Kuasa Kebangkitan Kristus
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”
(Filipi 3:10-11)
Salah satu tokoh dalam Alkitab Perjanjian Baru yang mengalami perubahan hidup yang sangat drastis adalah Paulus. Lukas menulis dalam Kisah Para Rasul 8 dan 9, bagaimana Saulus, yaitu nama lain Paulus, adalah seorang Yahudi dan Farisi yang hatinya begitu berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan Yesus. Saulus bahkan meminta izin agar diberi kuasa untuk memburu semua pengikut Tuhan Yesus, membawa mereka semua ke Yerusalem, agar semua pengikut Tuhan tersebut mengalami nasib kematian yang sama seperti yang dialami Stefanus (Kisah Para Rasul 7:54-8:1a). Namun segalanya berubah ketika ia mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju ke Damsyik.
Singkat cerita, setelah melalui proses yang tidak pendek, Saulus dibimbing oleh para pengikut Kristus, diterima di dalam lingkaran orang percaya, bahkan akhirnya ikut dalam persidangan penting di Yerusalem (Kisah Para Rasul 15) dan menjadi tokoh yang sangat berpengaruh dalam membesarkan gereja Kristen abad pertama. Dari seorang pemburu pengikut Kristus, menjadi seorang pengikut Kristus yang ‘memburu’ Kristus seumur hidupnya. (Filipi 3:12-14)
Paulus mengungkapkan apa yang menjadi keinginan hatinya dalam Filipi 3:10-11,
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”
Pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju Damsyik dan proses pemuridan yang dia alami sesudahnya, membuat Paulus begitu rindu untuk makin mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, karena kedua hal itulah yang membuat dia mengalami suatu pembalikan total cara pandang dan cara hidupnya. Paulus mengajar jemaat agar sama seperti dirinya, kita pun terus mengejar pengenalan akan Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya. Kita jangan hanya tahu Yesus tetapi tidak mengalami kuasa kebangkitan-Nya, karena justru oleh kebangkitan-Nya lah iman kita hari ini tidak sia-sia. (1 Korintus 15:14)
Mari kita perhatikan beberapa fakta ini: Peringatan kelahiran Yesus, Natal, senantiasa dirayakan meriah oleh banyak orang diseluruh dunia, sementara kematian dan kebangkitan-Nya tidak dirayakan semeriah Natal, padahal oleh karena kematian dan terlebih karena kebangkitan-Nya lah kekristenan menjadi ada. Bagi umat kristiani, kematian dan kebangkitan Yesus menjadi sentralitas man dan keselamatan kita. (Roma 10:9-10)
Semua orang diatas muka bumi ini mengalami siklus yang sama, yaitu lahir dan mati, namun hanya ada satu pribadi yang bangkit dari kematian, bahkan mengalahkan kematian dan hidup selama-lamanya, yaitu Yesus Kristus. Dengan kematian-Nya Ia membuktikan kebesaran kasih-Nya kepada dunia dan melalui kebangkitan-Nya Ia memberikan jaminan keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. (Ibrani 7:22; 25-27)
Sebagai orang yang percaya kepada Kristus marilah kita mengucap syukur dan mengenal dengan sungguh-sungguh akan Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, bahkan mengalami kuasa itu.
THE RESURRECTION
POWER OF CHRIST
One of the characters in the New Testament Bible who experienced a very drastic change in life was Paul. Luke wrote in Acts 8 and 9, how Saul, namely Paul’s other name, was a Jew and Pharisee whose heart was so burning to threaten and kill the disciples of the Lord Jesus. Saul even asked for permission to be authorized to hunt down all the followers of the Lord Jesus, bringing them all to Jerusalem, so that all of the followers of God would suffer the same fate of death as Stephen did (Acts 7:54-8:1a). But everything changed when he had a direct encounter with the Lord Jesus on his way to Damascus.
Long story short, after going through a process that was not short, Saul was guided by Christ’s followers, accepted in the circle of believers, and finally participated in an important trial in Jerusalem (Acts 15) and became a very influential figure in raising the first century Christian church . From a hunter follower of Christ, becomes a follower of Christ who ‘hunts’ Christ all his life. (Philippians 3:12-14)
Paul expressed what his heart desires in Philippians 3:10-11,
“What I want is to know Him and the power of His resurrection and to share in His sufferings, whereby I become like Him in His death, so that I may finally have the resurrection from the dead.”
