KHOTBAH GEMBALA

KEMULIAAN BAGI ALLAH DAN DAMAI SEJAHTERA DI BUMI

Tema Natal untuk tahun 2023 adalah “Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”. 

Pada waktu Yesus lahir ke dunia, ada dua kelompok orang yang datang menyembah Dia :

• Para gembala : Mewakili orang-orang Yahudi, maupun orang-orang yang sederhana, baik secara ekonomi maupun pengetahuan.

• Orang-orang Majus dari Timur : Mewakili orang-orang bukan Yahudi, maupun orang-orang yang kaya serta pandai. Jadi, Tuhan Yesus bukan hanya datang untuk orang-orang Yahudi, ataupun pandai dan kaya saja, melainkan untuk semua orang, Saudara dan saya.

Sesuai Lukas 2 : 8 – 12, ketika para gembala sedang menjaga ternak, mereka dikunjungi malaikat yang menyampaikan pesan surgawi. 

Lukas 2 : 10 – 12 (TB2) Kata malaikat itu kepada mereka, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk segala bangsa : Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Mesias, Tuhan, di kota Daud. Inilah tandanya bagimu : Kamu akan menjumpai seorang bayi yang dibedung dan terbaring di dalam palungan.

Tuhan Yesus datang ke dunia sebagai Juruselamat manusia. Alkitab berkata, semua orang telah berbuat dosa, dan kehilangan kemuliaan Allah. Upah dosa adalah maut, mati, tempatnya di neraka. Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal itu. Saya mengajak kita semua agar percaya dan mengenal Tuhan Yesus, supaya mendapatkan hidup yang kekal, selama-lamanya.

Yohanes 3 : 16 (TB2) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Setelah malaikat menyampaikan kabar sukacita, maka bersama dengan malaikat itu, sejumlah besar bala tentara surga memuji Allah, katanya, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2 : 13 – 14). Setelah itu, para gembala berangkat ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan. Setelah bertemu Mesias, mereka pulang dengan sukacita sambil memuji serta memuliakan Allah, karena yang mereka dengar serta lihat semuanya sesuai yang dikatakan oleh malaikat kepada mereka.

Melalui Lukas 2 : 8 – 14 ini, Tuhan mengingatkan kita untuk melakukan hal-hal berikut :

1. Menghormati hadirat Allah (Lukas 2 : 9)

Kita perlu menyadari, Tuhanlah yang berinisiatif menghampiri manusia dan menyatakan kemuliaan-Nya. Karena itu, bersyukurlah, hargai hadirat Tuhan, dan hidup benar, sebab di hadapan-Nya ada sukacita berlimpah (Mazmur 16 : 11). Jangan sampai kita tidak dapat merasakan urapan dan hadirat Tuhan, bahkan menganggapnya biasa.

2. Memberitakan Kabar Baik atau Injil (Lukas 2 : 10 – 11)

Seperti halnya para gembala yang menerima kabar kelahiran-Nya akan memberitakan ke banyak orang, demikian juga kelahiran-Nya di hati kita membuat kita mengabarkannya pada banyak orang. Ini tugas utama orang percaya atau Amanat Agung (Matius 28 : 19 – 20). Hanya murid yang bisa memuridkan, karena itu kita harus menjadi murid Kristus, hidup seperti Ia telah hidup (1 Yohanes 2 : 6).

3. Memuliakan Yesus dalam hidup kita (Lukas 2 : 14a)

Yesus adalah Allah yang Mahakuasa dan kekal. Ia mengambil rupa seorang hamba, dilahirkan sama dengan dan menjelma menjadi manusia. Justru, hal inilah yang membuat Ia layak menerima segala kemuliaan di tempat yang mahatinggi (Filipi 2 : 7 – 9). Malaikat Allah tahu akan hal ini, sehingga memuliakan Yesus di tempat yang mahatinggi. Pastikan setiap tindakan dan pilihan yang kita ambil membawa kemuliaan bagi nama Yesus.

4. Membawa damai bagi dunia (Lukas 2 : 14b)

Melihat keadaan hari-hari ini, mungkin sulit merasakan damai. Namun, berita Natal, kelahiran Tuhan Yesus sebagai Raja Damai, memberikan pengharapan bahwa masih ada damai sejahtera di bumi. Adanya perang di beberapa tempat, serta kondisi politik, membuat pengharapan akan damai sejahtera makin relevan serta dibutuhkan. Sebagai anak-anak Allah, kita harus membawa damai di manapun berada, supaya dunia melihat pengharapan dan damai sejahtera itu (Matius 5 : 9). Damai duniawi sifatnya semu, namun damai surgawi itu kekal selama-lamanya.

5. Menjadi orang yang berkenan kepada-Nya (Lukas 2 : 14b)

Hanya orang-orang yang hidup berkenan kepada Allah dan taat pada perintah-perintah-Nya akan mengalami damai sejahtera (Yesaya 48 : 18 – 19). Karena itu, kita mesti mengalami kelahiran baru, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan berkomitmen hidup benar, serta kudus di hadapan-Nya. Hanya orang yang rela memikul salib atau menyangkal diri akan berkenan kepada Allah, sehingga merasakan damai sejahtera yang sejati.

