GOSIP


Ilustrasi

Alkisah, sepulang dari sawah, seekor kerbau berbaring di kandangnya dengan wajah capek dan napas yang berat. Saat itu datanglah seekor anjing, temannya.

Kerbau berkata, “Ah, teman lamaku, aku sungguh capek dan besok mau istirahat sehari saja.”

Anjing itu pun pergi dan menjumpai kucing di sudut tembok, ia berkata, “Tadi saya bertemu dengan kerbau, ia besok mau istirahat dulu. Pantaslah, sebab bosnya memberi pekerjaan terlalu berat sih.”

Ketika kucing itu bertemu dengan kambing, ia berkata, “Si kerbau komplain ke bos karena ngasih kerja terlalu banyak dan berat. Besok ia gak mau kerja lagi.”

Saat sedang berjalan, Kambing bertemu dengan ayam, lalu katanya, “Kerbau gak suka kerja untuk bos lagi, mungkin ada bos lain yang lebih baik.”

Kemudian Ayam bertemu dengan monyet dan berkata, “Kerbau gak akan kerja untuk bosnya lagi dan ingin cari kerja di tempat yang lain.”

Saat makan malam, monyet bertemu dengan bosnya dan berkata, “Bos, si kerbau akhir-akhir ini sudah berubah sifatnya, dan ia mau meninggalkan bos untuk kerja dengan bos lain.”

Mendengar ucapan si monyet, bos marah besar dan membunuh si kerbau karena dinilai telah mengkhianatinya.

Ucapan kerbau yang sebenarnya adalah, “Saya sungguh capek, dan besok mau istirahat sehari saja.”

Tetapi lewat beberapa temannya akhirnya ucapan ini sampai ke bos, namun pernyataan si kerbau telah berubah menjadi, “Si kerbau akhir-akhir ini telah berubah sifatnya dan mau meninggalkan bos untuk kerja dengan bos lain.”

Demikianlah. Ada kalanya sebuah ucapan harus berhenti sampai telinga kita saja, tidak perlu diteruskan ke orang lain.

Dan kita yang mendengarnya sebaiknya jangan percaya begitu saja apa yang dikatakan oleh orang lain, meskipun itu orang terdekat kita.

Kita perlu check and recheck kebenarannya sebelum bertindak.

Kebiasaan melanjutkan perkataan orang lain dengan kecenderungan menambahi atau mengurangi, bahkan menggantinya, berdasarkan persepsi sendiri bisa berakibat fatal.

Maka, bila ragu-ragu akan ucapan seseorang yang disampaikan oleh orang lain, sebaiknya langsung bertanya pada yang bersangkutan.

Definisi gosip

1) Menurut kamus Merriam-Webster’s Collegiate, edisi ke-11, gosip diartikan sebagai: “Orang yang kebiasaannya menyingkapkan fakta pribadi atau sensasi orang lain” dan “rumor atau laporan yang sifatnya intim atau pribadi.

2) Etimologi gosip, Bahasa Inggris kuno godsibb – ‘sponsor, wali orangtua anak,’ yang berasal dari God + sib ‘relative [sanak]’. Berkembang dalam Bahasa Inggris tingkat menengah menjadi ‘any familiar acquaintance [kenalan akrab]’ (pertengahan abad ke-14), terutama bagi teman wanita yang diundang untuk menghadiri pesta kelahiran anak bayi, kata ini kemudian berkembang menjadi ‘anyone engaging familiar or idle talk [siapa saja yang terlibat dalam obrolan biasa] (tahun 1560an). Arti kata ini berkembang pada tahun 1811 menjadi “trifling talk [gunjingan], groundless rumor [rumor yang tak berdasar]).'” (Online Etymoloty Dictionary)

3) Dalam bahasa Inggris modern berasal dan berkembang dari perkataan-perkataan kuno yang mendeskripsikan orang-orang yang duduk untuk mengetahui fakta pribadi orang lain dan perkataan ini telah menjadi sebuah arti bukan saja untuk mengetahui fakta-fakta pribadi orang lain itu, tetapi juga untuk menjalarkannya ke mana-mana.

4) Perkataan dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan “pembisik” ialah psithurites, yang artinya ialah “seorang pengumpat rahasia” (Sprios Zodhiates, Complete Word Study Dictionaries).

5) Strong’s Greek Distionary menggunakan ejaan lama, “calumniator” – seorang yang secara terang-terangan membuat pernyataan palsu atau jahat tentang seseorang pendakwa palsu.