The experience of his encounter with the Lord Jesus on the road to Damascus and the process of discipleship he experienced afterwards, made Paul long to know Christ and the power of His resurrection more, because those two things made him experience a total reversal of his perspective and way of life. Paul taught the congregation to be like himself, we also continue to pursue the knowledge of Christ and the power of His resurrection. We should not only know Jesus but not experience the power of His resurrection, because it is precisely because of His resurrection that our faith today is not in vain. (1 Corinthians 15:14)
Let’s pay attention to some of these facts: the anniversary of Jesus’ birth, Christmas, is always celebrated lively by many people around the world, while His death and resurrection are not celebrated as lively as Christmas, even though it was because of His death and especially because of His resurrection that Christianity came into existence. For Christians, the death and resurrection of Jesus is the centrality of our man and our salvation. (Romans 10:9-10)
Everyone on this earth experiences the same cycle, namely birth and death, but there is only one person who has risen from the dead, even defeated death and lives forever, namely Jesus Christ. By His death He proved the greatness of His love for the world and through His resurrection He provided assurance of salvation for those who believe in Him. (Hebrews 7:22; 25-27)
As people who believe in Christ, let us give thanks and truly know Christ and the power of His resurrection, and even experience that power.
KRISTUS DAN KUASA KEBANGKITANNYA
1. Kuasa Kebangkitan-Nya Mengubah Jalan Hidup Kita
Dalam 1 Korintus 15:20-22 dikatakan,
“Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”
Dosa membuat arah jalan hidup orang menuju kepada kebinasaan, namun karena Yesus Kristus telah mati lalu bangkit dari kematian dan mengalahkan maut, maka kita semua yang ada dalam persekutuan dengan diri-Nya, sekalipun tubuh fisik kita akan mati, tetapi kita akan hidup kembali dalam kekekalan bersama dengan Dia. Ini adalah kasih karunia yang Allah anugerahkan dan jaminan keselamatan yang Yesus janjikan kepada semua yang percaya kepada-Nya. (Yohanes 3:16; 14:6)
Namun perubahan jalan hidup yang dialami oleh orang percaya bukan hanya berbicara nanti dalam kekekalan itu saja. Oleh karena kebangkitan Yesus dari kematian, perubahan hidup itu pun sudah terjadi sejak kita lahir baru, yaitu sejak menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Perjalanan hidup kita di dunia ini; baik rohani maupun jasmani – diubahkan oleh Tuhan ke arah yang Ia kehendaki. Kebangkitan-Nya yang mulia memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan iman kepada-Nya dan terus dituntun oleh Roh-Nya menuju kepada keserupaan dengan Kristus. (Efesus 4:13-15 bdk. 2 Korintus 3:18)
Karena Yesus bangkit dan hidup, maka kita pun dapat menjalani kehidupan seperti yang Yesus lakukan. Tidak heran Paulus dalam Galatia 2:20 berkata:
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Sungguh, kebangkitan-Nya mengubahkan jalan hidup kita!
2. Kuasa Kebangkitan-Nya Menghancurkan Musuh Kita
Alkitab sangat jelas memberitahu bahwa musuh-musuh kita bukanlah sesama kita, melainkan roh-roh jahat. (Efesus 6:12)
Kebangkitan Yesus dari kematian mengalahkan kuasa kematian dan pengaruh roh-roh jahat yang mencengkram manusia. (1 Yohanes 5:5)
Kalau Yesus tidak bangkit dari kematian, hidup manusia untuk selamanya akan selalu diperbudak oleh dosa dan tidak dapat merdeka dari pengaruh si jahat. (Roma 7:15-20) Namun sebagaimana telah diterangkan diatas, orang-orang yang percaya kepada Kristus juga akan mengalami kuasa kebangkitan-Nya. Karena Dia bangkit mengalahkan maut (Roma 6:9 bdk. Ibrani 2:14), maka kita sekarang memiliki kuasa untuk berkata ‘tidak!’ kepada tipu-muslihat si jahat, dan kita juga memiliki kuasa untuk menghancurkan sepak terjang musuh ini. (1 Yohanes 5:4; Roma 5:17; 6:5)
Kebangkitan Yesus memungkinkan kita untuk menjalani hidup yang tidak lagi diperbudak dosa oleh karena godaan si jahat. (Roma 6:22) Kebangkitan-Nya memberi kita kemerdekaan dan kemenangan; bahkan kuasa untuk melawan Iblis. (1 Korintus 15:57 bdk. Efesus 6:11; Yak. 4:7)
Tidaklah heran, kita dapat membayangkan betapa sukacitanya Paulus ketika ia menerangkan hal tersebut dan bagaimana ia ber-eksklamasi dalam tulisannya sebagai mana dicatat dalam 1 Korintus 15:57,
“Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?”