Sesuai yang tertulis di Matius 2 :1 – 12, maka orang-orang Majus dari Timur dituntun untuk menemui Yesus dan menyembah-Nya. Disebutkan, Mesias akan dilahirkan di Betlehem, di tanah Yudea.

Matius 2 : 6 (TB2)
Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara para pemimpin Yehuda, karena dari engkaulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.

Untuk sampai ke Betlehem, mereka dituntun oleh bintang-Nya. Bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat Anak itu berada. Orang-orang Majus itu sangat bersukacita. Mereka masuk ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka membuka tempat harta bendanya, serta mempersembahkan persembahan kepada-Nya berupa emas, dupa atau kemenyan, dan mur. Setelah itu, orang-orang Majus ini pulang ke negerinya melalui jalan lain.

Hari-hari ini, Tuhan juga ingatkan untuk sembahyang, yaitu masuk dalam hadirat-Nya melalui doa, pujian, dan penyembahan, serta menaati perintah-Nya. Sembahyang memiliki arti spesifik, yang berasal dari kata ‘sembah’ dan ‘Hyang’. ‘Hyang’ berasal dari kata Sansekerta, bahasa Bali, dan Jawa kuno, yang berarti mahasuci, mahakuasa. Kita sebagai orang percaya, Dia adalah Allah yang kita kenal dan sembah dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kata ‘sembah’ mengandung dua arti, yakni arti sempit adalah masuk, merasakan, dan menikmati hadirat Tuhan dalam doa, pujian, dan penyembahan; serta arti luas ialah taat perintah-Nya.

• Pujian bala tentara surga merespons pemberitaan malaikat tentang kelahiran Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus (Lukas 2 : 11 – 13). Bala tentara surga ini melakukan sembahyang.

• Para gembala merespons pemberitaan malaikat dengan pergi menjumpai bayi Yesus. Setelah melihat Yesus, kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah (Lukas 2 : 16 – 20). Para gembala ini juga melakukan sembahyang.

• Orang-orang Majus dituntun Bintang Ilahi untuk datang ke Betlehem. Mereka sujud menyembah Yesus, dan memberikan persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur (Matius 2 : 1- 12). Apa yang dilakukan orang-orang Majus ini juga adalah sembahyang.

Kelahiran Yesus juga adalah kisah orang-orang yang merespons kedatangan-Nya ke dunia dengan sembahyang. Karena itu, Tuhan ingatkan kita untuk banyak sembahyang dalam perayaan Natal tahun ini. Sebab, 2024 akan diselimuti banyak ketidakpastian seperti yang belum pernah kita alami. Ia akan menuntun kita saat melalui jalan-jalan lain atau yang belum pernah kita tempuh sebelumnya.

Pada 23 Oktober 2023, diadakan perayaan 40 tahun Asia Evangelical Alliance (AEA) di Sentul International Convention Center (SICC) Tower. Saya berbicara tentang Pentakosta Ketiga. Terjadi komitmen melakukan segala upaya dalam menuntaskan Amanat Agung di Asia dan sekitarnya, terutama sepuluh tahun ke depan, sampai 2033. Temanya : “Jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu” (Yosua 3 : 4). Hari-hari ini, semua gereja Tuhan memiliki tujuan menyelesaikan Amanat Agung pada 2033. Dan supaya sampai ke sana, harus lewat jalan-jalan baru yang mungkin belum pernah dilalui. Itulah Pentakosta Ketiga !

Dalam kisah perjalanan bangsa Israel (Yosua 3), mereka harus mengikuti Tabut Perjanjian dengan jarak sekitar 2.000 hasta, atau kira-kira 914 meter, supaya dapat mengetahui jalan yang harus ditempuh. Tidak boleh lebih ataupun kurang, karena akan kehilangan arah dan tidak tahu jalan yang harus ditempuh.

Pengkhotbah 7 : 16 – 17 (TB2)
Jangan terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat. Mengapa engkau mau membinasakan dirimu sendiri ? Janganlah terlalu fasik, jangan bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu ?

Kita juga harus benar-benar memperhatikan agar tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari tabut Allah karena akibatnya fatal. Terlalu dekat di sini adalah terlalu saleh, perilaku yang terlalu berhikmat. Terlalu jauh bisa berarti terlalu fasik dan bersikap bodoh. Kita tidak bisa mengerti kehendak-Nya kalau terlalu jauh dari hadirat Allah.

Amsal 3 : 7 (TB2)
Janganlah engkau menganggap dirimu bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan. 

Pesan Yosua ke bangsa Israel waktu mereka akan berangkat ke Tanah Perjanjian dengan mengikuti tabut ialah, “Kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu” (Yosua 3 : 5). Maka, kita bisa mengerti kehendak Allah kalau menguduskan diri.

Setelah melakukan sembahyang, orang-orang Majus diperingatkan dalam mimpi untuk mengambil jalan lain sewaktu pulang ke negerinya (Matius 2 : 12). Jalan lain merupakan hasil dari tuntunan Tuhan bagi orang-orang yang sembahyang. Jadi, kuduskan diri kita ! Hormati kekudusan, serta hadirat-Nya !

Selamat Natal 2023, dan menyambut Tahun Baru 2024.

Tuhan Yesus Memberkati

Silakan share :