Renungan Khusus
Minggu Pertama Desember 2018
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang demikian kataNya – “Telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Kisah Para Rasul 1:4-5
Peran Roh Kudus Dalam Hidup Kita
Sebelum terangkat ke sorga, Tuhan Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya untuk tinggal di Yerusalem, jangan melakukan akitvitas apa-apa sampai Roh Kudus dicurahkan atas mereka. Pesan ini bisa kita maknai bahwa Roh Kudus adalah penolong terpenting dalam perjalanan selanjutnya dari pelayanan murid-murid sepeninggal Tuhan Yesus. Bahwa murid-murid tidak akan bisa dengan penuh makna menjalankan peran yang tersedia bagi mereka tanpa kehadiran dan pertolongan Roh Kudus.
Dan yang selanjutnya terjadi adalah ;
* Pencurahan Roh Kudus di Kamar Loteng
* Petrus berkotbah dan 3.000 orang bertobat
* Gereja Mula-mula bertumbuh secara luar biasa
Itu semuanya membuktikan kebenaran yang secara implicit ada di dalam pesan Tuhan Yesus tersebut, bahwa setelah penantian 10 hari di Yerusalem, pencurahan Roh Kudus adalah trigger, yang kemudian menjadi growing power Gereja Mula-mula.
Apa yang kita lihat dari kejauhan itu, adalah peran Roh Kudus:
- Menjadi sumber kekuatan Gereja
- Mendesain gaya hidup bergereja
- Merancang target-target perluasan Gereja
- Menetapkan penugasan-penugasan
Peran-peran dalam skala korporat itu sesungguhnya adalah kumpulan dari peran-peran Roh Kudus dalam setiap pribadi murid-murid. Dengan demikian – dalam konteks kehidupan kita masa kini, peran-peran yang sama seharusnya eksis dalam perjalanan hidup dan kontribusi kita kepada Gereja di akhir jaman ini.
1. DIA Menaruh Visi Allah Dalam Hidup Kita
Ini adalah horison hidup kita, satu arah perjalanan profetik hidup kita yang kemudian akan mengerucut kepada satu titik sasaran.
Ketika Elisa sedang membajak di ladang ayahnya dengan 12 pasang sapi , Elia lewat disana dan melemparkan jubahnya. Dari titik itu, seluruh pengejaran Elisa hanya tertuju kepada jubah Elia. Sementara banyak murid Elia yang lain terhenti di Gilgal, Bethel dan Yerikho, dia lanjutkan pengejarannya sampai menyeberang sungai Yordan. 1 Raja-raja 19:19-20 dan 2 Raja-raja 2:12-14
Pengertian tentang destinasi yang Allah tetapkan bagi perjalanan hidup kita; begitu spesifiknya. Itu akan berubah menjadi cita-cita rohani kita. Itu tidak berkaitan dengan kalkulasi-kalkulasi apapun yang biasa kita pakai kalau kita ingin memutuskan sebuah pilihan dalam hidup;
* Kalau ingin kaya, jadilah pengusaha
* Kalau ingin terkenal, jadilah bintang film
Dan seterusnya.
Ketika Allah mendownload visi-Nya kedalam hati kita, itu menyingkirkan segala kalkulasi macam itu.
- DIA Mendorong Kita Ke arah Destinasi Kita
Ini berbicara tentang kompas hidup kita.
Ketika kita menghayati visi Allah tersebut, itu seperti sebuah gerbong yang diletakkan di atas rel nya, lalu didorong oleh Roh Kudus sebagai driving power nya. Kita hanya harus menyerahkan hidup kita kepada dorongan yang tidak tertahankan tersebut. Kita tidak bisa beralih ke rel yang lain atau kalau tidak kita akan merasa seperti gerbong yang berjalan di atas jalan yang berbatu-batu atau bahkan “berjalan” di laut. Kita tidak tahu bakal sampai di mana nantinya hidup kita alias tersesat dan terhenti/gagal; atau jalan di tempat.
Sesungguhnya, kita tidak akan sanggup melaksanakan area ini tanpa dukungan Roh Kudus; seperti yang dinyatakan sendiri oleh Tuhan Yesus:
“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia (Roh Kudus) datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran;” (Yoh. 16:12-13a).
Dalam Perjanjian Lama, Zakharia dipaksa oleh Roh Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya menegur raja Yoas, sekalipun itu mengakibatkan ia kehilangan nyawanya. 2 Taw. 24:20,21
- DIA Mendesain Proses Pelaksanaannya
Ini bicara tentang jam dalam hidup kita.
Ada tahun, bulan tanggal, jam, menit, dan ada detiknya. Sangat detail. Allah punya detail-detail pelaksanaan visi-Nya untuk membuat semuanya terselesaikan dengan sempurna.
Hakikat Allah itu sesungguhnya seperti kita; yang diciptakan menurut rupa dan gambar-Nya; memiliki sisi cita rasa dan emosionalitas.
a. Desain Rumah Rohani Kita
Seperti Dia menuntun Bezalel dalam setiap detail proyek Tabernakel, demikian pula Dia menuntun kita dari waktu ke waktu, dari situasi ke situasi. Sesungguhnya kita ini adalah Bezalel-Bezalel masa kini seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus:
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah, dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor. 3:16).
Bait Allah yang adalah hidup kita perlu dibangun di dalam cara Bezalel membangun Tabernakel Musa. Kita harus membangun kepekaan kita akan tuntunan dan arahan Roh Kudus di dalam membangun tabernakel rohani kita ini.
Ketika setiap orang percaya mulai membangun bangunan rohani nya, itu bisa jadi tepat atau tidak tepat; sesuai atau tidak sesuai denganselera atau cita rasa Sang Calon Penghuni nya.
b. Route Perjalanan Hidup Kita
Dari situ kita memulai perjalanan hidup Kristen kita ini dengan tuntunan Roh Kudus. Sesungguhnya, tuntunan Roh Kudus akan menjadi seperti tiang awan dan tiang api dalam perjalanan Israel di padang gurun. Satu medan yang tidak jelas alur-alur jalan nya, yang tidak ada papan petunjuk nya di setiap persimpangan;
* Kalau belok kiri kita akan mengarah ke mana,
* Kalau belok kanan arah kita akan mengarah ke mana dsb.
Kita hanya harus memasang indera rohani kita untuk menangkap instruksi-instruksi Roh Kudus.
DIA-lah yang dari tempat yang maha tinggi dapat melihat keseluruhan bumi, keseluruhan sejarah, maha mengetahui apa yang akan terjadi, apa yang sedang menghadang di depan kita, lalu memilihkan bagi kita jalan yang paling tepat agar kita bisa tiba di garis akhir dengan sempurna. (RT)
Sumber : Warta Pusat HMministry