Betapa besar dan hebatnya kuasa kebangkitan-Nya itu bagi kita.
CHRIST AND THE POWER OF HIS RESURRECTION
1. The Power of His Resurrection Changes Our Way of Life
In 1 Corinthians 15:20-22 it says,
“But the truth is, that Christ has been raised from the dead, the firstfruits of those who have died. For just as death came because of one man, so also the resurrection of the dead comes because of one man. For just as all people die in fellowship with Adam, so all people will be raised to life in fellowship with Christ.”
Sin makes the direction of people’s way of life leading to destruction, but because Jesus Christ died and then rose from the dead and defeated death, then all of us who are in fellowship with Him, even though our physical bodies will die, we will live again in eternity together with Him. This is the grace that God bestows and the guarantee of salvation that Jesus promised to all who believe in Him. (John 3:16; 14:6)
But the change in the way of life experienced by believers does not only speak later in that eternity. Because of Jesus’ resurrection from the dead, this life change has occurred since we were born again, namely since accepting the Lord Jesus as our personal Lord and Savior. The journey of our life in this world; both spiritual and physical – transformed by God in the direction He wants. His glorious resurrection enables us to live life by faith in Him and continue to be led by His Spirit toward Christlikeness. (Ephesians 4:13-15 cf. 2 Corinthians 3:18)
Because Jesus was resurrected and alive, we too can live life as Jesus did. No wonder Paul in Galatians 2:20 said:
“yet I live, yet it is no longer I who live, but Christ who lives in me. And the life I live now in the flesh is lived by faith in the Son of God, who loved me and gave himself for me.”
Truly, His resurrection changed the course of our lives!
2. His Resurrection Power Destroys Our Enemies
The Bible is very clear that our enemies are not our neighbours, but evil spirits. (Ephesians 6:12)
The resurrection of Jesus from the dead defeated the power of death and the influence of evil spirits that gripped humans. (1 John 5:5)
If Jesus does not rise from the dead, human life will forever be enslaved by sin and cannot be free from the influence of the evil one. (Romans 7:15-20) However, as explained above, those who believe in Christ will also experience the power of His resurrection. Because He rose to defeat death (Romans 6:9 cf. Hebrews 2:14), we now have the power to say ‘no!’ to the wiles of the evil one, and we also have the power to destroy the actions of this enemy. (1 John 5:4; Romans 5:17; 6:5)
The resurrection of Jesus allows us to live a life that is no longer enslaved by sin because of the temptations of the evil one. (Romans 6:22) His resurrection gives us freedom and victory; even the power to resist Satan. (1 Corinthians 15:57 cf. Ephesians 6:11; Jas. 4:7)
It is not surprising, we can imagine how happy Paul was when he explained this and how he reclaimed it in his writings as recorded in 1 Corinthians 15:57,
“O death, where is your victory? O death, where is your sting?”
How great and great is the power of His resurrection for us.
“Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.”
(2 Timotius 2:8)
3. Kuasa Kebangkitan-Nya Memperkuat Iman Kita
Saat kita mempelajari bagaimana Yesus dan para murid-murid-Nya berinteraksi, sangat menarik kita temukan bahwa sekalipun Yesus telah beberapa kali memberitahu dan mengajar bahwa diri-Nya sebagai mesias akan mengalami penderitaan dan kematian, murid-murid tersebut tidak sepenuhnya mengerti dan percaya. Mereka sepertinya “beriman penuh” kepada Yesus, namun peristiwa sengsara dan penyaliban Yesus mengguncang diri mereka. Rasul Yohanes mengingat hal ini dengan baik, sehingga semenjak awal tulisannya ia mengungkapkan betapa mereka dahulu tidak percaya penuh akan firman, tetapi semua berubah semenjak kebangkitan Yesus; mereka menjadi percaya penuh akan apa yang dikatakan Kitab Suci dan perkataan yang telah diucapkan Yesus. (Yohanes 2:22)
Salah satu bukti nyata bahwa Yesus benar-benar bangkit adalah para rasul, mereka memberitakan mengenai Yesus bahkan sampai berujung hilangnya nyawa mereka sendiri. Paulus pun memiliki sikap yang sama sebagaimana ditulis dalam 2 Timotius 2:8,
“Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.”
