Pdt. Iwan Kristianto
Ibadah raya 2 - minggu, 10 maret 2019Rekaman Khotbah : Pdt Iwan Kristianto (Gembala Griya Asri 2) R8
Ibadah Raya 2 – Minggu, 10 Maret 2019 di GBI Bumi Anggrek Bekasi
Ringkasan Khotbah
Berdamai Dengan Allah
2 Korintus 5:14-21 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Diperdamaikan dengan Allah, karena kita orang berdosa Roma 3:23,dan kita harus didamaikan untuk kembali ke rumah Bapa. Apakah manusia bisa mengenal Tuhan? Tidak bisa, tapi sebaliknya karena Allah justru yang mengenal kita. Allah yg mencari orang berdosa karena kasihnya.
Ulangan 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Esa adalah satu dan tidak terbatas. Dan kita bisa menyembah di mana pun dan ke arah manapun. Jadilah orang Kristen yang punya nilai kekristenan, punya dampak, menjadi garam dan terang.
Ada 3 panggilan :
– Pertobatan (bisa ditolak)
– Pelayanan (bisa ditolak)
– Kematian (tidak bisa ditolak)
Yesaya 9 menceritakan tentang nubuat kesuraman Israel tidak akan berlangsung selamanya, karena akan lahir Raja Damai, yang tergenapi 750 tahun kemudian, namun justru bangsa Yahudi tidak mengakuinya Konsep ini tidak dimengerti karena tidak ada Roh Kudus
Murid-Nya bertanya tentang Pemulihan Kerajaan Israel, padahal konsep Kerajaan Yesus berbeda bukan di dunia ini
Kekristenan adalah panggilan, dan Kristuslah yang membawa keselamatan, jadi jangan jadi Kristen sekedar menjauhi neraka, tapi harus melakukan kehendak nya (panggilan)
Matius 10:34 “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Maksudnya untuk pemisahan orang yang dibenarkan dengan orang berdosa, bahkan akan mengalami kesulitan dan tantangan
Contoh kita mau ke istana tidak boleh masuk, tapi kalau presiden undang kita, maka kita boleh masuk istana. Demikian juga kita dengan Allah. Jika Allah yg memilih kita maka kita boleh masuk ke Sorga
Konsekuensi telah didamaikan dengan Allah
1) Mengalami pemulihan dengan diri sendiri, jangan terintimidasi dengan masa lalu
2) Agen pendamai bagi orang lain, jangan menjadi pembuat keributan
Yehezkiel 33:8-9 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! — dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.mengingatkan jika ada orang jahat, supaya nyawa kita tidak ikut terbawa
Kisah 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Ujung bumi di telapak kaki kita, sehingga kemanapun kita pergi harus senantiasa menjadi berkat dan dampak bagi sekitar kita