6) Filsafat Perancis, Blaise Pascal, di abad ke-17, tidak setuju dengan pandangan ilmuwan sosial itu tentang gosip. Beliau menuliskan: “Saya tegaskan bahwa apabila setiap orang tahu apa yang orang lain bicarakan tentang dia, maka tidak ada lagi persahabatan di dunia ini dan semua hubungan akan putus.

7) Talebearers, orang yang membisikan informasi merugikan tentang orang lain

8) Bahasa Indonesia “fitnah” berasal dari bahasa Ibrani râkìyl, yang “merujuk pada penyebaran rumor atau berita-berita palsu tentang seseorang. Ini selalu digunakan dalam pengertian yang negatif” (Spiros Zodhiates, Complete Word Study Dictionaries, 2003).

9) The Enhanced Strong’s Dictionary mendefinisikan kata ini sebagai “seorang penjual skandal (yang pergi kian kemari); – memfitnah, membawa gunjingan, penyebar gosip” (2011)

10) Backbiters, orang yang bicara tentang kesalahan orang lain dibelakang orang itu.

11) Albert Barnes’ Notes on the Bible menambahkan: “Perkataan ‘backbite’ berarti mengecam; menfitnah; mencela; berkata jahat terhadap [seseorang].

12) Perkataan Ibrani ”râgal – sebuah kata kerja yang dibentuk dari kata “foot,” yakni kaki yang arti sebenarnya ‘berjalan kaki’ dan kemudian ‘pergi kian kemari.’ Dengan demikian perkataan ini berarti pergi kian kemari sebagai pemfitnah atau pengumpat; untuk menyebarkan berita-berita yang tidak menyenangkan bagi orang lain” (komentar pada Mazmur 15:3)

13) Bahasa Ibrani yang diterjemahkan “backbite” yakni orang “yang menyebarkan fitnah dengan lidahnya” adalah “talebearer”, yakni orang yang menyebarkan gosip atau “slanderer” yang disebut “pemfitnah” yang melakukan kejahatan kepada sesamanya dan mencela (“mengaibkan” atau “mencemoohkan”) teman-temannya (Enhanced Strong’s Dictionary dan Spiros Sodhiates’ (Compete Word Study Dictionaries).

14) Tukang fitnah

15) Orang yang bicara melawan orang lain, sering dengan keinginan untuk menyakiti mereka.

16) Membicarakan kesalahan orang lain dimana mereka tidak bisa melakukan apapun terhadap orang itu, orang yang bukan bagian dari masalah ataupun bagian dari solusi.

17) Bicara tentang seseorang  kepada yang lain, apakah itu rumor atau fakta, benar atau salah.

18) Gosip adalah percakapan yang bodoh, terutama menjelekan orang lain

19) Gosip berkaitan dengan kecenderungan mereka mencampuri urusan orang lain.

Allah menyapa kita tentang gossip

  • Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Keluaran 23:1
  • “Jangan engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu,” Imamat 19:16
  • Tapi Tuhan membenci hal ini. Dia mengatakan bahwa orang yang menyebarkan perselisihan diantara saudara merupakan kejijikan bagiNya Amsal 6:16-19
  • Siapa menyembunyikan kebencian, dusta bibirnya; siapa mengumpat adalah orang bebal. Amsal 10:18
  • “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara” Amsal 11:13
  • Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib. Amsal 16:28
  • Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan. Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya. Amsal 18:6-7
  • “Hidup dan mati dikuasai lidah” Amsal 18:21
  • Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut. Amsal 20:19
  • “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib” Amsal 17:9
  • “Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati” Amsal 18:8
  • “Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia muka marah” Amsal 25:23
  • “Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran” Amsal 26:20
  • Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, Mazmur 1:1
  • “Yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya, dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya” Mazmur 15:3
  • Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; Mazmur 34:14
  • Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan melekat padaku. Mazmur 101:3
  • Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! Mazmur 141:3
  • Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Efesus 4:29
  • Gosip didaftar bersamaan dengan dosa terkeji yang pernah ada. Dengarkan Paulus mengurutkan dosa yang memuakan: “penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua,” Roma 1:29,30
  • Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Yakobus 1:26
  • “Itu dinyalakan oleh api neraka” Yakobus 3:6
  • “Tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah. Ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan” Yakobus 3:8
  • Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Yakobus 4:11
  • Dan setan pasti tertawa melihatnya. Gosip adalah permainannya. Iblis menamakannya “fitnah”. Dan dia disebut “pendakwa saudara-saudara kita” Wahyu 12:10

