15.25 seluruh pengobatan telah tuntas selesai.
Tim 2 memulai persiapan pembagian sembako. Diputuskan membagi melewati pagar rumah Pak Kades agar massa tidak berdesakan. Pukul 14.30 pembagian sembako dimulai untuk pemegang kupon berwarna abu-abu yaitu untuk paket sembako berisikan beras 5 kg, gula 1kg, mie instan 10 bungkus, minyak goreng 1 kg, paket snack, odol close-up dan pakaian layak pakai serta T-shirt.
Seluruh diaken, diakones, pengerja, youth, dan jemaat bergandeng tangan bahu membahu bersama dalam 1 unity. Ada yang melompat ke dalam truk untuk menyiapkan barang dan bermandi keringat karena di dalam truk luar biasa panas (sauna gratis! katanya), ada yang menerima barang di bawah, ada yang menerima kupon, ada yang membagikan sembako ke tangan warga, ada yang menjaga pintu pagar agar tidak ada warga yang masuk, ada yang menyediakan minum. Semuanya bergerak melayani bersama.
Pukul 15.30 pembagian pertama selesai dan disu-sul pembagian paket kedua untuk kupon berwarna biru yang berisi paket sembako dan sepatu sekolah serta pulpen. Segera ada yang melompat ke dalam truk kedua dan bersiap mandi keringat, ada yang menyiapkan sepatu dll. Pembagian pa-ket kedua ini harus lebih teliti karena sepatunya berbeda nomor. Luar biasa kerja keras ini dilakukan dengan semangat dan suka cita, tidak ada satupun yang mengeluh kecapaian, karena mere-ka bekerja untuk kesenangan dan kemuliaan Nama Tuhan.
Puji Tuhan tepat pukul 16.30 seluruh pembagian telah selesai. Ada beberapa paket yang belum diambil, karena mungkin masih bekerja di kebun, dititipkan ke Pak Kades. Pelayanan misi ditutup oleh Ketua Panitia dan Gembala dengan berpamitan serta penandatanganan sertifikat pelayanan oleh Pak Kades. Setelah ucapan terima kasih dari Pak Kades dan aparat, akhirnya seluruh rombongan berfoto bersama dengan latar depan spanduk pelayanan misi dan latar belakang rumah Pak Kades, dan mereka berjabat tangan dengan seluruh aparat desa.
KESAN DAN PESAN
Gembala Ranting: Kita bersyukur semua berjalan bagus dan lancar. Seluruh diaken, pengerja, youth dan jemaat serta tim dokter unity – kesatuan hati semua bekerja untuk melayani Tuhan dengan luar biasa. Dan saya menjelaskan kepada warga di seberang sungai, yang menanyakan tentang pekerjaan ini dari partai atau golongan mana, bahwa ini adalah pekerja-pekerja yang mendapatkan visi dari Tuhan untuk membantu warga di Muara Gembong. Dan barang-barang ini dari Tuhan yang gerakkan. Saya berharap Tuhan akan gerakkan lagi anak-anaknya untuk membantu warga di seberang sungai atau di tempat lain. Polsek, Kades, aparat desa, pemuda dan masyarakat Muara Gembong memberikan tanggapan yang baik dan berterima kasih atas pelayanan ini.
Ibu Gembala: Aksi sosial ini berjalan dengan tertib dan tidak berantakan, seluruh pengerja dan jemaat yang ikut bekerja sama dengan kompak. Dan meskipun ini bukan penginjilan namun sebelum berangkat kita selalu doakan barang-barang yang kita berikan agar menjadi berkat bagi mereka dan biar Roh Tuhan yang menjamah mereka.
Robertus – Ketua Panitia: Saya pribadi menyaksikan sendiri kuasa Tuhan yang luar biasa terjadi dalam persiapan pelayanan misi kemanusiaan di Muara Gembong. Dana awal Rp 479 ribu dilipatgandakan Tuhan menjadi lebih dari 100x. Pada hari Rabu 17 Mei 2006 pukul 23.00 Tuhan menggenapi berkat 100x ganda karena pada jam itu panitia bulat menerima bantuan Rp 47.900.000. Tuhan juga memberkati pelaksanaannya karena Tuhan menyejukkan suhu Desa Muara Gembong dengan hujan di pagi hari. Penduduk pun cukup mudah diatur dan semua jemaat dan pengerja yang ikut benar-benar sehati dan bergandengan tangan bekerja sama melayani penduduk Muara Gembong untuk kemuliaan Nama Tuhan. Alleluya. Terus maju dan jadilah jemaat dan gereja misi untuk memasuki gereja dimensi ke-3.