Apabila kebangkitan Yesus adalah sebuah hoax atau tipuan yang dibuat oleh para rasul, maka secara logika tidak akan ada dari mereka yang akan mati karena Kristus. Ini perlu dicamkan karena tidak akan ada orang yang mau mati fisik atas kebohongan yang dibuatnya sendiri. Orang lain mungkin saja mati untuk sebuah kebohongan yang dibuat orang lain, tetapi tidak ada orang yang akan mau mati untuk kebohongan yang dibuatnya sendiri. Para rasul telah melihat sendiri bahwa Yesus bangkit dari kematian, dan berita inilah yang senantiasa mereka sampaikan dalam penginjilan mereka. (bdk. Kisah Para Rasul 2:24-36)
Iman para murid-murid menjadi semakin kuat mengetahui dan percaya Yesus bangkit dari kematian. Hari ini kita pun dengan iman percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, mengalahkan maut dan memberi kita kemenangan! Haleluya!
Pendeta Adrian Rogers pernah berkata (terjemahan bebas),
“Kebangkitan Yesus bukanlah sekedar sejarah dalam dunia kekristenan; tanpa kebangkitan-Nya tidak akan ada yang namanya kekristenan. Kebangkitan-Nya adalah satu doktrin yang mengangkat kekristenan diatas iman lainnya di dunia.”
Kehidupan yang kita miliki sekarang, yang memungkinkan kita untuk bangkit dan jadi pemenang, terjadi karena Tuhan Yesus telah bangkit dan hidup. Amin! (CS)
______________________
(Seluruh ayat yang digunakan diambil dari Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 2023]
CHRIST AND THE POWER OF HIS RESURRECTION
3. The Power of His Resurrection Strengthens Our Faith
When we study how Jesus and His disciples interacted, it is very interesting that we find that even though Jesus had told and taught several times that Himself as the messiah would experience suffering and death, the disciples did not fully understand and believe. They seemed to have “full faith” in Jesus, but the miserable events and crucifixion of Jesus shook them. The Apostle John remembered this well, so from the beginning of his writings he revealed how they used to not fully believe the word, but everything changed since Jesus’ resurrection; they came to fully believe what the Scriptures said and the words Jesus had spoken. (John 2:22)
One of the real proofs that Jesus really rose is the apostles, they preached about Jesus even to the point of losing their own lives. Paul also had the same attitude as written in 2 Timothy 2:8,
“Remember this: Jesus Christ, who was raised from the dead, who was born in the seed of David, that is what I proclaim in my Gospel.“
If Jesus’ resurrection was a hoax or deception made by the apostles, then logically none of them would have died because of Christ. This needs to be kept in mind because no one wants to die physically because of a lie he made himself. Someone else may die for a lie made up by another person, but no one will want to die for a lie made up by themselves. The apostles had seen for themselves that Jesus rose from the dead, and this news was what they always conveyed in their evangelism. (cf. Acts 2:24-36)
The faith of the disciples became stronger knowing and believing that Jesus rose from the dead. Today we also believe with faith that Jesus has risen from the dead, defeated death and gave us victory! Hallelujah!
Pastor Adrian Rogers once said,
“Jesus’ Resurrection is not just history in the world of Christianity; without His resurrection there would be no such thing as Christianity. His Resurrection is a doctrine that elevates Christianity above all other faiths in the world.”
The life we have now, which allows us to rise and be victorious, is because the Lord Jesus has risen and lives. Amen! (CS)
______________________
(Seluruh ayat yang digunakan diambil dari Alkitab Terjemahan Baru Edisi Kedua, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 2023]