Empat Akibat Buruk Dari Gosip

Menurut Dr. Richard L. Strauss, P.hD

Pertama, hal ini merusak hubungan persahabatan. “Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib” (Amsal 16:28). “Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib” (Amsal 17:9). Kadang gosip dilakukan dengan sengaja dan jahat oleh seseorang yang iri yang sakit hati terhadap teman yang dimiliki orang lain. Jika dia bisa menggali informasi hina apapun, dia bisa menggunakannya untuk memisahkan mereka dan masuk kedalam cela. Dia melihat lebih mudah memenangkan teman dengan menunjukan kebaikan dan ketidakegoisan kepada yang lain. “Saya tidak bermaksud bicara tentang dia, tapi …” “Saya tidak ingin kamu berpikir saya bergosip, tapi …” Dan itulah pisaunya!

Mungkin tidak ada maksud jahat, tapi hasilnya tetap sama. Anda mungkin mendengar tentang percakapan dimana Ellen berkata, “Suzie mengatakan pada saya rahasia kamu dimana saya disuruh tidak mengatakannya padamu.” Jane menjawab, “Mulut ember! Saya menyuruhnya untuk tidak mengatakannya padamu.” Ellen menjawab, “Saya mengatakan padanya kalau saya tidak akan mengatakan ini padamu.” Persahabatan ini sudah hancur. Mereka tidak bisa saling percaya lagi. “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara” (Amsal 11:13).

Kedua, gossip melukai orang. “Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati” (Amsal 18:8). Apa yang anda rasakan saat menemukan orang lain sedang membicarakan hal yang tidak baik tentang anda? Mereka mungkin menikmatinya seperti gula, tapi itu melukai anda bukan? Dan sakitnya mencapai kelubuk hati. Walau kita tahu Tuhan ingin kita mengampuni mereka, kita biasanya bimbang, khawatir, jengkel karena itu, merasa bersalah dan marah terhadap mereka. Kadang itu mulai mempengaruhi kemampuan anda berfungsi secara baik. Dan itu memerlukan waktu lama untuk sembuh. Pikir lagi jika disaat berikut anda merasa ingin membagikan sesuatu tentang orang lain. Apakah hal itu juga kalau dikatakan tentang anda bisa anda terima, walaupun itu benar sekalipun?

Ketiga, Gosip menghasut kemarahan.“Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia muka marah” (Amsal 25:23). Beberapa orang yang paling pemarah yang pernah saya ajak bicara menjadi korban gosip. Mereka jadi murka. Hasil dari kemarahan mereka adalah dosa, dan mereka perlu menyelesaikannya. Tapi orang yang mengatakannya harus tetap mempertanggung jawabkan ketidaktaatannya terhadap Firman Tuhan.

Apakah anda pernah melihat selang air yang tak terkendali? Itu terlempar-lempar, menabrak benda-benda dan membasahi orang didekatnya. Orang-orang itu kemudian tidak begitu senang dengan anda bukankah begitu? Lidah yang terlempar-lempar, menyemburkan gossip, memiliki akibat yang lebih buruk. Suami dan istri telah membuat keluarga dan teman marah terhadap saudaranya melalui pembicaraan tentang kesalahan. Seseorang yang sudah mendengar kekotoran itu tidak bisa melupakannya dan menerima gossip yang dinyatakan. Kemarahan hidup terus.

Keempat, Itu menyebabkan perselisihan.“Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran” (Amsal 26:20). Kita semua mengetahui banyak gereja yang hancur karena perselisihan. Tapi ada satu hal dimana perselisihan bisa tidak muncul jika orang berhenti bergosip. “Apakah kamu tahu apa katanya? Sini saya katakan apa pendapat saya tentangnya. Pembicaraan yang bodoh. Tapi ini seperti kayu yang sedang terbakar. Itu membuat orang tergerak, dan mereka membuat orang lain juga tergerak, dan yang mulanya hanya api kecil menjadi amukan api.

Yakobus memberitahu kita dimana api kecil itu datang. Dia berkata, “Itu dinyalakan oleh api neraka” (Yak. 3:6). Dan setan pasti tertawa melihatnya. Gosip adalah permainannya. Iblis menamakannya “fitnah”. Dan dia disebut “pendakwa saudara-saudara kita” (Wahyu 12:10). Tapi Tuhan membenci hal ini. Dia mengatakan bahwa orang yang menyebarkan perselisihan diantara saudara merupakan kejijikan bagiNya (Amsal 6:16-19). Lalu bagaimana?