Ricky Wijaya Anwar – diaken/panitia: Tuhan luar biasa, Dia membuat acara yang cukup besar untuk ukuran kita. Sukses! Bahkan untuk dana besar yang semula kita pikir tidak mungkin dapat dikumpulkan dalam waktu cepat. Tuhan sediakan tepat pada waktunya. Apa yang kita lakukan ini hendaknya dapat menyenangkan hati Tuhan dan membantu meringankan beban mereka. Gembala, diaken/nes, pengerja dan jemaat Bumi Anggrek bekerja sama dan sangat sehati dalam kegiatan ini, semoga dapat dijaga dan ditingkatkan. Banyak hal yg saya rasakan melalui pelayanan kasih yang kita lakukan untuk Muara Gembong. Berangkat dari keinginan beberapa rekan diaken untuk membagi kasih dengan sesama umat Tuhan yang walaupun tidak seiman (sesuai dgn firman Tuhan bahwa kita harus menjadi berkat bukan hanya di antara saudara seiman tetapi juga untuk sesama kita yang tidak seiman) dan kita harus belajar semakin dewasa untuk menjadi berkat walaupun masih banyak di antara jemaat kita di Bumi Anggrek sendiri yang masih berkekurangan (Tuhan lebih senang kepada orang yang masih memberi walaupun berkekurangan). Perjalanan sekitar 3 jam ditambah aktivitas di sana yang melelahkan terhapus dengan rasa haru dan sukacita melihat begitu sukacitanya warga Muara Gembong menyambut serta merasakan besarnya arti bantuan kita. Terlihat dari cara mereka berbondong-bondong antre mendaftar pengobatan dan berebut mendapatkan paket sembako dan pakaian. Kiranya apa yang kita lakukan menyukakan hati Tuhan Yesus dan menjadi berkat untuk mereka. Amien.
Bobby—diaken Semoga dengan terselenggaranya misi kemanusiaan ini jangan pernah membuat kita merasa puas, sebab masih banyak lagi tantangan yang lebih besar. Masih banyak lagi yang membutuhkan kasih dan uluran tangan kita.
Meisen – pendoa/panitia: Saya merasa Tuhan itu sangat baik buat kita. Dari mulai pembentukan panitia dan tersusunnya program serta dana yang dibutuhkan semua membuat kita was-was. Namun kita bawa dalam doa, kalau Tuhan berkenan tiada yang mustahil. Waktu pengepakan barang-barang kita penuh suka cita melaksanakannya, sebentar saja selesai. Beberapa hari sebelum berangkat ke sana saya agak kerepotan juga karena banyak tugas yang harus diselesaikan apalagi ada ujian akhir KOM. Tuhan itu memang luar biasa Dia menolong anak-Nya tepat pada waktunya. Di saat saya sedang berpikir persiapan untuk konsumsi nanti, tiba-tiba ada yang menelepon menawarkan menyiapkan konsumsi. Wah saya berterima kasih sekali, satu persatu tugas teratasi. Waktu kita berangkat cuaca begitu bagus tidak panas karena sudah diguyur hujan. Meskipun perjalanan jauh dan jalan sebagian rusak tapi kita bersuka cita. Setelah mobil sembako datang mereka antusias sekali, makin lama orangnya tambah banyak yang datang. Puji Tuhan mereka bisa tertib sehingga pembagiannya pun lancar. Saya melihat mereka pulang dengan wajah gembira dan suka cita besar saat membawa bingkisan. Ada seorang bapak tua bilang, “Jangan sekali ini aja ya neng!”. Lurah, anak buah, beserta aparat keamanan semua ramah dan sangat mendukung. Saya yakin semua ini bisa berjalan dengan lancar karena kita bersandar pada Tuhan. Semua untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk kepentingan pribadi. Saya bersyukur sekali ada kerja sama begitu manis di semua pihak. Jadi jangan kita takut untuk melakukan sesuatu yang baru. Jika itu visi dari Tuhan lakukan saja, pasti berhasil. Tuhan yang berkarya. Amin
Nike—guru sekolah minggu: Kesan saya pertama kali ikut baksos sangat berkesan sekali (sayang gak bawa kamera). Biar pegal, mabok dan jauh banget, tapi asyik. Apalagi waktu sudah sampai. Woow, ternyata penduduknya banyak banget yang sakit, sampai gak kelihatan dokternya. He5x. Juga waktu bagi sembako seru habis. Ada yang dorong-dorongan, ada yang kegencet ada pula yang tertusuk pohon kaktus. Dan yang tidak kalah serunya yang menurunkan sembako sampai ada yang mandi keringat. Bau … sekali (tahu apa tadi pagi sudah mandi atau belum. He 5x). Tapi inti dari semuanya yang aku dapat adalah 1) kesatuan hati, kita tidak melihat apa jabatan dalam pelayanan, baik diakon/nes, pendoa, guru sekolah minggu, youth atau jemaat sekalipun, tapi kita mau bersama-sama berbagi kasih. 2) kerendahan hati, kita tidak melihat kaya atau miskin, dari desa atau kota, tapi kita sama-sama mau turun bahu membahu membagi sembako. Aku rindu acara/moment seperti ini tidak hanya sekali saja, tapi terus karena masih banyak saudara-saudara kita di sana yang butuh uluran tangan kita dan Yesus Kristus. Kolose 3:14,17 GBU
Tuti-guru sekolah minggu: Ada hal yang luar biasa yang Tuhan kerjakan buat misi ini. Saya melihat begitu besar campur tangan Tuhan. Dari awal panitia dibentuk sampai terlaksananya misi ini iblis tidak pernah tinggal diam untuk menggagalkannya. Tapi kita tetap percaya bahwa kuasa Tuhan lebih besar dari kuasa apapun yang ada di dunia. Apalagi setelah melihat masyarakat di sana yang begitu antusias menerima berkat baik dari tangan dokter atau sembako. Saya jadi lebih sadar lagi bahwa kita benar-benar berharga di mata-Nya. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). GBU