Pdm. Irwan Ambarita

Ibadah raya 1,2 & 3 - minggu, 05 agustus 2018
Rekaman Khotbah : Pdm Irwan Ambarita
Ibadah Raya 1, 2 & 3 – Minggu, 05 Agustus 2018 di GBI Bumi Anggrek Bekasi

Ringkasan Khotbah

Berharap Hanya Pada Tuhan

Mazmur 62:6 Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab daripada-Nya lah harapanku.

Sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahik (Lukas 1:37). Perkataan ini dikatakan oleh malaikat kepada Maria, bahwa sekalipun Elisabeth mandul tetapi Allah membuatnya bisa mengandung.

Ratapan 3:24-26 “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. 

TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN. Manusia seharusnya hanya berharap kepada Allah, karena berharap kepada yang lain selain Allah sama seperti fatamorgana. Fatamorgana di padang gurun saat terik matahari kelihatan seperti air, saat susah atau kesukarang datang maka ketika kita berharap pada yang lain akan mengecewakan. 

Berharap pada manusia. Salah satu kesalahan manusia adalah ketika berharap pada manusia lainnya

a. Berharap cinta

b. Berharap pekerjaan / kedudukan

c. Berharap bantuan / pinjaman

d. Berharap kesembuhan dan masa depan

Mengapa manusia tidak berharap pada Allah:

1. Sikap egois

2. Sikap tidak rela berkorban

Berharap pada manusia, suatu tindakan yang wajar, namun terlalu bodoh untuk dilakukan terus menerus. Bagaimana mungkin manusia tidak merasakan sakit hati dan kecewa, jika harapan hidup diberikan kepada manusia lain yang juga masih membutuhkan pengharapan.

Berharap pada Tuhan.

Mazmur 65:3 Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua yang hidup.

Tuhan mendengar doa dan permohonan atau pengharapan, bahkan dalam hati sekalipun. Mungkin Tuhan tidak selalu mewujudkan harapan kita, tetapi Tuhan akan memberikan segala yang terbaik dan kita butuhkan dalam hidup kita.

Berharap pada Tuhan memerlukan :

1. Kesabaran dan kesetiaan.

Mazmur 12:7 Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.

Kesabaran dan kesetiaan tidak dapat dibuktikan dalam waktu singkat. Waktulah yang dapat membuktikan apakah seseirang sabar atau setia. Orang yang baik belum tentu sabar dan setia, tetapi orang yang setia sudah pasti orang yang baik. 

Pengharapan akan membuat kita mampu untuk sabar dan setia dalam menanti janji-janji Tuhan. Abaraham adalah irang yang sabar dan setia menanti janji Tuhan.

Roma 4:18-21 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

2. Ketekunan.

Roma 8:24-25 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

Pengharapan berkaitan dengan hal yang tidak dilihat. Janji adalah sesuai tyan belum nyata. Namun di dalam janji ada kekuatan, yaitu kekuatan untuk menantikannya dengan tekun.

3. Iman

Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Pengharapan bukan saja buah kesetiaan, tetapi juga butuh iman. Pengharapan tanpa kesetiaan tidaklah sempurna, demikian pula kesetiaan tanpa iman. Dengan iman kita melihat bahwa kita akan memperoleh apa yang kita harapkan.

Iman yang sempurna adalah iman yang disertai dengan penyerahan. Artinya kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Kita boleh klaim janji Tuhan, namun di akhir doa kita hendaknya kita berkata “biarlah kehendak-Mu yang jadi, bukan kehendakku”

Saudara, apa yang sedang diharapkan atau digumuli saat ini?

– Apakah menantikan kehadiran seorang anak?

– Apakah menantikan pemulihan hidup / ekonomi?

Apakah menantikan pemulihan kesehatan?

Apa sebenarnya yang ingin Tuhan lihat, sehingga begitu lama baru Tuhan jawab doa kita? Tuhan ingin melihat kesetiaan, kesabaran, ketekunan dan iman !

Janganlah pernah berhenti berharap hanya pada Allah. Biarlah kita menantikan janji Tuhan dengan setia dansabar. Pengharapan yang disertai iman dan penyerahan akan  menghasilkan mujizat. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Silakan share :