Bagaimana Melawan Keinginan Untuk bergosip

Dr. Richard L. Strauss, P.hD

Usulan pertama untuk menghilangkan gossip dari pembicaraan kita adalah mentaati perintah Kristus dan berhadapan langsung dengan orang itu. “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali” (Matius 18:15). Tuhan ingin kita menegur mereka yang bersalah. Jika seseorang melakukan sesuatu yang menyerang kita, bersalah, mengambil kesempatan atau mengagalkan kita dengan cara apapun, atau jika kita mengetahui ada dosa yang serius yang telah dilakukan, kita harus bicara langsung pada orang itu. Jangan kepada orang lain! Hanya kepada dia. Jika hal itu kecil, mungkin kita langsung mengampuninya dan melupakannya. Tapi jika itu penting, kita harus bicara langsung padanya lebih dulu. Dan jika tidak begitu penting sampai harus bicara langsung padanya, maka jelas hal ini tidak bisa dikatakan pada orang lain.

Saya pernah bertanya pada beberapa orang apakah mereka pernah menegur orang yang menyerang mereka, “Ya, dan tidak ada bedanya.” Jadi mereka merasa dibenarkan untuk mengatakan pada orang lain. Tapi ada langkah kedua yang Tuhan berikan, dan bukannya menyebarkan hal itu diantara teman kita. “Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan” (ayat 16). Apakah anda melakukan itu?

Kemudian ada langkah berikutnya lagi. “Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.” (ayat 17). Apakah anda sudah melakukannya? Dalam prosedur ini tidak pernah dikatakan, “OK, sekarang kamu bisa menyebarkannya kesemua temanmu.” Itu bukan pilihan yang Alkitabiah! Dan hal yang konsisten dengan Alkitab dalam menyelesaikan masalah.

Usulan kedua dalam menghilangkan gossip adalah menolak mendengarnya. “Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut” (Amsal 20:19). Jika kita semua mau mengikuti saran ini, gossip tidak bisa menancapkan racunnya. Sangat sulit untuk tidak mendengar saat seseorang memberikan kita informasi kelas tinggi dan sangat rahasia. Itu membuat kita merasa penting karena mereka memilih mengatakannya pada kita. Natur dosa kita yang lama mendorong kita untuk melakukannya dan menyimpannya agar suatu hari bisa digunakan untuk meningkatkan derajat kita. Tapi baik pendengar maupun yang mengatakan sama bersalahnya. Orang bicara karena ada yang mendengar. Jika tidak ada yang mendengar, gossip akan hilang.

Usulan ketiga untuk mengatasi gossip adalah lebih terbuka terhadap kelemahan anda. Kita senang menyimpan kelemahan kita untuk menjaga image. Jika kita tidak sedang rukun dengan pasangan, atau salah satu anak lari dari rumah, atau kita kesulitan dalam pekerjaan, kita tidak ingin orang lain mengetahuinya karena itu bisa menghancurkan reputasi kita sebagai orang Kristen yang baik. Tapi rahasia kita tidak hanya menghalangi penyembuhan yang bisa dilakukan anggota Tubuh yang lain, tapi juga menyediakan tempat bagi rumor. Jika kita secara terbuka membagikan masalah dan secara pribadi meminta dukungan doa dari orang percaya lainnya, kita akan sangat tertolong, dan misteri yang merupakan makanan gossip akan lenyap. Tidak ada alasan untuk gossip jika semua orang sudah mengetahuinya.

Usulan keempat adalah belajar mengasihi. Kita belajar hal itu dari kasih Tuhan kepada kita (1 Yoh. 4:19). Dan saat kita sudah belajar, kita tidak akan bergosip lagi. “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran” (Amsal 10:12). Hal ini disinggung Petrus saat berkata, “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” (1 Petrus 4:8). Hal terburuk dari gossip adalah itu sama sekali tidak mengasihi. Kita tidak menunjukan kasih pada orang yang kita bicarakan. Kita menghancurkannya dihadapan orang lain, dimana kasih seharunya membangun (1 Kor. 8:1). Sebelum kita membuka mulut kita lebih dulu bertanya, “Apakah ini akan membangun orang lain? Apakah ini akan membangun kepercayaan? Apakah ini akan membangun kasih?” Jika tidak, lebih baik tidak dikatakan. Ada banyak hal yang sudah saya katakan, yang saya harap bisa saya tarik kembali. Tapi sudah terlambat! Perkataan yang tidak dipikir, tidak kasih tidak bisa ditarik kembali. Belajarlah mengasihi!

