Renungan Khusus
Minggu Keempat Desember 2019
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa
Roma 5:12
Dunia Membutuhkan Juru Selamat
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, bukan hanya dosa, melainkan maut menjalar kepada semua manusia.
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Rom 5:12)
Dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaan Tuhan (Rom 3:23), dan mengakibatkan manusia memiliki kencenderungan hati untuk berbuat dosa (Kej 6:5).
Tidak sedikit orang yang mengabaikan arti dan dampak dari dosa. Berapa banyak kita mendengar orang yang berkata: “sudah jangan takut, biar dosanya saya yang tanggung!” Dengan berkata demikian seakan memberikan afirmasi kepada lawan bicaranya untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Perkataan tersebut di atas bukan hanya menunjukkan kesombongan, tetapi juga kebodohan. Bodoh karena tidak tahu betapa mengerikannya upah dosa, yakni maut. Maut bukan hanya bicara soal kematian, bukan hanya mengakhiri kehidupan yang sekarang ini, melainkan suatu keadaan di mana manusia terpisah selama-lamanya dengan TUHAN.
DAMPAK DOSA
Dalam Kitab Kejadian kita melihat bagaimana dampak dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, yaitu:
- Rusaknya Hubungan Manusia Dengan TUHAN
Manusia menjadi terintimidasi oleh rasa malu, takut dan bersalah ketika mengetahui TUHAN ada di Taman Eden dan mendengar TUHAN memanggil mereka. (Kej 3:7-10)
Bukankah intimidasi ini juga yang dirasakan dan dialami oleh mereka yang berbuat dosa? Ada perasaan bersalah, perasaan malu, perasaan takut, perasaan tidak layak yang membuat orang yang berbuat dosa tersebut menghindar dari TUHAN, merasa tidak layak datang ke gereja dan akhirnya, jika tidak segera bertobat ia akan mundur dari iman.
- Rusaknya Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
Bentuk yang paling nampak dari hal ini adalah kecenderungan untuk melemparkan tanggung jawab dan kesalahan kepada orang lain. (Kej 3:12)
Adam melempar tanggung jawab dan kesalahan kepada Hawa. Jika kita memandang dari sudut pandang rumah tangga Adam dan Hawa, pelajaran yang dapat kita ambil adalah di mana ada dosa dalam rumah tangga, komunikasi menjadi rusak, hilangnya keharmonisan serta saling melempar kesalahan dan tanggung jawab.
- Rusaknya Hubungan Manusia Dengan Alam (Kej 3:17-19)
Tadinya tanah menyediakan dengan segala kebutuhan manusia dalam segala kelimpahan, namun akibat dosa tanah kemudian menghasilkan semak duri dan rumput duri, sehingga manusia harus bersusah payah mencari rezeki dari tanah; seumur hidupnya.
- Terpisahnya Manusia dari TUHAN (Kej 3:23-24)
Manusia diusir dari taman Eden dan TUHAN menempatkan kerub dengan pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar untuk menjaga jalan ke Pohon Kehidupan. Tidak hanya sampai di situ, dosa mengakibatkan manusia terpisah dari TUHAN.
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yes 59:1-2)
Keempat hal tersebut di atas bukanlah hal yang main-main, sebab ujung dari semuanya itu adalah penghakiman dan penghukuman atas dunia. Manusia telah melakukan segala daya dan upaya untuk kembali kepada TUHAN. Bukti yang nampak kelihatan adalah begitu banyaknya aliran kepercayaan, agama-agama yang muncul sejak zaman dahulu. Sayangnya tidak ada satu agama pun yang dapat menyelamatkan kita, agama dalam pemahaman sebagai upaya manusia, agama dalam pemahaman sebagai upaya menjaga keteraturan, agar segala sesuatu tidak menjadi kacau. Jika demikian, bagaimana kita dapat terbebas dari dosa?
Salah satu pola yang muncul dalam Perjanjian Lama adalah ketika manusia gagal mengikuti perintah, rencana dan kehendak TUHAN. Memang ada sanksi dan murka TUHAN yang dinyatakan, namun di balik itu juga ada kasih karunia, pengharapan akan keselamatan, pengharapan akan Mesias.
Kej 3:15 merupakan berita injil yang paling pertama muncul (proto-evangelium), di mana dinyatakan bahwa:
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukan kepalamu, dan engkau akan meremukan tumitnya.”
Ayat ini dengan tegas dan jelas menyatakan bahwa yang akan meremukkan kepala si ular adalah “keturunan perempuan” yang adalah TUHAN YESUS KRISTUS.
Banyak tokoh telah muncul dalam sepanjang sejarah manusia; yang mengajar dan berusaha menunjukkan jalan agar manusia dapat kembali kepada TUHAN dan terlepas dari siksaan hari penghukuman, namun tidak ada satu pun dari yang diajarkan terbukti berhasil mencapai tujuan itu. Mereka mungkin menganggap diri mereka “guru selamat”, namun mereka sendiri bukanlah juru selamat. Juruselamat manusia satu-satunya adalah TUHAN YESUS KRISTUS!
“Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus.
Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Luk 2:25-32)
TUHAN YESUS ADALAH JURUSELAMAT DUNIA
Sebagai Juruselamat dunia, konsekuensi yang TUHAN YESUS alami adalah:
- Inkarnasi
TUHAN YESUS harus turun dari Sorga, menjadi seorang manusia, mengambil rupa seorang hamba, serta mengosongkan dirinya.
Peristiwa inkarnasi inilah yang kita peringati setiap tahun sebagai NATAL. Inkarnasi berarti Dia yang sejatinya adalah Roh adanya, harus berdiam dalam tubuh yang sama dengan kita namun tidak berdosa, agar diri-Nya dapat menjadi korban penebusan yang sempurna, darah yang kudus dan tidak bernoda dicurahkan untuk menebus manusia. Bahkan pasca kebangkitan-Nya, Dia tetap ‘terperangkap’ dalam tubuh kebangkitan, untuk dapat terus menjadi pengantara kita dan tinggal bersama dengan kita selama-lamanya.
- Dibuat Menjadi Dosa
DIA yang tidak mengenal dosa, dibuat menjadi dosa karena manusia, supaya di dalam Dia manusia dibenarkan oleh Allah.
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Kor 5:21)
Sebagai korban penebusan dosa, Dia yang tidak berdosa harus memikul semua dosa manusia, agar manusia dapat menerima penebusan dan pengampunan dosa.
Satu-satunya cara manusia dapat memulihkan hubungan yang rusak dengan TUHAN sebagai dampak dari dosa adalah melalui pengampunan dari TUHAN. Berbicara tentang pengampunan, Alkitab menyatakan:
“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” (Ibr 9:22)
Darah yang ditumpahkan untuk pengampunan dosa bukanlah darah biasa, melainkan darah yang kudus, darah yang tidak berdosa, yang tidak bercacat cela. Penumpahan darah hewan korban tidak dapat menghapuskan dosa manusia. Hanya darah DIA, yaitu Yesus; yang tidak bercela dan bernoda.
Dunia membutuhkan Juruselamat, dunia membutuhkan keselamatan.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12)
Natal mengingatkan kita kembali bahwa dunia membutuhkan Juru Selamat! Dan itu artinya Dunia membutuhkan Tuhan Yesus Kristus karena dunia tidak akan pernah bisa menyelamatkan dirinya sendiri. (AR)
Sumber : Warta Pusat HMMinistry