Ada satu usulan lagi, yang paling jelas dan penting, tapi kurang digunakan. Minta Tuhan menolong menjaga lidah anda. Pemazmur berkata. “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku” (Maz 19:14). “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” (Maz 141:3). Tuhan senang menolong orang yang dengan rendah hati mengakui kebutuhan mereka dan meminta pertolonganNya. Maukah anda mencobanya? Dia akan menolong anda menaklukan kebiasaan gossip anda.

Mereka yang menggosip akan diminta pertanggungjawaban

1) “Tetapi Aku berkata kepadamu setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum” (Matius 12:36-37).

2) “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34).

3) Cukup membuat Allah marah

4) Gosip itu adalah dosa. Dan semua dosa mendatangkan hukuman mati (Roma 6:23). perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas; penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah…” (Roma 1:18-19, 28-30). Versi NIV menunjukkannyadalam empat kata terakhir; “mereka adalah pengumpat, pemfitnah.”

Apa yang dapat kamu lakukan jika kamu menjadi korban gosip yang tak beralasan?

  1. Pertimbangkan penyebabnya

    Cobalah pahami apa yang mendorong orang bergosip.

    Ada yang berbuat begitu untuk meraih popularitas, membuat mereka kelihatan tahu segalanya. “Mereka ingin orang lain menganggap dirinya keren hanya karena mereka bisa membicarakan orang lain,”

    Kurang percaya diri dapat menyebabkan beberapa meremehkan orang lain hanya supaya mereka merasa lebih baik.

    “Orang-orang merasa bosan,” katanya. “Mereka ingin menciptakan sensasi dan membuat hidup lebih menarik dengan memulai gosip.”

    2. Kendalikan emosimu.

    – Orang yang terluka akibat gosip yang berbahaya dan tidak mengendalikan rasa malu serta marahnya dapat bereaksi secara berlebihan sehingga belakangan menyesalinya.

    – “Ia yang cepat marah akan melakukan kebodohan,” kata Amsal 14:17.

    – Meski ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, pada saat inilah kamu terutama harus menahan diri lebih daripada biasanya.

    – Jika kamu dapat melakukannya, kamu tidak akan jatuh ke dalam jebakan yang sama dengan orang yang menggosipkan kamu.

    3. Pahami niat yang sesungguhnya.

    – Tanyalah dirimu, ‘Apakah aku yakin bahwa yang aku dengar itu memang mengenai diriku?

    – Apakah itu gunjingan atau kesalahpahaman yang serius?

    – Apakah aku terlalu cepat tersinggung?’

    – Tentu saja, tidak ada alasan yang bisa membenarkan gosip yang berbahaya.

    – Namun, reaksi yang berlebihan bisa menimbulkan kesan yang lebih buruk tentang dirimu ketimbang gosip tersebut.

    Pertahanan Terbaik

    Alkitab mengakui bahwa “kita semua sering kali tersandung”, dan menambahkan, “Jika seseorang tidak tersandung dalam perkataan, ia adalah manusia sempurna, juga sanggup mengekang seluruh tubuhnya.” (Yakobus 3:2) Jadi, tidaklah bijaksana jika kita selalu menanggapi dengan serius setiap omongan tentang diri kita. Pengkhotbah 7:22 mengatakan, “Hatimu tahu benar bahwa engkau, ya, engkau, juga telah sering kali menyumpahi orang lain.”

    Sewaktu menjadi korban gosip yang berbahaya, pertahanan terbaik adalah tingkah lakumu yang baik. Yesus mengatakan, “Hikmat dibuktikan adil-benar oleh perbuatannya.” (Matius 11:19) Jadi, cobalah untuk benar-benar bersikap ramah dan pengasih. Kamu mungkin tidak akan menyangka betapa cepatnya hal itu dapat menghentikan gosip—atau, setidaknya kamu bisa lebih tahan menghadapi dampaknya.

    Gbu

    Sumber : dari berbagai sumber

    Note : Richard L. Strauss authored nine books, and served as pastor of churches in Fort Worth, TX, Huntsville, AL. He was pastor of Emmanuel Faith Community Church in Escondido, CA from 1972 to 1993 when the Lord called him home.

Silakan share :